Sisi Lain

36 3 0
                                    

Beberapa ruangan telah Re periksa, namun tidak ada sesuatu yang spesial yang bisa dia dapatkan. Hanya ruangan ruangan yang bergaya menyeramkan... bahkan ia sampai menemukan ruangan terlarang, karena tampaknya digunakan sebagai tempat pemujaan. Dan Re takkan mau memasuki ruangan itu lagi.... karena itu hanya akan menghancurkan dirinya sendiri.

Sampai ia menemukan sebuah pintu yang sangat besar, Re sedikit mengintip ke dalam dan ia merasa takjub. Di dalam adalah ruangan yang cukup luas yang anehnya memiliki nuansa yang sangat berlawanan dengan ruangan sebelumnya. lampu kristal yang tergantung di langit langit ruangan, lantai yang terbuat dari marmer, dinding yang di cat putih, deretan tanaman botani yang terpapar cahaya matahari dari langit langit kaca, bahkan ada air mancur kecil dengan patung malaikat tepat di tengah ruangan. Namun yang menjadi pusat perhatiannya adalah seorang pria yang duduk santai di bangku dekat jendela kaca besar yang membiaskan cahaya matahari dari luar halaman yang tampak asri dipenuhi tumbuhan hijau.

'itu kan...'

"Re..."

"AHH!!"

Tentu saja Re terkejut karena tiba tiba ada yang menyentuhnya dari belakang, saat ia berbalik ternyata hanyalah Mikha.

"kau ini ngagetin orang aja!~"

"kamu bukan orang kan -_-....."

"tapi sekarang wujudku orang . AH! Itu tidak penting! kenapa kau kemari? Tidak berani jalan sendiri?"

"jelas saja kan!~ memangnya siapa yang tahan berada di tempat yang seperti rumah hantu ini?! tapi paling tidak aku berhasil menemukan diriku saat masih kecil.... dia tertidur pulas di ruangan yang seperti perpustakaan, bahkan ada sekeranjang buah apel di dekatnya... aku heran kenapa diriku dulu bisa nyaman di tempat ini?"

"kau akan lebih heran lagi jika melihat ini..." tunjuk Re pada ruang yang tadi dia amati.

"Wah! Tempat ini indah...."

"kau jangan tertipu. Ini hanya ilusi... justru ruangan ini memiliki kesan yang lebih menyeramkan. Lihatlah... orang yang duduk di dekat jendela itu, ayahmu kan?" tunjuk Re.

"iya! Itu memang ayah... eh sepertinya ada orang lain deh, yang diajak bicara ayah? kita dekati ya!"

"H,Hei!~"

Mereka berdua melihat dari balik air mancur, tampak Cholis menikmati secangkir kopi yang baru dibawakan seorang wanita berambut hitam kebiruan panjang dan memakai blazer merah, dan di atas meja di antara mereka terdapat arsip arsip dan sebuah laptop.

"... lalu, apa keperluanmu memintaku kemari?"

"yah, kau tahu sendiri kan. Aku mau memulai usaha baruku... jadi aku meminta pendapat darimu, bisnis apa ya yang cocok untukku?... selain masalah kecantikan"

Cholis yang baru menyesap kopi yang telah disediakan hanya mendesah.

"ku beri tahu ya Mega... aku ini polisi bukan pebisnis, jadi tidak ada gunanya juga kau meminta pendapat dariku. Lagipula aku yakin bukan itu tujuanmu sebenarnya..."

"kau memang pantas jadi polisi, kemampuan menyelidikmu boleh juga. Memang aku punya tujuan lain... mungkin soal bisnis itu hanya pancingan agar kau mau datang ke sini..."

"hah, sudah ku duga... sifatmu tidak berubah " berdiri dari duduknya. "aku akan mengambil Mikha dan pulang..."

"... dan menemui Eri yang kau cintai itu, huh? Memang seberapa pentingnya mereka sih sampai kau tahan berlama lama dengan mereka?"

Cholis yang merasa tersinggung menatap tajam wanita itu... "jelas saja kan, mereka keluargaku!"

"keluarga tersayang, huh? Hahah... omong kosong! Kenapa harus memiliki keluarga jika kau bisa menguasai semua orang di dunia ini... misalnya sepertiku, seluruh pria pasti terpikat dengan kecantikkanku, tapi kau malah lebih memilih wanita cupu yang sok sok an bergelar sarjana hukum itu, padahal dia tidak lebih dari wanita rendahan yang bisa bisanya berpasangan dengan preman bodoh yang sok jadi polisi!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sleep ParalysisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang