Firasat

48 4 0
                                    

Akhirnya mereka muncul di suatu taman kota. Mikha tampak keheranan melihat pemandangangan indah yang tidak asing baginya ini.

"i,ini kan... taman yang ku mimpikan tadi. sebenarnya kita ini di mana?"

"entahlah... bahkan aku tidak kepikiran kita akan sampai sini." jawab Re dengan entengnya.

"kamu itu gimana sih?! Kan kamu yang mengajakku ke...sini~...."

Mikha terperangah melihat penampilan Re yang jauh berbeda dari saat pertama kali mereka bertemu. Pakaian yang dikenakannya lebih kasual seperti pakaian remaja pada umumnya –tidak lupa juga dengan sepatu merah pada kakinya yang kali ini berpijak di tanah-. Dan yang membuatnya heran adalah... sorot mata merahnya berganti menjadi manik sapphire sebiru lautan, tampak indah dan menenangkan.

"k,kok... penampilanmu bisa berubah gitu?~~"

"ohh, ku beri tahu ya! penampilanku bisa berubah sesuai dengan keadaan tempat yang ku datangi. Misalnya seperti saat ini, atau jika aku pergi ke zaman kuno, otomatis pakaianku juga ikut menyesuaikan menjadi tradisional. Inilah salah satu kemampuan dalam tugasku..."

"t,tapi bagaimana dengan matamu atau juga kakimu.... saat pertama kali kamu muncul, kamu terlihat seperti hantu. S,sekarang~......"

"ya, itu memang tampilan asliku. Tapi untuk beberapa kasus aku hanya perlu merubah wujudku seperti manusia. nah, Kau lebih suka yang mana?"

"lebih baik kamu tetap seperti ini..... t,tapi bisakah kamu menghilangkan taringmu juga? Kesan seramnya masih ada~..." Tunjuk Mikha pada taring yang masih bertengger manis. Re pun mencoba menyentuh taringnya dengan menggerak gerakkan lidahnya.

"sepertinya tidak, ini sudah sejak lahir sih..."

".....???"

Tapi, sekumpulan ibu ibu sedang jogging di taman itu, dan mereka berlari pelan semakin mendekati mereka.

"gimana kalau kita tanya mereka saja? setidaknya bisa tahu kita ada di mana"

"s,soal itu~...."

Re yang bungung ingin menjelaskannya bagaimana hanya menghela nafas, mungkin lebih baik membuktikannya dulu. Ia berjalan ke jalan setapak seolah akan menghadang ibu ibu tersebut. Mereka pun semakin dekat, membuat Mikha semakin khawatir... apa tang dilakukanya?~ tapi yang dilihatnya jauh berbeda dengan yang dipikirkan...

seolah mereka tidak menyadari keberadaan Re, dan mereka tetap berlari pelan menembus tubuh Re.

"kenapa tubuhmu bisa...?!~"

"karena kita hanya seperti hantu di tempat ini, Mikha..."

"hantu??~"

"kau lihat kakek yang duduk di bangku taman di sana? coba dekati dia dan lihat apa yang akan terjadi..."

Dengan ragu Mikha menuruti perintah Re itu, ia berdiri tepat di hadapan kakek tersebut, tapi kakek itu sama sekali tidak bereaksi dengan kehadirannya. Mikha semakin heran dan mencoba memanggil kakek itu dengan memegangi pundaknya. Namun.. tangannya menembus begitu saja.

"apa maksudnya ini?! Kenapa aku juga jadi seperti hantu? Aku masih hidup kan~..."

Re yang berdiri di belakangnya, tidak bisa menahan tawa.

"hahahah... tentu saja kau masih hidup! Yang ku maksud bukan hantu arwah bergentayangan, tapi hantu waktu. kita tidak seharusnya berada di sini, tubuh kita menjadi 'transparan' sehingga tidak bisa di lihat oleh orang orang sini, agar tidak mengubah sejarah yang sudah ada... kau mengerti?"

"Ohhh..."

"ya sudah, ayo kita jalan!"

"kemana?"

Sleep ParalysisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang