Forever

52 6 2
                                    

Hari ini adalah hari minggu , seperti biasa , untuk mengawali hari , aku berjalan jalan pagi , namun bedanya hari ini aku akan jalan pagi ke taman kota Brogley.

Aku mengikat tali sepatu bermerkku , hari ini aku memutuskan mengenakan celana panjang diatas mata kaki dan jacket hitam panjang , rambutku kuikat dan kutaruh dipundak.

Aku mulai berjalan , sebenarnya jarak dari rumahku kearah taman kota Brogley lumayan jauh , memerlukan waktu 10 menit untuk menuju kesana , ditambah lagi keadaan pada pukul 05:00 masih sangat sepi.

Aku telah sampai ditaman , memilih beristirahat disebuah kursi taman , menyisakan lelah dan badan yang bercucuran keringat.

"minum ?" tanya seorang yang menawarkan botol minum yang membuatku terkejut.

Aku menoleh kesumber suara.

"Fariz ?" sontakku terkejut melihat apa yang ada dihadapanku.

"aku hanya tidak sengaja lewat" jawabnya santai

"jadi mau gak minum ?" masih pada pertanyaannya

"boleh" kataku langsung meminumnya seperti orang tidak pernah minum air.

Dengan gerakan cepat , dia duduk disebelahku , hanya berjarak 1 cm membuatku gugup , aku mengembalikan botol miliknya sambil tersenyum manis.

"oh iya gua lupa siapa nama lo , lagian banyak geh fans gua disekolah , jadi wajar kalo lupa satu" tanyanya dengan lagak sombong.

"sejak kapan gua jadi fans lo , jadi cowok kege-eran geh lo" balasku sedikit meremehkan ucapannya.

"oh jadi gua kege-eran ?" tanyanya dengan sigap segera berdiri , mengambil langkah untuk mejitakku.

"iya" ejekku sedikit menjulutkan lidah.

Fariz mendekat satu langkah , membuatku berlali pelan , ia mengejarku , aku terus berlari sambil sesekali menengok kebelakang.

"aaawww" jeritku terjatuh , kakiku sakit sekali , rasanya seperti kehilangan kakiku.

Fariz menghampiri dengan wajah khawatir dan merasa bersalah.

Aku masih tetap mengeluh tak peduli sekeliling , beberapa orang melihatku sekilas dengan tampang iba.

Fariz menyodorkan tangannya padaku , mencoba membantuku berdiri.

"dideket sini ada klinik , ayo gua bantuin" tawar Fariz lembut.

"tapi ini sakit banget , berdiri aja susah , kayak mana mau jalan ?" jawabku sambil tetap mengeluh.

"ya udah gua gendong" tawarnya sekali lagi.

Tanpa pikir panjang tanganku melingkari pundak Fariz dari belakang , tak peduli orang sekitar , didalam pikiranku hanya ada kesembuhan bila aku berobat diklinik itu , mengeluh tidak ada gunanya , pikirku.

Seorang perawat memberiku semacam obat yang membuat merasa ingin berteriak.

"ditunggu sebentar lagi akan sembuh kok dik !" jelas perawat itu padaku.

Aku menatap Fariz yang masih berdiri cemas memperhatikan kepergian suster itu.

"makasih ya Fariz" ucapku dengan senyum.

"gak apa apa kok , kan lo udah jadi temen gua" balasnya.

"hari ini gak bakal gua lupain" pikirku dalam hati.

"forever" ujar Fariz membuatku terkejut.

"apakah dia dapat membaca pikiranku ?" pikirku.

Fariz tetap tersenyum manis.

⚛️⚛️⚛️

Maaf ya klo kurang bagus
Soalnya aku baru pemula
Dan ini baru proses kok 🐰

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang