Jumat, 11-Januari-2018
Seorang lelaki muda dengan jas yang berada dipundaknya dan wajah gusar, seperti sedang ada masalah besar yang menimpanya duduk dengan pandangan sendu.
Ia kembali menatap Selembar amplop cokelat yang di dalamnya terdapat paket tiket dan selembar surat pemindahan tenaga kerja perusahaan.
"lagi?", tanya seorang gadis yang masih menggunakan seragam sekolah menengah pertama yang berada dikota itu.
Ia bertanya 'lagi?' seakan hal itu sering terjadi.
"Ellena? Sejak kapan kamu disitu? Dimana Keny? apa kau tidak menjemputnya?", Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh lelaki itu sambil berusahan untuk menyembunyikan amplop yang tadi ia pegang. Namun terlambat, gadis yang bernama Ellena itu sudah melihatnya.
Ellena melangkah dengan perlahan dan duduk disofa yang sama dengan lelaki itu, lalu memeluknya.
"Kak Dilan tidak perlu menyembunyikannya", Ucap Ellena sambil tersenyum manis pada kakaknya yang bernama Dilan.
"Tahun ini kita pindahan kemana?", tanya Ellena lagi.
Dilan menarik nafasnya gusar, Ia menatap wajah adik gadisnya dengan tatapan bersalah. Bagaimana tidak? ini sudah yang ke-3 kali ia di pindahkan dari tempat kerjanya, dengan alasan hasil kerjanya yang tidak memuaskan.
Dilan Andreas berusia 22 tahun berkewarganegaraan Amerika Serikat. Ia tinggal bertiga bersama kedua adiknya, Yang pertama Ellena Adelia Andreas yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, dan Keny Andreas yang masih duduk disekolah dasar.
Dilan harus berkerja keras sejak kedua orang tua mereka meninggal akibat kecelakaan pesawat dua tahun yang lalu.
Dilan yang saat itu baru lulus dari universitas Yourdki, harus membanting tulang demi dan untuk biaya kehidupannya dan kedua adiknya yang masih sangat belia.
Selama dua tahun Ia bekerja, Dilan sudah dua kali dipecat dan empat kali mendapat surat pemindahan tenaga kerja.
Dan surat pemindahan yang ia terima sangat membuat lelaki itu sedih. Mengapa? karena kali ini, ia tidak mendapat pindahan ke perusahaan yang ada dibeberapa kota di Amerika Serikat seperti dua tahun yang lalu.
Namun kali ini, ia mendapatkan surat pindahan ke luar negara. Yaitu Thailand.
"Kita akan pindah keluar negri Ellena. Kita akan pergi ke Thailand", Ucap Dilan yang membuat mata Ellena membulat sempurna.
"Apa? Thailand? berarti kita akan pindah dari As?", Ucap Ellena.
Dengan nada bicaranya saja, bisa diketahui bahwa ia sangat keberatan dengan apa yang baru saja kakaknya ucapkan.
Dilan hanya mengangguk, Ia sudah menebak bahwa adiknya yang satu ini pasti tidak akan setuju.
"Sekarang bersiaplah, Kakak akan menjemput keny", ujar Dilan sambil berdiri untuk segera bergegas menjemput adik bungsunya. Namun langkahnya terhenti, saat jemari-jemari kecil menahan tangannya.
Dilan berbalik dan mendapati Ellena dengan wajah memelas sedang mendongkak menatap kearahnya.
"kak, Aku tidak mau pindah-",
"SUDAHLAH ELLENA. SEKALI INI SAJA KAU DENGAR PERKATAAN KAKAK, INI JUGA DEMI KAMU DAN JUGA KENY. jadi sekarang cepatlah bersiap-siap, besok kita akan berangkat", ucap Dilan yang mulai melembut lalu berbalik menuju kearah pintu tanpa memperdulikan Ellena yang sudah berlari kearah kamarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Ia tidak bermaksud untuk membentak adiknya. Tapi disaat pikirannya yang sedang kacau seperti ini, Ellena malah merengek yang membuat emosinya tak terkendali.