1◾ Pertemuan

34 6 0
                                    

Dunia Bersamamu - TheOvertunes

****

"Aduh... Bang udah deh rangkulan-rangkulannya malu diliatin orang," keluhan Ghia daritadi tidak digubris oleh Edo. Sepanjang koridor ia malah senyum-senyum gak jelas, pasalnya hari ini sedang ramai karena ada kegiatan MOS. Semua siswi melihat kearah Ghia seperti tidak suka dan berbisik-bisik, kan risih diliatin begitu ditambah dirangkul cogan. Makin panas tuh haters.

"Udah tenang aja jangan didengerin bisikkan para setan, mereka aja yang iri sama lo Ghi,"

Saking kesalnya Ghia melepaskan rangkulan Edo secara paksa "Gih pulang lo bang ke habitat lo gue mau cari sahabat gue!" Ghia tergesa-gesa meninggalkannya. Sedangkan yang ditinggalkan malah terkekeh. Lucu banget, bangsat!

"Sampai ketemu lagi bidadari."

***

Setibanya Ghia di depan mading ia menganga bagaimana tidak itu orang pada desak-desakkan, dorong-dorong gak jelas cuman pengen tau kelas. Memang disekolah ini terlalu ambisius banyak yang menginginkan masuk jurusan IPA tentu itu hanya untuk orang-orang yang berprestasi tapi SMA 11 Bangsa ini juga predikatnya bagus dalam akademik ataupun nonakedemik. Ghia bersyukur bisa sekolah disini karena ia mendapatkan beasiswa.

Niat Ghia untuk melihat daftar kelas seketika hancur. Ia segera merogoh saku roknya, men-chat sahabatnya di grup.

ReZaLi Squad

07:17

Reghia Tsa : Guys, klian dapet kelas apa?

Reghia Tsa : Woy sompret bals kek?

Reghia Tsa : Shbat macam apa klian? Klian dimna? Urang linglung:v
(read: aku kesasar)

Livia A : Bicik lu kutu! Kite diblkang lo

Sontak Ghia langsung mengangkat wajahnya dan berbalik. Terlihat wajah dua sahabatnya, yang cewek wajahnya ditekuk sedangkan si cowok wajahnya berseri-seri.

"Liv, kok muka lo asem banget ya gak enak dipandang gitu," Ghia ngehina atau muji sih?

Ghia beralaih memandang si cowok heran "Terus lo kenapa daritadi senyum mulu itu gigi lo kering nanti. Bahagia banget kayaknya, dapet lotre lo?"

"Yoi, gue dapet lotre. Akhirnya gue terpisahkan sama si Livi dan lo sama gue sekelas. Uhuy Mancay." Fazzan Darmawan bersahabat dengan Livia Anggraeni dari orok sampai sekarang tidak pernah terpisahkan dan sekarang Fazzan bahagia karena tidak terkungkung lagi dengan Livi.

Fazzan mengajak Ghia berhige five dan dibalas dengan Ghia kaku. Karena ia bingung, Livi terlihat sedih sedangkan si Fazzan ogeb bahagia padahal tahun kemarin mereka sekelas.

"Yah, Livi jangan sedih dong walaupun kita gak sekelas kita tetap kok bakal belajar bareng." rayuan Ghia meluluhkan Livi. Ia pun mengangkat wajahnya dan tersenyum simpul.

"Gue gak sedih Ghi, gue cuman kesel si Ozan daritadi ngeledek mulu kayak bahagia banget gue gak sekelas sama lo." kesal Livi mengebu-gebu.

"Dih, gue bahagia karena lo gak sekelas lagi sama gue. Gue cape sama ke-ce-re-we-tan lo." Fazzan menekan setiap suku kata. Livi semakin memberengut kesal, ia pergi meninggalkan Ghia dan Fazzan sambil menghentak-hentakkan kaki. Dan Fazzan dengan gilanya malah tertawa.

"Sinting lo!"

"Yee, ini tuh misi yang mau gue jalanin Ghi. Tenang aja semuanya pasti rebes." Fazzan dengan pedenya membusungkan dada dan menepuk-nepuknya bangga. Gilanya kumat.

"Jijik lo ah." Ghia berlalu sambil menoyor kepala Fazzan. Meninggalkan Fazzan sendirian.

"Ya Allah, daritadi gue dihina mulu sama si Ghia. Nasib cowok ganteng."

***

Mimpi yang indah adalah dambaan semua orang, apalagi jika kita bermimpi dengan seseorang yang selalu dirindukan. Raven selalu bermimpi bertemu seorang wanita yang sangat cantik. Dimimpi itu mereka dipertemukan ditempat yang luas dengan tumbuhan ilalang dengan jarak yang begitu jauh. Tidak ada pelukan. Tidak ada sentuhan. Tidak ada perkataan yang dilontarkan. Hanya tatapan yang mengartikan seolah ada rindu yang tersampaikan ketika bertatapan.

Senyumnya yang menenangkan dan menawan membuat Raven ingin sekali berlari memeluknya tetapi ketika ia berlari tiba-tiba ia terjatuh ke dasar jurang yang paling dalam dan membuat Raven terbangun dari mimpi indah itu sekalipun terburuk diakhirnya.

Mimpi itu. Selalu sama.

Dan hari ini Raven bermimpi lagi dengan keadaan yang mengenaskan. Peluh keringat dipelipisnya. Bau alkohol menyengat yang berasal dari bajunya. Raven mengedarkan pandangan, menghela nafas dia berada di kamar apartemennya bukan di dasar jurang itu.

Raven lantas beranjak dari kasur kingsize kesayangannya dan membuka gorden. Membereskan apartemennya yang berantakan ini dan berniat untuk tidak masuk sekolah karena percuma jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Ini semua karena pesta semalam merayakan akhir liburan sekolah dan pulang dini hari tadi bersama teman tongkrongannya.

Lagipula Raven berniat untuk tidak sekolah, karena hari ini ia akan mengunjungi tempat yang sudah 5 hari ini ia belum kunjungi.

Pemakaman Ibu.

——————————————————

Halo, gimana seru gak? Dapet feelnya gak?
Semoga memuaskan ya cerita aku...
Makasih yang sudah simpan cerita aku direadinglist kalian....
Jangan lupa...
Votement and comment guys
Salam manis elsaqhoe💕

SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang