Kara (POV) 2

39 6 2
                                    

08.15
Di kelas ...

Lagi ada jamkos (jam kosong) karena Pak Gondrong lagi ada tugas penting yang mendadak bikin satu kelas jadi heboh dan ribut kayak di Pasar.
Ada yang lagi make-up di ujung kelas, ada yang sibuk nge-vlog ,ngomongin Mobile Legend, nge-gosip, main ToD pake botol , dan lainnya. Gue? Lagi main handphone gabut gak tau mau ngapain.

Tak lama ... seorang cowok mengetuk pintu kelas dengan pelan sebelum masuk. Seluruh mata murid di kelas menyorot kepada orang itu. Yang membuat mereka terlonjak kaget dan putusin untuk menghentikan aktifitas mereka. Karena , yang masuk adalah anak OSIS , yaitu Kak Ghea -kakak gue , Kak Ryan , dan Kak Fitri membawa sebuah kotak yang bertuliskan 'DANA UNTUK SCHOOL PARTY'.

Kak Ryan terus dipandangi dengan kaum hawa sekelas gue. Sementara, Kak Ryan terus menerus melirik gue dari jauh sambil tersenyum kecil yang bisa membuat cewek satu kelas menjerit terpincut pada nya. But , gue terus membuang muka.

Disana Kak Ghea menjelaskan tentang permintaan sumbangan, "Kami dari panitia OSIS ditugaskan memungut dana untuk acara yang akan diselenggarakan pada minggu depan , untuk info lebih lanjut kami akan memberikan info nya di Madding , Sumbangan ini untuk dukungan dilaksanakannya School Party SMA Bintang , jadi be happy guys. Thanks"

Kak Ghea mulai berjalan, ke setiap bangku dan membawa kotak. Gue udah ngeluarin uang dari saku , dan menunggu Kak Ghea ke barisan tempat duduk gue. Tapi, nyata nya ... Kak Ryan langsung merebut Kotak Dana, "Ghe, biar gue aja yang di barisan terakhir",

Kak Ghea mengangguk bingung ,dan meng'iya'kan ucapan Kak Ryan.

Malas super duper malas harus ngasih Dana kalau sama Kak Ryan . Dasar, nyari kesempatan.

Gue menatap jendela , biar bisa mengalihkan pandangan Kak Ryan yang terus melihat gue walaupun dia lagi mengutip dana dari siswa maupun siswi lainnya.

"Ekhm..", suara seorang laki-laki berdehem . Tak lain , itu adalah Kak Ryan yang sudah berada di bangku gue. Dan , gue memasukkan uang yang sedari tadi sudah gue pegang ke dalam kotak dana.

"Jangan terus buang muka , aku tetap Cinta", bisikkan Kak Ryan.

Yang membuat gue, terdiam. Kaku. Bingung harus gimana. Rasa nya pengin gue dorong tu orang. Tapi , di satu sisi gue harus hormatin dia sebagai seseorang yang lebih tua dari gue.

"Yan, cepat jangan lama-lama disitu. Kita harus ke kelas yang lain!", teriak Kak Fitri.

Akhirnya, untung Kak Fitri teriak. Kak Ryan bisa pergi dari bangku gue. Setelah itu, Kak Fitri mewakili untuk berterimakasih atas dana dari kelas kami serta mengakhiri nya dengan salam.

Alya -sahabat gue. Tambahan lagi, cewek yang duduk di samping gue. Langsung heboh, dan bertanya-tanya,
"Eh, barusan lo di bisikkin apa sama Kak Ryan??",
Gue jawab, "Gak ada apa-apa, lagian gue jiji denger nya",

Alya langsung diam , dan seperti seseorang yang berfikir terlalu mendalam dan bersuara kecil ,  "bisikkan yang menjijikkan? Apa?... Hmm! ...KAK RYAN NEMBAK LO?!" Alya mengakhiri kata-kata akhir nya dengan suara yang sangat besar. Membuat seluruh pandangan sekelas mengarah ke gue. Dengan pandangan yang mengintimidasi , dan penuh tanda tanya.

"Apaan sih Lo?", kata gue pelan.

Sherin menghampiri ke meja gue dengan teman-teman satu geng nya.
"Lo di tembak sama Kak Ryan? Serius?", Tanya Sherin.
Yang disambung dengan ragam pertanyaan teman-teman nya yang lain.
"OMG!! Seriuss Lo ,Ra. Ditembak sama Kak Ryan??!",
"Terus lo jawab apa?nolak apa enggak?"
"Ra, jangan diem mulu dong. Kalau ditanya ya tinggal dijawab. Susah amat"

Gue memukul meja , dan bangkit dari bangku. Sembari mengatakan, "Gue gak ditembak sama Kak Ryan!",
Gue langsung pergi meninggalkan kelas, berniat untuk pergi ke kamar mandi.

Di kamar mandi,
Gue hanya mencuci wajah dengan air. Dan langsung keluar dari Kamar mandi.

Setelah gue keluar dari kamar mandi, mata gue terus memandangi segerombolan cowok disana yang sepertinya memperbincangkan sesuatu yang serius.

Dari balik dinding, gue berusaha mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan,

"Gue gak mau tau,Pokoknya kalian harus kasih pelajaran ke Albi pulang sekolah ini! Karena dia udah ngambil alih predikat gue sebagai Kapten Tim Basket", Itu pembicaraan yang gue dengar.

Yang mereka bicarain Al..Albi? Musuh gue?
Gue berlari kembali menuju kelas , sebelum mereka mengetahui ada yang menguping pembicaraan mereka.

Di kelas ...
Badan gue gemetar, gue terus bingung mau gimana? Gak mungkin . Gue biarin mereka nge habisin Albi. Walaupun Albi adalah musuh gue. Tapi, gue ingin bersaing secara sehat bukan cara seperti mereka. Gue gak sejahat itu.

10.25
KRrring!! , Bel istirahat bunyi.

Alya mengajak gue ke Kantin.
Di Kantin ...
Gak ada tanda-tanda kehidupan Albi disana, padahal dia ngajak ke Kantin.
Gue cuma pesan, Teh Dingin dan bakso.
Gue menyeruput Teh dingin -milik gue. Tapi, gue terus memikirkan Albi. Gimana kalau dia mati? Karena dihabisin nyawa nya dengan mereka?!
Gue harus ngambil keputusan. Iya. Harus.

"Al, ni bakso gue. Lo makan aja yaa...gue mau ke kelas 11 IPA 3!", Gue langsung pergi meninggalkan Alya.

-Kelas 11 IPA 3-

Disana mata gue terus mencari-cari keberadaan Albi.
"Eh, lo Kara kan? Nyari siapa Ra?", tanya salah satu siswi kelas 11 IPA 3 yang belum gue kenal.

"Mm...nyari Albi ada?", tanya gue pelan.

Cewek itu langsung berteriak, "Albi sini!! Buruan, ada yang nyari lo nih",

Tak lama seorang cowok tinggi yang kebanyakan orang berpendapat ia memiliki wajah yang tampan dan kharismatik datang.

"Sia..pa?" , tanya Albi yang seketika baru datang dan melihat gue.

Tanpa basa-basi , gue langsung merenggut pergelangan tangan Albi untuk mengajaknya berbicara 4 mata . Gue bukan untuk memberitahu bahwa dia akan di habisin sama cowok-cowok tadi. Tapi ....

Gue menariknya, di belakang kelas 11 IPA 3,

"Ngapain lo tiba-tiba nongol di kelas gue , narik gue gak jelas gini. Lo lupa kita musuh?" , ia menyengir. Rasa nya pengin gue pukul. Tapi sabar Kara , lo masih punya kesabaran.

"Gak penting itu dulu. Lo mau gak pulang sekolah jalan bareng gue? Plis gue mohon",pertama kali nya gue jatuhin diri gue kayak gini . Memohon dengan musuh gue sendiri.

Mata dia menyelidik mata gue, sambil tersenyum . "Jalan? Yakin lo mau jalan dengan musuh lo sendiri? Gue bukan tipe cowok yang mudah untuk diajak jalan. Apalagi sama orang yang gak meyakinkan kayak lo. Gue harus tau apa alasan lo ngajak gue jalan,jangan-jangan ada udang di balik batu ... ya , pasti gue gak mau",

Gak ada cara lain, gue harus mengatakan alasan aneh ini , "karena gue sayang sama Lo!",

Dia tersenyum , dan memeluk gue secara tiba-tiba . Yang membuat jantung gue berdebar , "Gue mau jalan sama lo,Kara",

Bersambung...

Note from Author :
Thanks. Udah baca
Jangan lupa di vote n comment ya,Guys! Karena 1 vote kalian itu berharga (:
Comment? Kalian bisa comment apa yang ada di benak kalian ketika kalian selesai baca part di atas (mau kekurangan,saran,pendapat,dll).
Nantikan kelanjutannya yaa!!

I can't without UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang