4

161 23 5
                                    

Tunggu aja ntar,dasar hantu songong!tapi ganteng kkkk~












__________________mati?_______________

Setelah pulang dari acara mencari makan bareng Daehwi,gue langsung masuk kamar dan ngunci pintu bersiap buat memulai perang dengan Guanlin. Gue bergeming walau Daehwi udah teriak-teriak depan kamar gue. Sekarang waktunya buat perhitungan dengan Guanlin. Amarah gue makin membara waktu liat Guanlin mengoperasikan laptop gue tanpa izin.

"heh lo!!ngapain lo mainin laptop gue tanpa izin!?"gue negur dia dengan suara yang paling tegas,menurut gue sih.

"kita udah sepakat tadi. Gak usah marah-marah ke gue. Gue tau lo tipikal orang yang suka sakit kepala kalo abis marah."

Dari mana demit tengil ini tau kebiasaan gue? Gue emang selalu sakit kepala kalo lagi ngamuk. Makanya gue diam aja kalo lagi emosi.

"sahabat lo,meskipun cerewet,dia peduli sama lo. Lumayan lah,gue jadi gampang ngoreksi tentang lo dipikiran dia."seakan tau pikiran gue,dia nyambung perkataannya.

Jadi,dewi ular itu ya sumber si demit tengil ini? Kayaknya gue harus nyuruh si Daehwi buat ngafalin sejarah-sejarah biar pikirannya terblokade.

"percuma,mana mau sahabat lo itu ngafalin sejarah-sejarah. Itu kan pelajaran yang bikin dia frustrasi sama cem lo yang bisa nangis histeris kalo berkutat dengan Matematika atau segala sesuatu yang berbau sains,"tutur Guanlin setelah menyabotase pikiran gue lagi.

Gue nyerah dan akhirnya duduk di tepi ranjang. Ingin rasanya gue ngacaukan pikiran biar gak dibaca oleh Guanlin. Gue tipikal manusia yang kelewat fokus,jadi sulit melakukan itu."Nama panggilan lo Guanlin?lo dari daerah busan?"Gue mulai ngorek informasi tentang dia.

"nama lengkap gue Lai Guanlin. Gue pendatang baru dan aslinya gue dari taiwan. Tapi orang tua gue tinggal di New Zealand karena bokap gue punya perusahaan disana. Gue tinggal di New Zealand sampe jenjang menengah pertama doang. Karena gue bosan disana."dia ngomong panjang tapi pandangannya ke laptop. Dasar gak sopan.

"terus kenapa lo bisa nyasar disini?"gue korek lagi.

"lo kira gue buta arah sampe nyasar?gue sekolah disini,di sekolah lo juga."

"serius? Terus ini rumah lo sendiri? Lo tinggal disini sendirian?"

"bukan rumah gue karena surat kepemilikan rumah ini atas nama orang tua gue. Gue gak suka keramaian makanya gue tinggal sendiri. Tapi sesuatu membuat gue patah semangat,makanya gue bunuh diri saat menginjak awal kelas 3"

Gue semakin tertarik dengan masa lalu demit tengil ini. Mungkin ceritanya bisa jadi inspirasi dalam menulis hingga tercipta cerita luar biasa ala Park Jihoon.

"apa yang bikin lo patah semangat? Itu juga kalo lo mau cerita,gue gak maksa."

Guanlin memutar badan dan menghadap gue. Dia natap langit-langit kamar,seakan bernostalgia dengan masa lalunya. Atau sedang ngitung cicak?entahlah. Hanya dia dan tuhan yang tau.

"gue punya mimpi jadi penulis tapi karya gue selalu ditolak. Untung gue terlanjur muka tebal,jadi gue gak nyerah buat mimpi itu. Orangtua gue juga mendukung mimpi gue,asalkan sekolah gue tetap jalan. Masalah justru muncul dari orang yang gue anggap sahabat,tapi ternyata dia gak lebih dari pengkhianat."

Sebenarnya,mengingat Guanlin itu hantu yang gak perlu bernafas kalo lagi bercerita panjang lebar,gue kaget waktu dia tiba-tiba terengah sambil memegang dadanya. Gue panik,gue bingung karena selama gue mengenal berbagai jenis hantu,baru kali ini gue lihat hantu yang bisa sesak nafas.

"eehh lo kenapa?!jangan bercanda dong! Lo kelewatan kalo bikin lelucon kayak gini"gue ngomel aja karena gue gak tau harus berbuat apa.

Nafas demit itu masih terengah dan tersengal-sengal. Gue semakin kalut,pikiran gue terasa kosong. Bersusah payah gue berpikir di tengah kepanikan ini dan akhirnya gue dapet wangsit karena gue teringat salah satu materi kuliah abang gue yang membahas macam-macam shock. Mungkin aja,karena menceritakan masa lalu yang pahit semasa hidupnya membuat dia merasa shock sampe sesak nafas gitu. Tapi sepengetahuan gue,shock semacam itu di akibat kan 2 hal yaitu peredaran darah menuju otak kurang lancar dan jantung memacu lebih cepat dari kondisi normal sementara kinerja organ tubuh lain belum siap dengan kondisi itu.

Tapi kan dia hantu. Entah gimana anatomi tubuhnya. Yang jelas,peredaran darah mayat dan detak jantungnya gak lagi berjalan. Sekeras apa pun gue berpikir,sia - sia yang gue dapet.

Gue nyusun tiga bantal bertumpuk diranjang. Lalu memapah Guanlin biar berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi. Semoga cara ini efektif mengatasi shock pada manusia ampuh pada hantu juga.

Setelah beberapa menit,demit tengil itu udah gak sesak nafas lagi,
Sementara gue bengong,bingung dengan teori gila gue tentang kemungkinan shock dia benar adanya. Gue mungkin penemu fakta aneh tapi nyata. Guanlin menatap gue sendu,mirip cowok penyakitan yang hendak menyampaikan pesan terakhirnya pada pacarnya.

"lagi-lagi pikiran lo ngaco ya,mbul!bisa gak sih lo jauhkan diri dari pemikiran lo yang mellow itu?!"

Gue mendengus kesal. Bukannya terimakasih udah gue tolong,dia malah menghardik gue. Dasar demit tiang listrik tengil ngeselin. Kalau gue memikirkan sesuatu yang gak dia suka,berarti salah dia yang lancang baca pikiran gue.

"gue bukannya lancang. Gue mendengar isi pikiran gue juga bukan kehendak gue. Lo kira gue gak risih dengar isi hati orang-orang tanpa bisa gue cegah,mbul?gue juga frustrasi sama kelebihan gue,tapi gue gak bisa berbuat apa-apa. Ini udah takdir gue. Gue minta maaf kalo kelebihan gue mengganggu lo,dan makasih udah nolong gue."

Kekesalan gue ilang mendengar penuturan Guanlin,tegas tapi tulus. Gue memposisikan diri dengan pemikiran beban yang dia pikul karena kelebihannya itu. Dulu juga,gue sempat histeris pengen jadi manusia normal. Gue pernah berniat buat ngilangin kelebihan gue karena lelah melihat dan diganggu oleh demit-demit jahil. Cukup waktu lama gue ngamuk cem orang gila sampe menuntut orangtua gue buat nyari cara biar abnormal gue ini hilang. Akhirnya gue tenang setelah nyokap gue menasihati kalo berbuat baik itu gak harus sesama manusia. Gue merasa tertampar karena gak bersyukur dipercaya Tuhan untuk jadi manusia di atas normal. Sejak itu gue berhenti mengeluh,karena itu gue ngerti perasaan Guanlin menyangkut kelebihannya.

"gue juga minta maaf,sekarang lo baik-baik aja kan?"tanya gue balik.

Dia cuma mengangguk lalu ngambil posisi duduk. Gue membenarkan posisi gue biar berhadapan sama dia.

"lo mau dengar lanjutan cerita gue?"gue ngangguk.

"asal gak terjadi hal serupa macam tadi,boleh lah. Gue baru masuk sekolah SMA masa sudah sukses bikin satu hantu menyandang gelar mendiang hantu?"










































Tbc😂😂😂

















-----------------------------------------------------------

Akhirnya sekian lama can gak update..dan sekarang update...pendek kan?? Maaf yaaaa... Can sibuk soalnya mau ujian😭😭😭😭




Jangan lupa ya vote habis baca...komen kalo perlu....


Sampai ketemu di chap selanjutnya😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mati? [PANWINK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang