You Got Me - 2

50 14 1
                                    

Chorong berjalan menghentakan kakinya dengan kesal dengan tangan kanannya yang memegang ice cream cone yang baru saja ia beli. Ia memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari es krim, yang berharap moodnya akan kembali naik.

Ryuta.. Chorong menghela napasnya kasar. Ia kesal karena Ryu hanya memberikan selembar foto yang benar-benar wajah orang di dalam foto tersebut tidak jelas sama sekali. Bagaimana tidak? Ryu memberika foto lelaki yang memunggungi kamera. Ryu hanya mengatakan lelaki di dalam foto itu akan membantunya menyelesaikan tugas dan ia tidak memberikan datanya sama sekali.

Menyusahkan sekali... Semakin lama Chrorong memikirkannya. Ia menjadi semakin kesal. Chorong mengerucutkan bibirnya dan masih berjalan dengan menghentakkan kaki menuju tempat bermain. Ice cream yang berada di tangan kanannya sudah lenyap dengan cepat.

Tiba-tiba handphone-nya berdering tanda panggilan masuk.

Private Number. Chorong melihat sekilas ke layar hp-nya. Ia mengangkat sebelah alisnya heran. Bagaimana bisa private number ini bisa masuk dalam saluran panggilanku..

Chorong memutuskan untuk tidak mengangkatnya. Ia berniat akan memprotes hal ini pada ketua tim. Tidak lama setelah panggilan pertama, nomor yang tak dikenal menelponnya. Chorong menghela napas kasar dan langsung mematikan telepon genggamnya itu.

Ia berjalan menuju tempat bermain, berniat melupakan rasa kesalnya. Ia langsung menuju ke tempat bermain basket. Basket merupakan salah satu hobinya. Ia dengan mudah memasukkan setiap bola ke dalam ring. Setelah bermain basket, energinya ternyata masih banyak tersimpan, ia berjalan menuju permainan racing car.

"Ingin balapan?". Tawar seseorang yang berada di sebelah racing car-nya dan Chorong menatapnya heran. "Jika kau tidak keberatan". Tambahnya.

Chorong mengangguk pelan tanda menyetujuinya. Mereka mulai memilih mobil dan lokasi balapan.

Balapan pun dimulai. Start pertama dipimpin oleh orang asing itu dan sekarang, start kedua sudah diambil alih oleh Chorong. Start terakhir ini merupakan penentuan, mereka saling kejar-kejaran, bergantian memimpin.

Kecepatan dan teknik bukanlah segalanya. Kau harus mengetahui sifat lawanmu dan menentukan strategi. Chorong menyeringai saat lawannya sudah merasa tidak sabaran. "That's my finish line". Ia mengatakannya dengan sangat pelan hampir tidak terdengar oleh orang asing yang berada di sebelahnya. Ia mengatakan hal tersebut bukanlah omong kosong. 'Cause, she's the winner.

"Lumayan. Terima kasih". Setelah mengucapkan terima kasih Chorong langsung berlalu meninggalkan area bermain itu. Sekarang mood-nya sudah lumayan membaik. Chorong berjalan menuju food court, lambungnya sudah mulai mengeluarkan suara-suara yang sangat dikenalnya karena ia tidak sarapan di apartemen maupun saat di cafe bersama Ryu. Ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengikutinya di belakang.

Chorong mengedarkan pandangannya, mencari tempat duduk karena saat ini jam makan siang, jadi food court tersebut cukup ramai. Akhirnya dengan terpaksa ia mengambil tempat duduk yang berada di tengah-tengah food court karena sudah tidak ada lagi tempat.

"Apakah kau sendirian?". Chorong mengalihkan perhatian dari handphone-nya, yang baru saja ia aktifkan kembali, kepada orang yang saat ini berdiri di hadapannya dan orang itu yang baru ia temui di area bermain. "Can I sit?". Lagi-lagi Chorong hanya menatapnya heran, tetapi sebelum ia membuka suara untuk menyetujuinya lelaki itu langsung saja duduk di hadapannya.

"Karena aku lapar dan tidak ada tempat duduk lagi dan ku lihat kau sendirian. Jadi, aku memilih duduk di sini". Terlihat tidak tertarik, Chorong memusatkan perhatiannya pada handphone-nya. "Tanpa ku beri izin pun kau sudah duduk. Lalu buat apa kau bertanya padaku". Sarkasmenya tanpa mengalihkan pandangan dari telepon genggamnya itu.

Well, not bad. Meskipun Chorong yang akhirnya merespon tetap saja lelaki itu merasa seperti angin jika diabaikan dan tidak diperhatikan seperti ini. Lelaki itu menghela napasnya kasar. But, I dont like it. Akhirnya, lelaki itu mengetik dan mengirimkan pesan pada seseorang yang berada di hadapannya ini.

Ting

Chorong membuka pesan yang masuk ke aplikasi KakaoTalk saat akan mengecek pemilik nomor tidak dikenal yang memanggilnya tadi. Stranger...

Unknown:
Sorry, sebelumnya aku menggunakan private number.
10.50

Jangan mengabaikan panggilanku.
Kau menonaktifkan handphonemu.
10.55

Kali ini jangan mengabaikan pesanku. Aku tahu kau sudah membacanya.
12.22

Chorong membaca chatnya dengan ekspresi yang datar tidak bisa ditebak. Well, lagi pula itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Kedua tangannya menggenggam handphone-nya, jarinya mulai mengetikkan pesan balasan untuk seseorang diseberangnya tanpa ia ketahui.

Kau orang yang dimaksud oleh Ryu kan? Sudah ku duga.
Aku tidak membutuhkanmu. Akan sangat menyusahkanku nantinya.
Selamat tinggal.
12.26

Unknown
Dingin sekali. Kau mengabaikanku. Tidak menyenangkan. Mungkin memang masa mudamu terlalu singkat.

Baiklah..baiklah.. Aku tidak akan lama-lama bermain denganmu.

Angkatlah.
12.27

Beberapa detik setelah pesan itu dibaca oleh Chorong. Telepon genggamnya berdering tanda panggilan masuk dan dengan berat hati ia mengangkatnya.

.

.

.

"Say hello to the coolest stranger in front of you, bae". Suara berat lelaki itu menggema di kedua telinganya. Ia mendengar dari panggilan yang ia angkat dan suara yang nyata jelas terdengar di telinga kirinya berasal dari lelaki yang ada di hadapannya.

"I'm Kris". Kris menyapanya sambil memperhatikan Chorong yang terpaku tidak percaya. Chorong tidak menaruh curiga apapun terhadap lelaki yang ada dihadapannya ini sebelumnya. "Nice to meet you, Park Chorong, Evalia Keene or Lettuce?"

-To Be Continue-

You Got MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang