Embun pagi pun belum diproduksi ketika lelaki putih pucat keluar dari rumahnya. Kakinya menuju bibir pantai Busan sambil membawa beberapa ember kecil dan senter. Berjalan penuh kehati hatian ketika berada di bebatuan pantai, mengambil alat perangkap di sela batuan yang dipasang sedari kemarin. Ikan laut menggelepar begitu benda itu diangkat, senyuman indah tercipta dari bibir tanpa rona. Tangannya dengan cepat memindahkan makhluk bersisik itu, mengingat ada adiknya perlu dibuatkan sarapan sebelum berangkat menuntut ilmu.
.
."Yoongi Hyung, apa kau pergi sangat pagi untuk mengambil ikan?"
Tanpa dijawab pun, adiknya pasti tau. Itu adalah kegiatan yang selalu terulang disetiap paginya. Jeon Jungkook, adiknya gemar sekali menanyakan yang ia sendiri sudah tau jawabannya.
Lelaki pucat itu, Min Yoongi hanya tersenyum guna membalas pertanyaan adiknya dan berjalan menuju dapur. Ya, adiknya. Bukan kandung sebenarnya. Sesuatu hal yang terjadi dimasa lalu menjadi penyebab mereka tinggal bersama dalam ikatan keluarga.
Keluarga Jungkook asli Busan, mereka tinggal di dekat pantai yang menjadi tempat tinggal mereka sekarang, sedangkan keluarga yang lebih tua tidak tau keberadaannya. Selama beberapa tahun ini, yoongi selalu mencari dan hanya untuk kembali ke titik nol. Keterbatasan keadaan membuatnya menyudahi hal sia-sia. Lebih baik menetap di Busan, bekerja di kedai kecil dan menunggu takdir.Pikiran positif selalu ada di dalam Yoongi. Menggantungkan harapan pada takdir yang dapat membawanya pada keluarganya.
Tangan pucatnya dengan cepat membersihkan ikan dan mulai mengolahnya untuk sarapan pagi. Dapur yang sederhana tidak mengganggu kegiatannya untuk memasak makanan yang enak untuk adiknya.
Jungkook menatap dari ruang keluarga tanpa sekat ke arah dapur. Tidak banyak hal yang bisa dilakukannya ketika pagi, bukannya tidak ingin membantu, kakaknya terlalu rajin untuk seukuran pria. Sebelum Yoongi pergi ke Pantai, terlebih dahulu ia akan membersihkan rumah mereka.
Kegiatan itu sangat cepat, mengingat rumah hanya terdiri satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur dan ruang keluarga. Jadi, lelaki yang lebih muda lebih memilih bersiap-siap untuk sekolah.
.
.
.
.
.Sarapan pagi dilakukan dalam hening, hanya dentingan sendok beradu yang menemani. Yoongi duduk berhadapan dengan Jungkook, potongan ikan yang cukup besar di taruhnya di piring adiknya. Senyuman hangat ia berikan untuk mengawali hari adiknya.
"terimakasih, hyung." Gigi kelincinya tersungging dalam senyuman untuk membalas perhatian kakaknya.
Kegiatan sarapan Yoongi terhenti, menggerakkan tangannya yang menumbulkan arti kata'Ya, sama-sama'
Jungkook beranjak dari meja makan, menuju pintu untuk memakai sepatunya. Sebuah bekal tersodor di depan wajahnya, Yoongi membuatkannya agar adiknya tidak kelaparan di sekolah dan tidak lupa selipan uang saku Yoongi berikan pada Jungkook.
"Hyung, tidak perlu lagi memberi uang saku. Sudah cukup dengan bekal yang kau bawakan."
Gelengan kepala dari kakaknya dan raut wajah tidak ingin dibantah terlihat oleh Jungkook. Yoongi hanya ingin adiknya seperti anak yang lain yang dapat membawa bekal dan uang saku meskipun mereka dari keluarga sederhana. Orang tua Jungkook sudah tiada, maka tanggung jawab sebagai orang tua kini dipegang oleh Yoongi.
"Baiklah, hyung terimakasih. Aku akan berangkat sekarang." Mata Jungkook terpejam menikmati elusan kepala dari Yoongi, tidak lupa tepukan halus di pipi menghantarkan Jungkook menuntut ilmu. Begitu hangat dan nyaman, kakaknya sangat bisa membuat awal harinya menjadi baik.
.
.
Ketika menengok kebelakangpun, Jungkook masih melihat kakaknya diujung jalan. Berdiri mengawasi dari jauh keberangkatan adiknya. Jungkook masih harus berjalan beberapa ratus meter untuk ke halte bus. Sekolahnya yang di dekat kota mengharuskannya naik kendaraan umum. Yoongi masih setia disana, menunggui hingga ia naik bus. Memastikan jika adiknya berangkat ke sekolah dengan selamatSekali lagi Jungkook menengok ke arah Yoongi sembari tersenyum. Busnya sudah datang dan lambaian tangan menjadi perpisahan di pagi itu.
"Yoongi hyung, kau sungguh baik. Aku tidak dapat menemukan kakak sebaik dirimu. Walaupun kau tidak bisa bicara, aku tetap menyayangimu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M PART OF YOU
FanfictionAku bagian dirimu, dan akan tetap seperti itu walaupun kau tidak ingat denganku- Min Yoongi Maaf, -Suga Bts Brothership.