bab 1 - halaman 2

1.1K 81 1
                                    

Wanita yang sudah rapih dengan pakaian kerjanya dan blezer yang menjadi penutup tubuhnya itu berjalan menuju kantor tempat ia bekerja.

Dengan santai dan perasaan yang tenang wanita itu menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya di trotoar.

Dan dari kejauhan di dalam mobil berwarna hitam itu, mengikuti wanita itu dengan perlahan lahan agar tidak di ketahunya.

"kau terlihat sangat cantik hari ini..." gumam lelaki di dalam mobil.

Wanita yang menggeraikan rambutnya itu berdiri di halte bus, menunggu bus datang menjemput.

Mobil berhenti tepat di depannya, dan membuka kaca hitam mobil itu,

"kau menunggu ku? Atau bus? " ucap leo teman sekantor wanita itu.

"ayo masuk sheril... " ajak leo teman sheril.

Sheril pun masuk kedalam mobil dengan senyum yang merekah,

"aku pikir kau orang asing yang akan bertanya pada ku untuk ke suatu tempat" ucap sheril saat tiba di dalam mobil leo.

"bagaimana hari mu?" tanya leo sambil menyetir.

"baik, tapi aku selalu takut setiap hari nya" ucap sheril.

"kenapa? Apa ada masalah?"

"aku merasa, aku selalu di amati oleh seseorang setiap harinya"

"mungkin hanya perasaan mu saja" ucap leo lalu tersenyum menatap sheril.

"semoga saja begitu" ucap sheril menatap sekilas pada leo lalu tersenyum.

Setibanya di kantor, leo dan sheril langsung menuju meja masing masing, dan sheril mendapatkan surat dan setangkai bunga merah.

Sheril bingung akan benda yang ada di mejanya.

"dari siapa bunga itu?" tanya leo.

"tidak tau" balasnya.

Sheril membuka surat yang berwarna hitam dan membacanya.

'jangan setakut itu pada ku, aku mohon' 

Sheril langsung teringat pada kejadian semalam dan ekspresi sheril yang takut membuat leo merebut surat itu dan membacanya.

"dari siapa ini? Apa maksudnya? Sheril" tanya leo dan menyentuh pundak sheril.

"sudahlah lupakan, mungkin itu hanya orang asing saja atau orang yang iseng" ucap sheril menenangkan tetapi dirinya saja belum tentu tenang.

"tapi--"

"sudahlah leo ayo kemeja mu, cepat" ucap sheril memotong ucapan leo.

Sheril mendorong leo agar pergi ke meja kerjanya, dan leo pun menurut.

Sheril mengambil surat dan bunga itu dan sheril pun membuang nya pada tong sampah yang tersedia di depan meja kerjanya.

penguntitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang