Bagian [1]

64 10 0
                                    

Terimakasih karena kamu selalu ada. Bahkan disaat aku tak selalu berada disampingmu. Terimakasih karena kamu, selalu menyayangiku.

🍃🍃🍃

Pagi yang cerah, seperti pagi pagi sebelumnya memang, namun yang membedakan ini adalah pagi cerah yang akan menyusahkannya. Senin pagi. Upacara Bendera. Panas - panasan. Keringetan. Dengerin ceramah guru. Benar benar akan menjadi hari yang panjang.

"Mah, Indi siapin bekal dong. Nanti pulang sore nih".
Gadis itu, Anindia atau yang lebih sering dipanggil Indi.  Salah satu siswi tingkat 2 Sekolah Menengah Atas dikawasan Jakarta.

Mama Indi berjalan kearah dapur untuk menyiapkan bekal.
"Iya sayang, kamu buruan selesaiin olahraganya. Terus siap siap sekolah. Ini udah jam 6".

Indi berjalan menaiki tangga. Menengok kearah mamanya, mengacungkan jempolnya sambil tersenyum lebar.
"Hmm. Siappp Mamah!"

🍃🍃🍃

Suasana khas gerbang sekolah disaat jam 7 adalah suasana yang sudah sering laki laki itu lihat. Hampir setiap hari.

Untuk setiap hari, laki laki itu selalu datang dijam yang mepet. Ralat, tidak setiap hari, kecuali hari Selasa. Jam pertama yang diisi oleh guru killer. Guru laki laki yang kira kira baru menginjak kepala tiga.  Sedang semangat semangatnya dalam mengajar. Ditambah beliau seorang guru mapel fisika. Sudah dipastikan, keadaan didalam kelas seperti tidak berpenghuni.

Laki laki itu melihat sekelilingnya, banyak teman teman seangkatannya ataupun adek kelas yang berjalan terburu buru. Sekilas ia menatap jam dipergelangan tangannya. Matanya terbelalak.

"Gilaa! Udh jam 7 aja, perasaan tadi gue berangkat jam setengah 7". Laki laki itu kembali mengingat hal apa yang membuatnya datang terlambat. Namun segera ditepisnya.

"Ini bukan saat yang tepat Yan, buat lo mikirin apa yang bikin lo telat. Yang harus lo lakuin sekarang adalah berlari ke kelas supaya gak dihukum sama Waka kesiswaan". Ia mensugesti dirinya sendiri.

Berlari cepat menerobos lobby, dan berbelok ke kiri menaiki tangga. Dibelokan dekat kelasnya, ia bertabrakan dengan seorang cewek. Firasatnya buruk. Satu..dua..tig-

"Adreann!!!! Kamu telat lagi!?"
Benar dugaannya. Gadis ini akan mengeluarkan suaranya yg beroktaf tinggi.
Yang ditanya hanya meringis.

🍃🍃🍃

Pelajaran yang sangat membosankan. Adrean menelungkupkan kepalanya dimeja. Duduk dibangku nomor dua paling belakang adalah kebiasaan Adrean.

Adrean melirik guru yang sedang mengajar didepan. Entah kenapa, hari ini ia begitu lesu. Apalagi mengingat kejadian tadi pagi, sebelum berangkat sekolah. Saat ia berada di lampu merah, ada seorang perempuan yang sedang hamil besar, memintanya untuk diantar ke Rumah Sakit Bersalin. Benar benar pagi yang lucu. Adrean tersenyum mengingatnya.

"Adrean Naufal Gracio!"
Suara guru yang sedang mengajar mengagetkannya. Adrean menegakkan posisi duduknya. Tersentak kaget.

"Mampus lo, Yan. Hahaha"
Haidar, salah seorang sahabatnya meledek.

"Tidur mulu sih lo hari ini, lagi kenapa, Yan?"
Tanya Putra.

Possessive [Boy]FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang