Bukan karena kentang goreng dan segelas milkshake yang jatuh, tapi karena dia yang katanya tak sengaja menendang benar-benar tak menunjukkan rasa bersalahnya.
"Eh, sorry, gue ga sengaja."
Tapi wajahnya tersenyum.
Sudah jelas dan sudah pasti dilakukannya dengan sengaja.
"Rose, udahlah, kali aja emang ketendang."
Tapi Rose tetap berjalan menghampiri si pelaku tadi.
Sebenarnya Rose buka tipe orang yang gampang tersulut dan memilih menyelesaikan masalah dengan otot.
Tapi, beda perkaranya jika ada orang lain yang mencari gara-gara lebih dulu. Rose tak akan segan melabrak. Tidak peduli ada banyak pasang mata yang melihat, Rose bisa berlaku lebih kasar dari biasanya.
Braakkk!
Tendangan dibalas dengan tendangan.
Dan tiga orang yang sedang duduk mengobrol di sana langsung tersentak.
Rose berdiri tegap di samping mereka dengan tangan yang terlipat di depan dada.
"Maksut lo apa?"
Yuju yang seketika bisa membaca situasinya langsung berdiri tepat di hadapan Rose, "Kenapa?"
Rose mendecih, "Ada masalah apa lo sama gue dan temen-temen gue?"
"Ah.." Yuju tertawa kecil, "Lo yang tadi? Kan, gue udah bilang sorry."
Ekspresi yang sama seperti di awal pertemuan mereka kembali Yuju tunjukkan. Senyum yang mengejek dan merendahkan.
"Gue ga tau siapa lo dan-"
Rose langsung menghentikan ucapannya ketika ia melihat seorang gadis yang berdiri di belakang Yuju dengan ekspresi bingungnya.
Rose langsung tertawa, "Oh, Bangchan."
"Hah?"
Rose mengalihkan perhatiannya dan menatap Jihyo dari ujung rambut sampi ujung kaki.
"Kalo ini emang masalah orang lain, sebaiknya lo ga usah ikut campur."
Yuju bisa langsung menangkap arah pembicaraan Rose.
Dia pasti tau jika gadis di belakangnya adalah Jihyo. Dia pasti tau jika gadis di belakangnya adalah pacar Bangchan.
"Terus lo sendiri apa?"
Baru saja Rose mau kembali membalas, lengannya sudah ditarik dari belakang oleh seseorang.
Jiho, yang menggeleng dan menatapnya, seakan menyuruh Rose untuk menghentikan keributan ini.
Pandangan Jiho dan Jihyo langsung bertemu.
Dua orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi memiliki satu urusan yang sama dengan seseorang.
Kedua diam, masih beradu tatapan.
Hingga tanpa disadari Jiho menurunkan pandangannya, menghindari tatapan mata langsung dengan Jihyo.
Walaupun sekilas, Jihyo bisa melihat ada kilatan perasaan takut dan perasaan bersalah yang ditunjukkan oleh Jiho.
Bahkan hanya dengan seperti ini pun, Jiho sudah merasa kalah.
Karena memang, sejujurnya, bagaimana pun cerita dan alasannya, posisinya tak bisa dibenarkan.
"Oh, jadi ini si perusak hubungan orang?"
Solbin yang sejak tadi duduk diam tiba-tiba langsung buka suara.
Solbin yang sedari dulu menjadi orang yang paling tidak percaya, jika Bangchan selingkuh, menjadi blak-blakan seperti ini.
Jihyo langsung menarik lengan Solbin, menghentikannya sebelum mengucapkan kata yang tidak-tidak, yang semakin menarik perhatian banyak orang.
"Ya emang bener, kan, dia PHO-"
Solbin seketika menghentikan ucapannya sewaktu Jiho tersenyum.
"Kenapa selalu orang ketiga yang disalahkan?"
Air wajah Jiho seketika berubah, "Karena orang ketiga ga akan masuk kalo yang punya rumah ga pernah buka pintunya."
"Terus lo ngapain berdiri di depan rumah orang?" Sahut Solbin.
"Minta sumbangan?" Sambung Yuju sarkas.
Jiho kembali terdiam.
Air wajah Jiyo berubah. Matanya menatap sayu.
Pemikirannya selama ini terhadap kondisi hubungannya dan kehadiran orang ketiga seketika berubah.
Memang bukan sepenuhnya salah Jiho, jika bukan karena Bangchan yang membuka hatinya.
"Gue ga mau memperumit keadaannya."
Seluruh perhatian kini beralih pada Jihyo.
"Gue mundur."
"JIHYO! JANGAN BEGO LAH!"
"Tapi please, biarin gue nyelesaiin urusan gue sama Bangchan dulu. Selepas itu, terserah kalian."
"KAK BANGCHAN! KAK JIHYO SAMA KAK JIHO TUBIR!"
heart shaker 💘
maafkan aku jiho membuatmu seperti ini ㅠ.ㅠ
don't hate jiho ya gaes wkwk
dia cantique loh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
