You Got Me - 3

42 3 0
                                    

Chorong memang tidak menaruh curiga terhadap pria yang ada di depannya ini selain karena kurang hati-hati, tetapi ia lebih memperhatikan dan menaruh curiga pada seseorang yang mengikutinya saat ia mulai keluar dari apartemennya, yang saat ini duduk tepat di belakang Kris.

"Bagaimana? Apa aku mengejutkanmu?". Tanya Kris tiba-tiba dengan bersemangat. Chorong kembali mengalihkan pikirannya dengan memperhatikan Kris dengan ekspresi tidak percaya dan berusaha untuk tetap tenang. Chorong menghela nafas dengan kasar. Ia menyandarkan punggungnya pada kursi yang ia duduki dan melipat kedua tangannya depan dada. Sekali lagi, ia menghela napasnya dengan kasar karena merasa sangat kesal.

"Seriously?! Kau benar-benar tidak menyenangkan sama sekali. Terlalu serius". Kris yang diabaikan merasa kesal. "Your youth... Really.. I bet you never experience anything terutama kehidupan sekolahmu".

Chorong berjalan pergi menjauhi food court dengan Kris yang mengekorinya di belakang. "Hei.. Bisakah kau mengatakan sesuatu dari pada pergi meninggalkanku begitu saja". Chorong tidak mengindahkan apa yang Kris katakan, ia terus berjalan menuju arah tempat karaoke. Kris yang masih mengikutinya merasa heran mengapa Chorong tiba-tiba masuk ke tempat karaoke. Tidak berhenti, Kris tetap mengikuti Chorong hingga ke ruangan.

Chorong memilih lagu dan menaikan volume suaranya. "Sebenarnya apa yang coba kamu lakukan? Tiba-tiba mengajakku ke tempat ini?". Teriak Kris agar suaranya dapat terdengar oleh Chorong.

"Aku tidak pernah mengajakmu. Kau saja yang mengekoriku seperti puppy". Kali ini Chorong membalas perkataan Kris. "Ah. Don't be stupid and tryin' you don't know". Tambahnya.

"Hm.. I knew it when I see you walkin' to the foodcourt dan dia terlihat cukup mencurigakan". Jelas Kris.

"Hey.. Ikut aku. Aku ingin mendiskusikan sesuatu dan tidak di tempat ini". Chorong hanya berdiri dan diam memperhatikannya. Karena tidak ada pergerakan darinya sama sekali, akhirnya Kris menggenggam tangannya dan menariknya pergi ke tempatnya.

Mereka pergi ke hotel yang tepat berada di belakang pusat perbelanjaan tersebut dan menuju lantai teratas. "Hey.. Bisakah kau lepaskan tanganku?". Protes Chorong membuka suara. Kris cukup sadar, ia menggenggam tangan Chorong dengan baik. Kris memperhatikan genggamannya dan membolak-balikannya. "Tidak mau". Kris langsung mencium tangan Chorong yang ada di genggamannya dengan cepat.

Chorong menatap Kris tidak percaya. Ia coba menarik paksa tangannya dari genggaman Kris, tetapi tetap saja tidak bisa. Kris benar-benar menahannya.

Kris mencoba mendekatkan dirinya pada Chorong, yang kini sudah tidak bisa untuk mundur lagi. Ia telah berada di antara dinding lift dan Kris. "I think teasing you a bit... It's fine".

"Hm..". Deheman seseorang membuat mereka kembali sadar akan sekelilingnya. Ternyata lift tersebut telah berhenti di lantai yang dituju. Kris kini dikejutkan oleh seseorang yang berada di luar lift.

"Mom...".

***

"Akhirnya, mom liat kamu berdampingan dengan seorang wanita. Mom kira kamu tidak tertarik dengan lawan jenis". Goda Mrs. Wu pada anaknya. Chorong yang memperhatikannya hanya tertawa kecil mendengarkan percakapan ibu dan anak.

"Mom! Yang benar saja...". Protes Kris.

"Diamlah". Potong Mrs. Wu. "Ah ya. Chorong, apakah kau pacarnya Kris? Karena baru kali ini aku melihat Kris membawa seorang wanita ke penthouse-nya".

Chorong berusaha untuk tidak panik dan  mengontrol ekspresi wajahnya. Dengan tenang ia menjawab, "Bagaimana bisa Mrs. Wu? Aku rasa aku tidak cukup pantas menjadi kekasihnya". Chorong menjawabnya dengan tersenyum sedikit memaksa.

"Apa Kris yang mengatakan hal itu? Berarti ia bodoh sekali". Chorong tertawa kecil mendengar pernyataan Mrs. Wu, dan di seberang sofa sana Kris terlihat sangat jengkel, kemudian tertawanya berhenti setelah mendengar perkataan Mrs. Wu, "Aku menyukaimu. Jadi mulai saat ini kau adalah kekasih Kris dan kita akan bertemu lagi minggu depan di acara makan malam  keluarga Wu". Jelas Mrs. Wu tanpa basa basi, beliau pun langsung berdiri meninggalkan Chorong yang panik dengan melihat Kris dan ibunya secara bergantian. Chorong pun memperhatikan Kris menuntutnya agar membereskan masalah ini, namun yang diperhatikan malah diam saja.

Mrs. Wu berjalan diiringi Kris menuju pintu penthousenya,"Kris, mom pulang dulu. Jaga Chorong dan jangan lupa mengajaknya untuk makan malam minggu depan di rumah".

Kris pun memberikan seulas senyum dan mengatakan, "Baiklah, mom". Mrs. Wu pun menghilang dibalik pintu.

Chorong yang dari tadi memperhatikan pun langsung bergegas menghampiri Kris, bermaksud untuk memprotes kejadian ini, "Mengapa kau tidak menjelaskan yang sebenarnya?!".

"Tidak ingin. Aku rasa berperan menjadi sepasang kekasih bukanlah ide yang buruk".

Chorong yang sudah malas menghadapi Kris dengan ekspresi santai dan tidak bersalah sama sekali memutuskan untuk pulang, "Sudahlah. Aku kesal melihatmu. Jika ada yang ingin kau diskusikan besok saja".

¤Chorong POV¤

Mimpi burukku kali ini adalah bertemu dengan Kris. Aku akan bersama dengannya dalam waktu yang cukup lama hingga tugas yang diberikan selesai dan entah kapan. Bukan hal yang menyenangkan, mengingat dia orang yang menyebalkan. Lebih buruknya lagi, aku harus berperan menjadi sepasang kekasih dengannya. Benar-benar.

Aku sudah berada di apartemen setelah sebelumnya aku pergi ke minimarket yang letaknya tidak jauh dari gedung apartemenku, untuk sekedar mengisi kekosongan kulkas. Aku mengambil sebotol air mineral dingin dari dalam kulkas dan meminumnya untuk meredam kekesalan yang masih aku rasakan. Semakin lama aku berpikir, aku menjadi semakin kesal.

Aku menyandarkan tubuhku perlahan pada sofa yang berada di ruang tengah. Aku meraih tablet, yang berlogo apel di bagian belakangnya, yang berada di atas nakas. Terdapat satu email yang baru saja masuk, yang ternyata dari seseorang yang membuat hari ini menjadi sangat mengesalkan. Siapa lagi kalau bukan Kris.

Ia mengirimiku beberapa file yang berisi informasi mengenai orang-orang yang terlibat dalam kasus yang sedang aku kerjakan.

Ting

Suara tersebut menandakan ada pesan masuk pada telepon genggamku. Dia lagi. Tidak bosankah?.

Unknown

Kau sudah lihat email yang ku kirim kan?

Aku ingin kau memahaminya.

20.43

Aku tahu.
20.45

Besok aku jemput jam 7 pagi. Kau harus sudah siap.

20.46


Aku tidak membalas pesannya lagi karena aku tidak peduli. Lagi pula untuk apa dia ke apartemenku. Meskipun aku tidak memberitahu dimana apartemenku, aku yakin dia sudah memegang berkas informasi mengenai diriku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continue

-14 Februari 2018-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Got MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang