"KRIIING!!!" seperti yang diandalkannya. Jam beker hitam yang kelihatan usang masih dengan gagahnya membisingkan seisi rumah. Dari jendela apartemen dapat terlihat kota Frankfurt telah memasuki rutinitasnya. Lalu lintas padat. Orang berhamburan di jalan. Dan bau sarapan. Pastilah semua orang akan tergugah ketika mencium bau sarapan.
Namun, Joni tak peduli dengan keramain ataupun bau sarapan. Secepat kilat jam beker dimatikannya. Sedikit berusaha membuka mata dan wanita. Wanita???
"SARAH? APA YANG KAU LAKUKAN DIKAMARKU!?"
Tak ada ekspresi terkejut dari wanita itu. Ini bukan pertama kalinya joni melakukan hal itu. Dia memang pria yng malang. Pengangguran. Bodoh. Dan tampan. Ya, dia memang tampan dengan mata biru gelapnya. Dan mungkin kalau disebut pengangguran, dia bukan pengangguran juga. Untuk sementara waktu dia senang bekerja part time di sebuah cafe yang saat ini mulai disukai para gadis remaja karena kehadirannya. Mungkin mereka tak menyadari bahwa usia joni sudah lebih dari ¼ abad. Begitulah remaja.
"JONI!" Bentak wanita itu. Untuk ke-2 kalinya joni terbangun.
"Hmm!" joni menarik selimut hingga menutup mukanya dan melihat tubuhnya. "APA??? KENAPA AKU TELANJANG?" sambil membuka selimut yang menutupi mukanya, dia berteriak dan terkejut untuk ke-2 kalinya. Tatapan tajamnya menuju ke sarah dan ...
"ah sudahlah, jika dirimu yang menelanjangiku, aku rela. Tapi biarkan aku tidur 5 menit lagi." tersungging senyum di bibir tipis joni. Sungguh menawan.
muka sarah memerah. Salah tingkah. Terpaku. Di depannya ada pria tampan telanjang yang hanya sedikit tertutup selimut. Sarah melihat wajah joni yang tampan turun ke dadanya yang terlihat berisi dan perutnya yang terlihat membentuk kotak-kotak kecil dan ...
"KRIIING!!!" jam beker berbunyi kembali. Pukul 7.15.
"Ya tuhan. Aku akan terlambat." Sarah bergegas mengambil jam beker dan dimasukkannya dalam tas. Sambil memakai sepatu kerjanya, dia memperingkatkan joni "bangun dan kembalilah ke rumahmu. Waffle dan coklat hangat ada di dapur. Sarapanlah jika kau mau. Aku berangkat." Sarah bergegas keluar dan mengunci pintu dan lari melewati lorong. Mengunci pintu???
Astaga Joni.
"BRAK!" pintu terbuka dengan sadisnya. Dan untuk ke-3 kalinya joni terbangun.
"joni.., ini kuncinya" dilemparkan kunci itu dengan sekuat tenaga dan salah sasaran. Kunci tersebut tepat mengenai masa depan joni.
"aaahh..." tak ada teriakan. Namun yang terdengar hanya desahan menahan betapa sakitnya itu.
"ASTAGA" sudah tidak ada waktu untuk terkejut. "Maaf kunciku mengenai kuncimu. Letakan kunciku ditempat biasanya!" Sambil berlari sarah berteriak seperti orang bodoh.
indra penciuman joni bekerja. Aroma waffle. Sambil memegangi harta masa depannya ia menuju dapur. Entah kenapa meja makan sarah berada di sisi jendela yang menghadap kota Frankfurt. Aneh. Tapi joni juga menyukai hal tersebut. Menikmati sarapan dengan memandang kesibukan seluruh kota. beberapa potong waffle dengan secangkir coklat hangat dan juga kesadisan yang telah sarah lakukan telah mengembalikan nyawanya.
Pagi yang menyenangkan.
Kota Frankfurt berada pada jam kerja. Mobil sarah merupakan salah satu mobil yang sedang berbaris di jalan menembus kemacetan.
Sepertinya aku terlambat
Muka sarah kembali memerah. "dasar pria pemabuk"
-bersambung-
YOU ARE READING
Rain, Run!
RomanceKedatangan seorang gadis mungil pada kehidupan sarah dan joni akan membuat mereka berpikir kembali akan masa depan. Sebuah ikatan yang telah lama ditinggalkan hingga dilupakan mereka akan kembali dirajut. Ikatan keluarga. Persahabatan. Pekerjaan. Da...