Taman kota yang tak jauh dari apartemennya, Joni menghabiskan makan siang dengan memandangi aktivitas yang terjadi di tempat tersebut. Menyenangkan. Banyak sendau gurau didengar telinga Joni, ketika dia melihat orang bahagia, dia akan merasakan kebahagian itu pula. Apakah kebahagian itu menular?. Pikir Joni
Tak lupa Joni membawa bekal makan siangnya sebelum kesini. Ia telah membeli beberapa potong sandwich yang terlihat ingin diminta untuk segera dia makan. Ketika menikmati beberapa gigitan, sial bagi Joni. Langit terlihat tidak mendukungnya disini. Kali ini taman Frankfurt terlihat mulai gelap abu-abu. Hujan. Itulah yang terlintas dipikiran Joni. Mau tak mau ia segera membereskan makan siangnya. Dia bergegas pulang, sebelum badai menghempaskan tubuhnya. Terlambat bagi Joni, sesaat keluar dari taman. Langit sudah tak kuat membendung dan memuntahkan isinya. Hujan deras. Joni melihat keadaan sekitar. Halte!. Dia melihat tempat untuk berteduh. Dengan reflek yang cepat, dia berlari seperti kuda yang dicambuk penunggangnya. Dia berlari hanya memikirkan untuk meneyelamatkan sisa bekal makan siangnya. Ada seorang gadis yang juga berlari ke arah halte. Joni terlambat menyadarinya. Ketika mencapai halte, mereka bertabrakan dan gadis itu hampir jatuh kedalam genangan air. Gadis itu bertahan dari jatuh karena, tangan dia ditahan oleh tangan Joni yang secara reflek dipeganginya. Di saat itu pula, kedua bola mata mereka saling menatap begitu dalam.
Gadis yang manis. Pikir Joni.
Mata yang indah. Pikir gadis tersebut
Belum sempat joni menarik tubuh gadis ini agar jatuh ke pelukannya, sebuah mobil melintas dan menyipratkan banyak air ke tubuh mereka. Hal tersebut membuat keduanya terkejut, hingga joni melepaskan tangannya. Karena tidak ada yang menahan lagi, tubuh gadis ini jatuh ke dalam genangan air. Tentu saja joni tidak sadar apa yang telah dia perbuat.
Kupikir akan terjadi hal romantic kayak di film-film. Ah, akan aku kutuk mobil tadi. Umpat dalam hati gadis sambil menoleh kearah mobil.
"Maaf, kamu tidak apa?" Joni menjulurkan tangannya dan membuat terkejut gadis tersebut.
Gadis tersebut kembali menatap bola mata biru gelap itu. Dia seperti telah terkena daya magis dari pesona Joni. Seketika wajahnya memanas. Ah, terlalu tampan.
Karena malu dengan posisinya saat ini, gadis tersebut langsug berdiri tanpa menerima bantuan tangan Joni. Dia membelakangi Joni.
"Kamu tidak apa?" Tanya Joni khawatir
"A.. a. aku ..." ucapan gugupnya berhenti karena disaat itu pula ada bis yang berhennti dihalte tesebut. "Aku pergi dulu" berlari kedalam bis adalah pilihan tept gadis tersebut. Dia tak mau terlihat memalukan di depan pria tampan yang baru ditemuinya. Ketika telah memasuki bis, gadis tersebut melihat kearah joni yang masih terpaku di tempatnya. Gadis tersebut memegangi pipinya yang kembali memanas.
"Hai nona!?" entah kali ke berapa sang sopir memanggil gadis tersebut untuk menyadarkan lamunannya.
"Ah, iya?""Apa kamu baik-baik saja?"
"Iya,"
"Apakah pacarmu juga akan naik?" sang sopir bis melirik kearah joni berada
Pacar?? Wajahnya kembali memerah, dan tangannya kembali memegangi pipinya. Sang sopir terheran dan tersenyum terkekeh. Tanpa ada jawaban dari gadis tersebut sang sopir melanjutkan perjalanan bisnya.
Ah! Aku didalam bis??? Gadis tersebut mulai tersadarkan diri dan jadi panik"Tuan, mengarah kemana bis ini?" Tanya polos gadis tersebut. Yeah, semakin jauh dari tujuan.
Sarah terlihat lelah. Dia memasuki gedung apartemennya, disana terlihat tidk terlalu ramai seperti biasanya. Sarah berhenti. Bibirnya tak bisa berkata-kata. Tangannya digenggam erat-erat. Dia meremas jari-jarinya sendiri. Dia hanya menatap ke satu sosok yang dia kenali. Tidak akan mungkin dia melupakan orang tersebut. Lili.
-Bersambung-
YOU ARE READING
Rain, Run!
RomanceKedatangan seorang gadis mungil pada kehidupan sarah dan joni akan membuat mereka berpikir kembali akan masa depan. Sebuah ikatan yang telah lama ditinggalkan hingga dilupakan mereka akan kembali dirajut. Ikatan keluarga. Persahabatan. Pekerjaan. Da...