Namaku Putri, aku bersekolah di SMA SANTIKA. Di kelas, hampir setiap hari aku mendapatkan sebuah surat di meja tempatku. Namun yang bikin aku heran surat itu bukan surat Cinta, bukan Surat kaleng atau semacamnya, melainkan surat itu adalah surat berdarah, aku menamainya surat berdarah karena di dalam surat itu berisi tulisan yang menggunakan darah, bukan tinta.Pagi itu seperti biasa aku berangkat pagi, kebetulan juga pagi itu aku ada jadwal piket. Ku lewati koridor koridor sekolah yang masih nampak sepi, aku memasuki ruang kelas, ku lihat di meja tergeletak surat lagi, “sepertinya itu surat berdarah” gumamku. Benar dugaanku, surat itu adalah surat berdarah. Perlahan aku membuka surat itu, TOLONG!!! itulah tulisan yang ada di surat tersebut. “Ihh, siapa sih yang sering ngirim surat kaya gini? kurang kerjaan banget deh itu orang” Kesalku, aku menyimpan surat itu di kolong meja, sedangkan aku segera menyapu dan membersihkan kelas.
Tiba tiba Asap asap tebal muncul tepat di depanku, dan keluarlah sesosok wanita cantik, ia memakai baju seragam sekolah namun agak sedikit kotor. “Sii… siii… siiapaa kamu?” Ucapku yang sedikit kaget dengan kemunculannya. “Jangan takut, aku gak akan nyakitin kamu…” Ucapnya “Lalu mau apa kamu?” Ucapku yang mulai sedikit berani untuk berbicara padanya. “Aku mau minta tolong sama kamu..” Ucapnya kembali “Minta tolong apa? pasti aku akan berusaha sebisa ku untuk membantu kamu.” Balasku. “Tolong kamu pergi ke gudang, ambil koper yang besar berwarna hijau, dan…” Ucapnya terpotong, belum sempat hantu itu meneruskan kata katanya, Leni (temanku) datang. “Ada apa Put?” Ucapnya heran, “Ehmm.. Gak papa kok, pulang sekolah anterin aku ke gudang ya” Ucapku. “Ngapain?” Balasnnya heran, “Nanti juga kamu tau sendiri kok.” Ucapku tersenyum
Pulang sekolah
Aku dan Leni langsung menuju ke gudang, sebenarnya ruangan tersebut tidak boleh didekati oleh siapapun, apa lagi masuk ke dalamnya. “Mau apa sih kamu put? Kalau ketahuan pak Dadang gimana? pasti kita bakal kena marah” Ucapnya, namun aku tak menghiraukan perkataan sahabatku tadi, “Loh? pintu gudang kok gak dikunci?” Ucapku sambil perlahan membuka pintu gudang, Ruangan itu sangat kotor, dipenuhi debu debu, “Put, mau apa sih kamu?” Ucap Leni padaku lagi, “Sudahlah jangan banyak tanya, sebaiknya kamu bantu aku cari koper gede warna hijau.” Ucapku sambil mencari koper tersebut. Leni tak membalas perkataan ku, namun ia ikut mencari koper itu. “Put, Koper itu bukan?” Ucapnya sambil menunjuk koper di paling ujung ruangan. Aku dan Leni pun mendekat ke koper itu.“Nah bener ini kopernya” Ucapku sambil tersenyum.. Aku perlahan membuka koper itu, koper itu nampak sedikit aneh, bau busuk tiba tiba menusuk hidungku “Hahh? Bangkai?” Ucap Leni kaget dengan isi koper itu Asap tebal muncul kembali, keluarlah hantu itu “Jangan kaget, itu jasadku, Mereka yang menyembunyikan jasadku disini, Tolong kubur jasadku dengan layak” Ucap hantu itu sambil tersenyum.. “Jadii?” Ucapku yang masih heran. “Cepat!!! Kalian keluar dari sini.. sebelum mereka datang.” Ucapnya. Sebenernya aku masih bingung apa maksud dari perkataan hantu itu, Siapa MEREKA? namun saat itu aku dan Leni segera keluar dari gudang itu dan mengubur jasad hantu itu dengan layak, hingga saat ini aku tak menjumpai surat berdarah itu lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Horor
HorrorJangan lupa di baca ya siapa tau aja asikkk 👍 Di bawah langit yang mulai redup, ketika senja hampir saja beranjak, seseorang dengan keputusasaannya berdiri di atas pagar pendek