Episode 04

19 7 0
                                    

      Profesor terlihat bahagia karena sebentar lagi ia akan mengubah masa depan yang lebih cerah dari sebelumnya. Profesor mengajak mereka berkeliling untuk mengetahui letak ruangan yang ada dimarkas. Mereka berenam hanya memperhatikan penjelasan dari profesor.

"Ini adalah kamar kalian, 1 kamar 2 orang, jadi tentukan kamar mana yang kalian pilih." kata profesor yang berlalu.

"Aku akan memilih kamar no 3." kata Ryo yang langsung memasuki kamarnya dan diikuti oleh kakaknya, Ken.

"Aku akan memilih kamar no 2." kata Miku dan tentu saja diikuti oleh Haruka. Sebenarnya Haruka lebih senang sendirian.

"Dan aku ke kamar yang ini." kata Mirai yang meninggalkan Ban.

" Lalu aku kamar yang mana?." kata Ban yang bingung.

"Jangan katakan aku harus berada di kamar yang sama dengan bocah itu_-.'' sambungnya yang malas.

"Kenapa kau disini?." tanya Mirai dengan wajah kesal.

"Diamlah!." kata Ban.

"Dasar aneh." kata Mirai.

      Setelah menentukan kamar mereka. Mereka kembali keluar markas. Mereka menunggu profesor. Tidak berapa lama profesor datang menghampiri mereka berenam.

"Mulai besok kalian akan berlatih, jadi persiapkan stamina kalian untuk besok." kata profesor dibalik topengnya.

"Tentu saja." kata Mirai.

       Mereka kembali ke tempat tinggal masing-masing. Akhirnya rencana untuk mengubah masa depan akan terwujud.

"Profesor bukankah awal kejadian itu berada pada akhir tahun ini?." tanya Medic 01.

"Benar, lalu?."  kata profesor.

"Kenapa kau tidak menjelaskan semua informasi pada mereka?" tanya Medic 01.

"Belum saatnya. Informasi itu akan ku gunakan sebagai kartu AS ku, jika mereka mulai mengundurkan diri. Lagi pula dia hanya kabur dari penjara, penyerangannya dilakukan tahun depan bukan" kata profesor.

        Keesokan paginya, mereka berenam berkumpul kembali di markas. Mereka membawa perlengkapan untuk sementara tinggal disana. Ketika mereka sudah selesai meletakan perlengkapan mereka, profesor memanggil mereka berenam ke ruang latihan.

"Miku." panggil profesor.

"Ya?." kata Miku.

"Mulai latihannnya." kata profesor.

"Tentu profesor." kata Miku yang mulai mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius.

"Sekarang mari kita lihat, sampai dimana kemampuan kalian." kata Miku yang mulai menyerang ke arah Ryo.

"Apa?." kata Ryo yang kaget dan jatuh tersungkur.

"Kau perlu banyak berlatih." kata Miku yang berlalu dan mulai menyerang ke arah Mirai. Mirai menangkis serangan Miku.

"Cukup bagus." kata Miku. Dia kembali menyerang menuju kedua orang sekaligus, yaitu Ban dan Ken. Ken berhasil menghindar tapi tidak dengan Ban.

"Refleks yang cukup bagus dan kau harus banyak berlatih." kata Miku. Ia kembali menyerang menuju kearah Haruka. Haruka menangkis dan menghindari serangan Miku dan menyerangnya mulai atas namun berhasil ditangkis Miku.

"Gerakan yang bagus." puji Miku. Haruka hanya menatapnya dingin.

      Miku mulai mengajari mereka teknik beladiri tanpa senjata. Melihat beberapa dari mereka mengetahui teknik beladiri dasar, membuat latihan mereka lebih mudah, karena tidak perlu diajari dari awal. Mereka berlatih sampai sore hari. Tampak sebagian dari mereka kelelahan.

"Beberapa hari ke depan, kalian harus berlatih sampai menguasai teknik-teknik yang tadi ku contohkan." kata Miku.

"Hei kau...berapa umur heh?." tanya Mirai yang terengah-engah karena kelelahan.

"Umurku 20 tahun." jawab Miku.

"APA!!!." mereka berteriak bersamaan kecuali, Ken dan Haruka.

"Dia bahkan lebih muda dariku." kata Ryo.

"Jadi aku dilatih oleh bocah ini." kata Ban.

"Jangan memanggilku bocah!." kata Miku dengan nada marah.

"Tak ku sangka." kata Mirai.

"Bagaimana latihan kalian?." ucap profesor yang entah dari mana datangnya.

"Seperti yang kau lihat, kami kelelahan." kata Mirai.

"Sekarang beristirahatlah karena besok kalian akan berlatih kembali." kata profesor.

     Mereka kembali ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan beristirahat. Hari semakin malam. Mereka berenam tertidur dengan nyenyak. Profesor berjalan menuju kamar no 1, kamar yang ditempati oleh Mirai dan Ban. Ia mulai mengetuk pintu. Tok...tok...

"Hey monster,buka pintunya." kata Mirai setengah sadar dan kembali tidur.

     Ban yang masih setengah sadar menyeret kakinya dengan malas menuju pintu.

"Iya?." kata Ban dengan mata yang masih tertutup.

''Kalian ikut denganku sekarang juga." kata profesor.

"Huh?, tunggu aku harus membangunkan si bocah tengik itu." kata Ban.

      Ban berjalan menuju tempat tidur. Ia berusaha membangunkan Mirai, namun gagal. Tidak kehabisan akal, Ban mengambil air diatas meja yang tidak jauh dari tempat tidur dan mengguyur Mirai dengan air tersebut.

"Apa kenapa?, dasar monster!, kenapa kau mengguyurku dengan air!." kata Mirai.

"Profesor menyuruh kita mengikutinya." kata Ban.

       Mereka berdua berjalan mengikuti profesor. Mereka berhenti diruang pembuatan robot. Bingung itulah ekspresi yang terpampang dari wajah keduanya. Sepertinya profesor merencanakan sesuatu.

"Kalian akan bertugas untuk membuat sebuah robot." kata profesor.

"APA!!!." teriak mereka bersamaan.

''Mirai kau akan mengurus tentang rangka dan sistem kerja robot itu dan kau Ban kau fokus untuk membuat senjatanya setelah kalian menyelesaikannya gabungkan hasil pekerjaan kalian." kata profesor.

"Kurasa itu mustahil profesor." jelas Mirai.

"Ya aku sependapat dengannya, kami tidak dapat bekerja sama dengan baik, apa aku benar Mirai?." kata Ban yang diiringi anggukan dari Mirai.

"Kesampingkan masalah pribadi kalian, mulai pekerjaan kalian pada esok hari setelah latihan, kalian paham." tegas profesor.

"Baik." balas mereka.

     Mereka kembali ke kamar dan melanjutkan tidur mereka yang tertunda. Langit pagi membangunkan mereka berenam. Mereka menuju ke ruang latihan untuk berlatih. Tanpa sepengetahuan mereka profesor sejak dari tadi mengawasi mereka dalam diam. 12 jam berlalu, mereka berhenti berlatih.

"Latihan hari ini ku akhiri sampai disini saja." kata Miku.

"Ini benar-benar melelahkan."kata Ryo.

"Kita harus ke ruangan itu sekarang." kata Mirai.

''Pertama kita harus beristirahat dulu." kata Ban yang kelelahan.

"Aku akan pergi lebih dulu, temui aku jika kau sudah selesai." kata Mirai.

"Iya iya." balas Ban.

Bersambung...

     

Core SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang