Jisoo's pov
Sudah satu minggu setelah aku pulang berlibur dan sekarang aku sudah kembali bekerja di cafe. "Selamat siang pak Jinyoung" sapaku setelah melihat sang pemilik cafe tempatku bekerja datang "pagi Jisoo, selamat bekerja" sapanya balik sambil tersenyum. Akhir - akhir ini beliau memang sering berkunjung bahkan sampai cafe ini tutup padahal sebelumnya jarang sekali kelihatan batang hidungnya kecuali jika ingin mengambil sesuatu diruangannya. Awalnya kami para pegawai penasaran ada apa dengan pak Jinyoung sampai sering berkunjung hingga larut, tapi sekali lagi itu bukan urusan kami, mungkin memang beliau ada masalah pribadi.
Aku sengaja mengambil jam kerja full mulai dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam mumpung lagi liburan semester, lagi pula aku tinggal mengerjakan skripsiku dan belum ada jadwal kunjungan pembimbing karena para dosen juga sedang berlibur tidak ingin diganggu. Ngomong - ngomong soal Yuta, akhir - akhir ini dia selalu berada di kantor ayahnya sekalian belajar mengelolah perusahaan. Itu yang dia katakan beberapa hari yang lalu padaku saat meminta izin akan jarang menemuiku. Aku sangat sedih setelah Yuta berkata akan jarang menemuiku tapi aku juga tidak mau egois karena itu juga demi masa depannya. Jadi apapun itu aku akan selalu mendukung keputusannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 dan aku sedang bersiap -siap untuk pulang " Ji, aku duluan yah Jae sudah menunggu di parkiran" pamit Rose dengan cepat karena kekasih barunya yang bernama Jaehyun sudah menjemput "iya hati - hati Rose" balasku dengan melambaikan tangan padanya. "Tidak pulang?" Aku tersentak setelah mendengar suara pak Jinyoung, tapi yang membuatku kaget adalah tangannya yang memegang pundakku. "H-haa? Ah iya pak ini sudah mau pulang" jawabku dengan tersenyum canggung dan sedikit menggeser tubuhku setelah tangannya terlepas.
"Mau aku antar? Ini sudah malam, sepertinya tempat tinggal kita juga searah?" Dia kembali bersuara lebih tepatnya mengajakku pulang bersama."Aku harus jawab apa? Kalau aku tolak apa pak Jinyoung akan marah? Mana pegawai sudah pulang semua. Eh dari mana dia tau kalau kita searah? Pikiranku terus bertanya-tanya "dari mana bapak tau tempat tinggalku?" Akhirnya cuma pertanyaan itu yang keluar dari mulutku. "Aku melihat semua biodata karyawan, tentu saja aku tau"jawabnya dengan senyuman yang sedikit aneh menurutku. "Mmm tidak usah mengantar saya pak, nanti malah merepotkan" ucapku dengan sopan karena takut membuatnya tersinggung dan manolak ajakannya.
"Serius tidak ingin ikut denganku? Tidak merepotkan sama sekali, lagian saya yang menawarkan untuk pulang bersama" aku menyerah dan akhirnya kita pulang bersama.Didalam mobil sangat hening karena tidak ada yang buka suara, rasanya sangat canggung berduaan dengan seorang pria dan itu bukan Yuta. Aku terus menatap jalanan disampingku sampai suara pak Jinyoung kembali terdengar "Bisa kita berbicara dengan santai saja? Umurku tidak beda jauh denganmu Jisoo" bingung ingin membalas apa, akhirnya aku hanya mengangguk padanya.
"Terima kasih tumpangannya pak, maaf merepotkan" ucapku berterima kasih setelah keluar dari mobil "sama - sama, jangan sungkan meminta tolong padaku. Satu lagi, cukup panggil Jinyoung saja jika diluar jam kerja ok? Aku balik yah, selamat malam Jisoo" setelah berpamitan, mobilnya berlalu dari hadapanku. Aku hanya menghela pasrah dengan permintaannya untuk memanggil Jinyoung saja. Akhirnya aku berjalan masuk kedalam apartement ku, membersihkan diri dan tidak lupa mengabari Yuta sebelum aku benar - benar terlelap.Yuta's pov
Aku melangkah memasuki gedung pencakar langit yang belakangan ini sering aku datangi. Yaa, aku sekarang sedang berada di perusahaan ayahku. Kalau yang kalian fikir aku sudah berbaikan dengan ayahku, kalian salah besar. Aku terpaksa mengiyakan permintaannya untuk belajar mengelolah perusaan karena bagaimanapun hubungan kami, aku adalah putra satu - satunya yang otomotis akan menjadi penerus perusahaan. Dan alasan utamaku menerima untuk ikut dengannya, karena ayahku terus mengancamku akan berbuat sesuatu pada Jisoo. Aku tidak tau selama ini dia terus mengawasiku dan mencari tau tentang orang - orang terdekatku terutama tentang kekasihku, benar - benar licik.
Jadi mau tidak mau aku mengiyakan permintaannya walaupun akan sulit untuk bertemu dengan Jisoo. Aku harus selalu berada disamping ayahku kemanapun dia pergi dan sialnya jadwalnya sangat padat. Walaupun muak dengan semua ini, aku tetap serius belajar di perusaahan, ikut rapat antar perusaan, bertemu klien, dan berkunjung ke anak perusahaan yang keluargaku punya.
Saat ini aku sedang dalam perjalanan untuk menemani ayahku bertemu dengan tamu penting dari luar negeri.
"Apa kabar gadis itu? Kalian masih menjalin hubungan?" Ucap seseorang yang membuat rahangku mengeras, tentu saja itu ulah ayahku "bukan urusanmu" jawabku tanpa minat, dia hanya tertawa mendengar jawabanku. "kau mencintainya?" Lagi - lagi ayahku bertanya seolah ingin membuka obrolan "cih, tidak usah bertanya kalau kau saja tidak tau apa itu cinta sialan" kataku dengan lantang, sangat sulit untuk mengontrol emosiku jika berhadapan dengan pria brengsek disampingku yang sialnya adalah ayahku sendiri."Berhenti mengajakku berbicara seolah - olah tidak terjadi apa - apa dengan hubungan kita, karena itu tidak akan pernah berhasil selama kau tidak membawa ibuku kembali dan meminta maaf dengan tulus padanya". Setelah mengatakan itu, hanya ada keheningan diantara kami dan aku tidak peduli jika dia marah padaku.
Maaf baru bisa update..
Vote & comment😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend, Yuta!
Fiksi PenggemarDia adalah pria yang selalu melindungiku - Kim Jisoo Dia adalah wanita yang selalu membuatku nyaman, rumah aku pulang - Nakamoto Yuta Just read my first story😊