Perasaan Aneh

492 60 4
                                    

(Yuta's Pov)

Aku memandangi wanitaku yang sedang sibuk di dapur entah apa yang dia masak aku tidak mengerti, ini pertama kalinya dia memasak untukku dan tidak tau apakah rasanya enak tapi aku tidak peduli selama Jisoo yang buat.

Pandanganku tak pernah lepas darinya, aku terus memperhatikan setiap gerakan yang dia ciptakan yang menurutku sangat lucu, wajahnya sangat cantik yang menimbulkan perasaan aneh setiap kali aku melihat wajahnya "apakah ini yang di namakan cinta?" Kataku dalam hati, oh ini benar-benar bukan diriku.

"Yuta ayo makan, masakanku sudah selesai" aku tersadar dari lamunanku setelah mendengar suaranya memanggilku untuk makan. Aku menghampirinya dan mendudukkan diriku di sampingnya, Jisoo mengambilkan makanan untukku sambil tersenyum "selamat makan" ucapnya dengan semangat.

Kami makan dengan keheningan hanya suara sendok yang terdengar sampai Jisoo membuka suara "Yuta bolehkah aku bertanya sesuatu?" Aku hanya menatapnya sebagai sinyal kalo dia boleh bertanya padaku, "apakah kau tinggal bersama Johnny di apartemennya?" Aku cuma mengangguk sebagai jawaban, tapi dia kembali bertanya "kenapa kau tidak tinggal bersama orang tuamu?" Deg aku menghentikan pergerakanku rasanya selera makanku langsung hilang.

"Terima kasih makanannya" kataku lalu berlalu dari meja makan tanpa menjawab pertanyaannya, tidak tau mengapa emosi langsung menyerangku tiap kali mendengar kata orang tua apa lagi mengingat kelakuan ayahku yang hobi menggonta ganti pacar. Aku mendudukkan badanku di sofa ruang tamu Jisoo berusaha menenangkan emosiku.

Jisoo menghampiriku lalu mengambil tempat di sampingku "maaf kalo pertanyaanku membuatmu tersinggung aku tidak bermaksud membuatmu marah, aku hanya ingin mengetahui semua tentangmu" ucapnya sambil menatapku. "Aku tidak marah padamu tapi pada diriku sendiri karena tidak bisa menahan emosiku tiap seseorang bertanya tentang keluargaku, keluargaku hancur Jisoo ayahku yang brengsek itu selalu membawa jalang ke rumah kami dan membuat ibu menangis tiap malam, mungkin itu yang membuatnya kabur dari rumah tanpa mengatakan apapun padaku. Ini tidak adil buatku, mereka egosi hanya mementingkan diri mereka sendiri" aku kembali emosi sambil mengepalkan tanganku kuat, hingga kurasakan tangan hangat menyentuhnya seolah memberikan kekuatan "kehidupan memang terkadang kejam dan tidak adil karena tidak ada kehidupan yang sempurna, tapi memaafkan selalu menyembuhkan Yuta" entah mengapa perasaanku jadi tenang setelah dia mengatakan itu.

Senyuman tak pernah lepas di wajahnya seolah mengatakan semuanya akan baik-baik saja, aku membaringkan badanku dan menjadikan pangkuannya sebagai bantal mencoba mencari kenyamanan dengan memeluk perut ratanya, Jisoo terus membelai rambutku dengan sayang hingga membuatku masuk ke alam mimpi.

Aku terbangun dan masih dengan posisi yang sama, kuliat Jisoo sudah tertidur membuatku langsung bangun dan menggendongnya masuk ke kamar. Setelah membaringkannya di tempat tidur dan memakaikan selimut, aku menatap wajahnya yang damai saat tertidur "maaf kalau aku tidak bisa mengontrol emosiku, dan terima kasih karena sudah hadir di hidupku" setelah mengucapkan kalimat tersebut aku mencium keningnya dengan sayang. "Selamat malam Jisoo" ucapku dan menutup pintu kamarnya.

Aku kembali ke apartemen Johnny, dan kulihat Taeyong sedang menonton tv "kau dari mana?" Tanyanya yang tak ku hiraukan dan langsung masuk ke kamar "dasar muka datar" aku lalu tersenyum setelah mendengar umpatan dari Taeyong.

Setelah masuk ke kamar, aku langsung ke balkon dan memikirkan kejadian tadi, ada kehangat yang menjalar di tubuhku tiap mengingat senyuman dan sentuhan Jisoo yang begitu tulus, perasaan aneh yang selalu kurasakan tiap di dekatnya. Aku tak tau ini perasaan apa yang jelas begitu nyaman "mimpi indah Jisoo"..


Aaaaaa maaf baru update, aku sibuk banget kerja. Btw selamat menjalankan ibadah puasa💛

Vote & Comment.

My boyfriend, Yuta!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang