1(one)

31 2 0
                                    

Langit kali ini bagaikan gumpalan kapas kotor berwarna abu abu.

Makin lama, gumpalan itu berubah warna menjadi lebih gelap lagi.

Tak lama, gumpalan itu menjatuhkan bulir bulir air.

Seperdetik, bulir bulir air itu berubah menjadi barisan air yang jatuh dari gumpalan kapas itu yang tidak ada putus putusnya.

Hujan.

Ya.. kali ini hujan sedang asyiknya turun dengan barisan yang rapi dan tanpa putus. Mereka datang jatuh dari gumpalan kapas yang berada jauh diatasku.

Dan saat saat inilah yang paling aku sukai. This is my favorite part.

Saat saat inilah yang dapat membuatku tenang. Tenang dari kebisingan hiruk pikuk kota.

Bahagia. Karna aku tidak merasa sendiri. Mereka datang untuk menemaniku.

Aku sangat menikmati ini. Aku tak masalah jika tubuhku basah dan berlanjut aku terkena demam.

Aku berjalan santai dibawah gumpalan kapas itu. Temanku(hujan) sangat setia mengiringi langkahku entah kemana.

Terkadang aku berpikir. Kenapa orang orang benci dengan akan kedatangan teman temanku ini.

Saat teman temanku datang, orang orang akan berlarian mencari tempat. Tempat dimana mereka dapat menjauh dari teman temanku.

Apa teman temanku salah? Jika mereka datang? Kenapa banyak orang yang benci dengan kehadiran teman temanku?

Tapi, yang terpenting dengan kehadiran teman temanku aku tidak akan merasakan kesepian.

Aku terus saja berjalan sampai kakiku berhenti. Aku berhenti didepan sebuah kedai makanan. Aku memasuki kedai itu untuk membeli seporsi makanan dan tak lupa segelas minuman hangat.

"Oh.. anakku Rain.." kata pemilik kedai itu ketika melihatku datang. Aku membalasnya dengan anggukan kecil.

"Seperti biasa kah?" Tanya pemilik kedai itu. Aku menjawabnya dengan anggukan dan senyuman khasku.
Lalu pemilik kedai itu membuatkan pesananku.

"Annyeonghaseyo Rain.." sapa pekerja dikedai itu. Aku membalasnya sama seperti yang aku lakukan sebelumnya.

Ya.. dari tadi aku memang hanya membalas mereka dengan anggukan dan senyuman khasku.

Aku memang dari kecil hanya dapat merespon mereka dengan anggukan atau gelengan kepala. Terkadang dengan ekspresi muka.

Oh ya! Namaku Kim Ra In. Aku seorang gadis berusia 19tahun. Aku seorang tunawicara, karna itu aku dari tadi tidak berbicara. Aku tunawicara sejak lahir. Aku anak tunggal dari keluarga yang menurut orang orang keluarga yang mampu. Tapi.. meskipun aku orang yang beruntung memiliki keluarga yang lebih dibilang cukup, tetap saja aku merasa kesepian. Dirumah yang katanya seperti istana aku hanya tinggal dengan Bi Hyeri. Asisten rumah tangga dirumah orang tuaku sejak aku berusia 6tahun. Dia lah yang merawatku layaknya seorang ibu merawat anak kandungnya.

Orang tuaku? Mereka sibuk dengan bisnis mereka masing masing. Mereka selalu diluar rumah. Entah keluar kota atau keluar negeri. Maklum mereka orang yang super sibuk.

Aku tidak perlu menunggu lama pemilik kedai itu membuatkan pesananku.

"Anakku.. ini pesanan seperti biasanya" katanya sambil memberikanku sekantung plastik. Lalu aku mengeluarkan beberapa lembar uang dari kantung celanaku kemudian kuberikan kepada pemilik kedai yang sudah menganggapku sebagai anaknya sendiri.

'Banyak orang yang menganggapku sebagai anaknya sendiri. Sedangkan orang tuaku,.. entah lah..'

"Rain ingin pulang sekarang?" Tanya pemilik kedai itu, Somi ahjuma. Aku menganggukan kepalaku.

"Ya sudah.. Rain hati hati dijalan ya!" Perintahya lembut sembari mengusap usap puncak kepalaku. Aku tersenyum lalu pergi dari kedai langgananku itu.

Aku bersyukur memiliki nama seperti itu. Jadi, ketika orang orang bertanya namaku aku hanya menunjuk hujan dengan sendirinya mereka mengerti maksudku.

Aku melanjutkan perjalananku. Aku berjalan menuju arah kerumah orang tuaku yang katanya seperti istana.

Masih sama, aku berjalan ditemani oleh teman temanku yang datang dari gumpalan kapas itu.

Aku berjalan tanpa memakai jas hujan ataupun payung. Aku tidak suka memakai keduanya saat temanku datang untuk menemaniku.

Sekitar 10menit, akhirnya aku sampai dirumah orang tuaku.

TBC..

Words for RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang