part 2

20 2 1
                                    

Ke esokan harinya...

Jakarta yang cerah dan juga bersinar seperti wajah Dinda Putri yang sangat besinar.

Dinda tersenyum saat seorang laki laki tersenyum padanya menampilkan deretan gigi putih rapinya, lelaki itu bersandar di pintu mobil berwarna hitamnya dan menyilangkan kakinya.

Dinda berlari dari pintu rumahnya menghampiri pacarnya yang bernama Reyhan Bramasta.

"Sudah siap untuk bersekolah tuan putri?" ujar Reyhan dengan gaya bak prajurit.

"Rey, gua geli liatnya." kata Dinda lalu tertawa, di ikuti tawa dari Reyhan.

"Wkwkw ayo masuk!"

Dinda segera masuk ke dalam mobil hitam mewah milik Reyhan, ia tersenyum saat Reyhan sedikit bersenandung ketika melajukan mobilnya.

Reyhan sangat tampan dengan seperti ini, walau kelakuannya sedikit konyol.

Dinda sangat bersyukur memiliki pacar sebaik Reyhan walupun dirinya tak sekaya Reyhan, karena bagaimanapun Reyhan adalah pewaris tunggal dari keluarga besarnya.

"Kenapa senyum-senyum gak jelas gitu? Gua tau gua ganteng." Reyhan beralih menatap Dinda sambil tersenyum.

"Apaan pede banget sih lu." jawab Dinda lalu ia beraloh menatap ke arah depan.

"Ngaku aja kali." kata Reyhan.

"Enggak, lebih bagus jam tangan lu dari pada muka lu."

Reyhan malah tertawa mendengar perkataan Dinda. Dinda sangat cantik, ia sangat mencintai Dinda walau Dinda adalah gadis dari keluarga yang tak sekaya dirinya.

Reyhan terlarut mengemudi sesekali ia melirik di mana pacarnya duduk, sampai sampai ia tak menyadari sudah sampai di sekolah.

"Gua, duluan ya Rey." kata Dinda lalu ia membuka pintu mobilnya setelah melihat Reyhan mengangukan kepalanya.

Reyhan tersenyum ketika Dinda melemparkan senyuman manisnya di depan kaca mobil.

***

Dinda menyuapkan baksonya ke dalam mulutnya, lalu ia mengunyahnya, matanya terfokus menatap Bella sahabatnya yang sedang sibuk mengomel di depannya.

"Lo dengerin gue gak sih?" ujar Bella kesal.

"Lo itu ngomong yang bener kek, gapaham gue kalo lo nyeroscos mulu." jawab Dinda, lalu ia meneguk air putih di sampingnya dan beralih meminum jus.

"Dinda, kenapa sih lo bikin gue kesel mulu." ujar lagi Bella semakin kesal.

Dinda malah tertawa melihat Bella yang semakin kesal padanya, mungkin jika Bella adalah kartun animasi sekarang wajah Bella sudah memerah, akan keluar asap dari telinganya dan juga tanduk hitam di atas kepalanya.

Dinda mapah semakin tertawa ketika dirinya membayangkan hal itu terjadi.

"Hei." sapa Reyhan dari belakang, Dinda langsung menghentikan tawanya.

"Eh..

****
Btw thx @dina_novitasari

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang