who you?

167 30 3
                                    

Tak tahu lagi kakiku harus kemana melangkah, yang kuinginkan saat ini yaitu menjauh dari segala sesuatu yang berbau Jungkook.

Perasaanku terasa diaduk aduk, sungguh aku kecewa. Kecewa akan alasannya yang konyol.

Jungkook, laki laki bodoh itu! Bisa bisanya ia jujur padaku mengenai semua ini.

Bisa bisanya ia mengutarakan kejujuran pahit yang di kubur nya selama ini. Mengapa disaat aku telah mulai merelakan nya dan berusaha lupa, ia kembali dengan segala alasan konyol nya?

Aku terus berlari hingga berhenti di sebuah taman, dengan gontai ku langkah kan kakiku pada bangku kayu coklat yang berada disudut taman.

Disini sepi, tak banyak orang yang datang kemari sepagi ini. Aku terduduk dan sedetik kemudian kembali menangis menelungkupkan wajahku pada kedua telapak tanganku.

Disini aku bisa menangis sepuasnya tanpa ada orang yang mengganggu.

"Kau selalu menangis saat aku bertemu denganmu"

Suara berat menyadarkan ku dari tangis ku. Suara yang sangat familiar di telinga ku mengalun indah layaknya musik.

Kudongakkan kepalaku menatap si empunya suara yang kini sedang berdiri di hadapanku dengan setelan olahraga nya.

Kim Taehyung, laki laki yang kukenal akhir akhir ini, yang bisa membuatku melupakan penatku barang sejenak.

Ia tersenyum, walaupun sedikit aku bisa merasakan ketulusan dalam senyumnya.

Sepertinya ia habisa olahraga, terlihat dari pakaiannya yang sedikit basah karena keringat dan rambutnya yang lembab.

"Apakah suatu hal memberatkanmu?" tanyanya lagi.

Aku refleks menghampus bulir bulir air mataku yang terjatuh. Aku tak ingin siapapun melihatku menangis saat ini. Namun laki laki yang bernama Kim Taehyung dengan santainya bertanya padaku.

"Tidak, aku baik baik saja" kataku.

Ia terkekeh mendengar sanggahanku. Lalu ia beranjak dan menghempaskan tubuhnya disebelahku. Bersandar pada bangku taman yang kududuki saat ini.

"Ada kalanya kau harus jujur pada perasaanmu sendiri"

Ia tersenyum, menolehkan sejenak pandangannya padaku. Aku mengernyit.

"Jangan menahannya, menangislah jika kau menginginkannya"

Aku tertunduk, menatap jari jari kakiku yang tak beralaskan apapun, kalut dalam semua pikiranku yang sudah kacau.

Aku terpekur, lantaran merasa bahwa sesuatu mengusapku. Aku mendongak mendapati tangan laki laki itu terangkat mengusap suraiku dengan lembut seraya tersenyum hangat.

Sedetik kemudian, tubuhku telah direngkuhnya. Ia membawaku ketempat baru yang akan menjadi favoritku nantinya. Dekapannya.

Aku terdiam cukup lama mencerna situasi ini, entah mengapa ingin rasanya aku menumpahkan semua rasa yang kutahan selama ini. Bayangan bayangan Jungkook yang menyakitiku terus berputar di pikiranku.

Akhirnya kulepaskan semua, aki menangis dalam pelukan Kim Taehyung. Ia mengeratkanku, mengusap punggungku dan berakata.

"aku disini, jadi keluarkan semuanya"

----

Aku terpaku menatap ruangan yang kupijaki saat ini. Seluruh interiornya menyita perhatianku, sangat classy dan elegan.

"Duduklah, buat dirimu nyaman" laki laki itu mempersilakanku.

Aku saat ini berada di apartemen milik Taehyung, pemuda yang menawarkan bantuannya dengan cuma cuma.

Aku menceritakan semua masalahku padanya, mulai dari Jungkook yang tiba tiba memutuskan hubungannya denganku. Hingga ia mengatakan alasan yang sejujurnya padaku.

Taehyung mendengarkanku tanpa memotong pembicaraanku, sesekali aku menangis dan ia selalu menggenggam tanganku untuk menenangkan.

Dan disinilah aku, mencoba melupakan semua kepenatanku di rumah. Untuk sementara waktu, aku tak ingin bertemu dengan Jungkook. Ah aku lupa dengan Jimin, apakah ia khawatir padaku?

Aku memilih duduk di sofa panjang berwarna hitam miliknya. Kaki polosku menjuntai kebawah, bahkan aku lupa memakai alas kaki saat berlari tadi.

Tak lama, Taehyung datang dari balik pintu menenteng kotak yang aku tak tahu apa isinya. Ia mengambil tempat dihadapanku, tepatnya dihadapan kakiku.

"Sedang apa kau?" tanyaku.

Ia mendongak, menatapku yang kebingungan lalu terasenyum.

"Kakimu terluka, aku akan mengobatinya"

"Tidak! Jangan, aku bisa melakukannya sendiri" Kataku menolak bantuannya.

Namun Taehyung dengan sigap menjauhkan kotak tersebut saat tanganku siap menjulur untuk meraihnya.

"Diam dan biarkan aku yang melakukannya"

Baiklah aku menyerah. Aku mengangguk dan membiarkannya mengobati kakiku.

Dengan sangat tekun Taehyung memberikan sapuan sapuan pada punggung hingga telapak kaliku.

Kupandangi wajahnya yang begitu serius seperti saat ia sedang membuatkan kopi untukku saat itu.

Tak terasa aku menarik bibirku, tersenyum melihatnya. Rupanya ada juga laki laki tulus seperti dirinya. Aku terus memandanginya hingga ia memergokiku.

"Mengapa kau tersenyum"

Aku tersentak, beberapa kali mengerjapkan mataku. Mencari cari alasan agar ia tak curiga. Taehyung terkekeh menatapku yang salah tingkah.

"Kau lucu"

Aku semakin salah tingkah saat bibirnya mengatakan hal itu. Kurasakan pipiku memanas dan kuyakin sudah semerah apa pipiku saat ini.

"Hmm, dimana kamar mandinya? Aku perlu membersihkan diri" aku mengalihkan pembicaraan.

"Kau ingin mandi?"

"Tentu saja. Bisakah?"

"Sudah kubilang buatlah dirimu nyaman disini. Tak perlu meminta ijinku terlebih dahulu, lakukan hal sesukamu" Taehyung tersenyum, sebelum beranjak ia mengusap puncak kepalaku perlahan. Sekali lagi aku memerah karenanya.

"Aku akan pergi sebentar, kau mandilah selagi menungguku"

Ia menuntunku ke sebuah kamar yang cukup luas. Interiornya berwarna dominan putih, sangat menenangkan.

"Pakailah, ini kamar ibukku. Jangan sungkan sungkan, di lemari ada pakaian wanita yang masih baru, semoga kau cukup. Ibukku tak pernah menyentuhnya, ia lebih senang membawa pakaiannya sendiri. Jika kau perlu sesuatu, ketuklah pintu diseberang. Itu adalah kamarku"

Aku mengangguk, mengerti akan penjelasannya. Taehyung keluar dari kamarku dan tak lupa ia menutup pintu dengan pelan.

Aku tersenyum menatap ruangan ini. Taehyung sangat tulus dan rela membantuku sebanyak ini. Aku sungguh berterimakasih padanya.

***

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Will you be with me ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang