Sudah hampir dua minggu sejak kejadian aku mengikutinya ke Busan, itu berarti sudah dua minggu juga aku tak bertemu atau melihat dirinya. Aku berjalan memasuki ruangan kelasku karena sebentar lagi dosennya masuk aku langsung mengambil tempat di samping taeyong dan di belakangku ada seorang wanita yang duduk sendiri. "Kau dari mana saja yut? Kenapa baru datang?" Taeyong bertanya padaku. "Tadi aku mampir dulu di cafe biasa" balasku seadanya dan dia cuma mengangguk mengerti karena ternyata dosen sudah ada di depan.
Setelah 2 jam lebih mengikuti mata kuliah aku dan Taeyong sepakat untuk menemui johnny dan itu berati kami harus ke fakultas hukum. "Yuta apakah kau mengenal jisoo? Kenapa kau tiba-tiba mengejarnya waktu dia mau ke busan?" Tanya Taeyong yang membuatku bingung harus menjawab apa. "Aku tidak mengenalnya, aku cuma pernah menolongnya" jawabku dengan datar. "Tapi untuk apa kau mengejarnya? Apa kau tertarik padanya? Jennie bilang dia gadis yang riang tapi juga menyedihkan jika kau mengetahui kisah hidupnya" aku diam saja waktu Taeyong terus berbicara, aku tak tau harus menanggapinya bagaimana yang kutau dia memang gadis lemah yang menyedihkan.
"Hai guys di sini" kulihat Johnny memanggil kami. "Apakah kau masih ada jadwal kuliah john?" Tanyaku padanya. "Tidak ada, apa kita mau langsung jalan? Kalau begitu ayo". Johnny kemudian pamit pada teman teman fakultasnya dan mengikutiku menuju parkiran. Aku menaiki mobilku yang telah aku ambil seminggu yang lalu di rumah sedangkan Taeyong ikut dengan Johnny karena dia masih dalam mode marah pada orang tuanya. Kami sepakat untuk nongkrong di cafe biasanya kami tempati di waktu kosong dan setauku Jisoo kerja di cafe tersebut.
Kami memasuki cafe dan beruntungnya tidak terlalu ramai jadi bisa mendapatkan tempat duduk dengan spot terbaik. Johnny memanggil pelayan dan memesan makanan, mataku terus menelusuri tempat ini tapi aku tidak melihatnya sepertinya dia tidak masuk bekerja. "Permisi mau pesan apa?" Tanya pelayan tersebut, rupanya Johnny dan Taeyong sudah memesan tinggal aku saja. " seperti biasa aku pesan vanilla latte" jawabku tapi tidak ada balasan dan ternyata pelayan tersebut terus menatapku. "Apakah kau akan terus menatapku nona?" Kataku dengan dingin kulihat dia langsung sadar dan menunduk "maafkan aku, aku cuma berfikir kalau aku mengenalmu. Apakah kau orang yang pernah berbicara dengan jisoo? Kalau iya berarti kau adalah orang yang sudah menyelamatkannya benarkan?" Aku cuma diam dan kulihat Johnny dan Taeyong sedang menatapku dengan tampang ingin tahunya.
"Ahhhh sayang sekali Jisoo tidak masuk kerja bahkan sudah hampir dua minggu dia tidak datang ke sini dan juga nomornya tidak bisa di hubungi aku jadi khawatir padanya. Eh maafkan aku yang terlalu banyak bicara kalau begitu permisi aku akan membawakan pesanan kalian" setelahnya pelayan tersebut pamit. " Yuta kau mengenal Jisoo? Kenapa bisa kau menyelamatkannya? Tapi kayaknya ada yang aneh karena sudah hampir dua minggu juga Jisoo tidak datang kuliah, Jennie juga akhir-akhir ini merasa khawatir padanya" tanya Johnny panjang lebar. Aku tidak menjawab dan langsung keluar dari cafe tersebut tanpa mempedulikan teriakan mereka berdua.
Aku terus berjalan di tengan padatnya kota seoul. "Haaahhhhhh sial kenapa dia selalu muncul di fikiranku dan sialnya lagi kenapa orang orang membicarakannya" aku berbicara pada diriku sendiri di dalam mobil dan terus memukul stir karena emosi. "Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia aman sekarang? Apakah aku harus ke apartemennya untuk memastikannya?" Sial aku tidak peduli.
Aku terus menjalankan mobilku tanpa arah sampai aku melihat sebuah toko bunga dan berhenti tepat di depannya. Kulihat seorang wanita keluar dari toko tersebut dan wanita itu adalah seseorang yang terus memenuhi fikiranku saat ini. Aku buru-buru turun dan mengejarnya "Jisoo..
Vote & comment😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend, Yuta!
FanfictionDia adalah pria yang selalu melindungiku - Kim Jisoo Dia adalah wanita yang selalu membuatku nyaman, rumah aku pulang - Nakamoto Yuta Just read my first story😊