One, two, three ....
"Huallooh! Nama gue Arsen. Kenalan dulu, yak, biar kita enggak seleg."
Rachell menggelengkan kepala sedangkan Kevin dan Faza terkekeh melihat salam pembuka Arsen yang kelewat najong.
"Udah siap belom lo pada kenalan sama kita-kita?"
"Ck! Banyak gaya. Cepetan!" amuk Rachell.
"Iya, iya, Sayang. Buru-buru banget, deh! Pembaca ntar balikin bukunya ke Karos, kan, mati kita."
Mata Faza membulat, bisa tambah jadi anggota paling miskin nanti dia kalau Kak Nindy minta duit ganti rugi.
"Nama gue Arsen Ardianysah. Singkat dan rada aneh, kan? Emang si taik, Qey! Bikin nama gitu doang!"
Suara dehaman membuat Arsen menyunggingkan senyum Pepsodent, pertanda ia meminta maaf pada Rachell.
"Jadi gue tuh anaknya alim banget."
"Preettt! Berak anj*ng!"
Pekikkan ketidakterimaan Faza membuat mata Arsen membulat, "Diem lo! Bagian gue ini, lo ntar ada sendiri, Ibab!" amuknya sembari melempar kunci mobil.
"Pembaca, Sabar! Jangan banting novelnya. Kalian dah bayar, woi!"
"Oke. Yang real aja. Gue itu tengil tapi ganteng. Pokoknya semua ketampanan itu milik gue, selebihnya lo nilai sendiri, deh, ntar kalau udah baca. Intinya gue itu perfecto mamamia lezato!"
"Sayang, Cintaku! Kamu ...."
Faza dan Kevin langsung berlagak mual. Nasib mereka begitu apes harus menjadi pemeran pendukung di kisah ternajisun Arsen.
Rachell duduk gelisah. Ia merasa bahwa menjadi pemeran utama dalam sebuah novel cukup membuat tubuhnya panas-dingin. Apalagi kalau disuruh kenalan begini.
"Em, gue Rach ...."
"Eh, ketinggalan Bangsul! Gue tajir melintir."
Fyuh! Andai saja lelaki yang baru saja menyerobot suara di perkenalan perdananya bukan Arsen, si nggak punya otak, pasti sudah Rachell kirim boneka santet itu manusia. Ngeselin parah, sumpah!
"Lanjut, Sayang."
"Gue Rachell. Gue itu ... cewek yang sekarang ditunangin sama Arsen. Kepaksa sebenernya, cuman mau gimana lagi. Demi persahabatan Mami Papi, Gue harus rela berkorban, kan?"
"Eh! Kok gitu?"
Dan, meledaklah tawa Faza serta Kevin. Dari sekian banyak cewek yang ada di hidup Arsen, memang Rachell seorang ahlinya pembuat sumbu pendek Arsen terbakar.
"Lo, Kev!"
Kevin mengangguk, memberikan senyum terbaik pada Rachell yang memberikan ia kesempatan untuk perkenalan, mengabaikan tatapan tajam, bukti kecemburuan Arsen. Kevin memulai dengan kata 'Hai' untuk sapaan pertamanya.
"Kevin Wijaya. Gue begini. Udah gitu aja. Ibab sekarang lo." Selalu tak banyak bicara, memang begitulah sosok Kevin.
"Wahai, para manusia. Emang gue doang kok yang binatang. Gue doing!" sungut Faza pada tiga orang di hadapannya. "Nama Gue Fazarick Magrib. Nggak lahir pas Magrib kok. Jangan pada sok tahu, yak! Magrib tuh nama keluarga Papa gue, terus bla ... bla ... blaaa ...." Si banyak omong, Faza. Ceriwis memang. Saking panjangnya kenalan, Faza sampai tidak sadar jika para pemeran lain sudah undur diri ke alam antah-berantah.
"Nah, sampe mana tad ... weh, yang lain pada ke mana? Saos Tar-Tar! Arsen, Rachell, Kev. Lo pada di mana. Woiii, Penghuni NERAKA JAHANAM!"
"Si Ibab! Bye Pembaca! Selamat menikmati kisah jahanam yang bukan gue pemeran utamanya!"
"Weiii! Kalian di mana, weii! Bilangin bapak gue, nih!"
*
*
*
Note:
1. Sudah pernah tayang sampai ending di Wattpad, jadi tidak akan di posting ulang disini.
2. Versi cetak, ketersediaan stoknya bisa teman-teman tanyakan kepada Penerbit Karospublisher
3. Ebook (versi full chap & ekstra chap) tersedia di KaryaKarsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Kawin!
RomanceGenre : Comedy-romance Rate : Dewasa (18+) Note's: Harap Membaca Dira & Dipta after Marriage (Cerita Oma & Opa Arsen) & Cacha-Deodorant (Ortu Arsen) : Versi cetak dapat di dapatkan di Karospublisher jika masih tersedia. Blurb Kawin...