Hutan Setan

1K 28 0
                                    


Ayu, Irma, Nisa, Aldo, Rama dan Yuda sedang liburan di perancis, mereka tinggal di rumah kakak Ayu yang bekerja disana. Mereka pun berjalan-jalan di kota yang penuh cahaya dan romantis itu. Akan tetapi, mereka harus pergi ke jepang dikarenakan saudara Ayu ada yang meninggal disana. Singkat cerita, mereka pun tiba di jepang dan pergi ke pemakaman.

2 hari pun telah berlalu tetapi mereka disana merasa bosan dan akhirnya mereka berencana untuk camping di hutan.
Aldo: “kita enaknya camping dimana ya”.
Iim: “ke gunung aokigahara aja disitu hutanya bagus”.
Rowi: “iya hutan itu bagus banget kita kan udah 5 tahun tinggal disini jadi kita tau tempat yang bagus”.
Yuda: “ya udah deh tapi disitu nggak ada hantunya kan”.
Rowi: “Emm, anu anu ya nggak ada lah” sambil sedikit gugup

Keesokan harinya akhirnya pun mereka berangkat menuju hutan aokigahara, setelah sampai, mereka sedikit bingung dikarenakan hutan itu kelihatan angker, ketika mereka berjalan di tengah hutan mereka terpisah menjadi 2 kelompok, kelompok 1 ayu, nisa, rama, yuda kelompok 2 irma, iim, rowi, aldo.

Di kelompok 1.
Ayu: “loh yang lainya kemana?”.
Nisa: “aku juga nggak tau”.
Yuda: “kok mereka bisa nggak ada wah hebat berarti mereka bisa main sulap”.
Rama: “sulap apaan mereka hilang beneran tau”.
Ayu: “aku yakin ini ada sangkut pautnya tentang hutan ini, dari awal aku sudah curiga sama tempat ini”.
Nisa: “kurang ajar berarti iim dan rowi membohongi kita semua dong”.
Ayu: “aku rasa begitu”.
Yuda: “kurang ajar pokoknya kalau ketemu gue, bakal gue jadiin rendang mereka berdua”.
Aldo: “emang bisa”.
Yuda: “mungkin”.

Di tengah perjalanan tiba-tiba kaki nisa masuk di dalam lumpur mereka pun berusaha menolong nisa akan tetapi nisa sudah tenggelam di dalam lumpur tersebut, mereka pun sedih dan menyesal.

Di sisi lain kelompok 2 menemukan sebuah perkampungan seperti gubuk tapi anehnya tidak berpenghuni dan banyak sekali tengkorak yang digantung di atas pohon. Tiba-tiba aldo merasa gatal-gatal dan menggaruk tubuhnya hingga terlihat tulang dan dagingnya hingga ia meninggal dengan mengenaskan.

Irma: “al, kenapa loe harus mati mengenaskan seperti ini”.
Rowi: “udah-udah jangan sedih lagi lagian udah terlanjur mati aja nggak bakalan bisa hidup lagi”.
Irma: “enak banget loe ngomong mati loe pikir ini masalah yang enteng aldo tuh sahabat gue tau, iya loe baru kenal sama dia jadi loe nggak merasa kehilangan”.
Iim: “udah-udah nggak usah debat”.
Irma: “tempatnya kok serem banget ya? Banyak tengkorak lagi, tempat apaan sih ini”.
Iim: “aku juga nggak tau sebaiknya kita istirahat di salah satu rumah yuk”.
Irma: “iya ayo iiihhh tempat yang tragis”. sambil berjalan

Dikelompok 1 mereka bertiga terus berjalan dan akhirnya sampai di perkampungan gubug yang penuh dengan tengkorak.
Ayu: “tempat apaan nih kok banyak tengkoraknya”.
Yuda: “iya kayak tempat pembunuhan aja, eh gue punya ide gimana tengkorak ini kita bawa pulang lalu kita jual aja”.
Rama: “yuda mana ada orang yang mau beli tengkorak, emang loe mau mungutin tengkorak-tengkorak itu semua”.
Yuda: “nggak sih tapi kan ada elo yang mau mungutin”.
Rama: “yee siapa juga yang mau mungutin”.
Ayu: “udah-udah nggak usah debat lagi, eh itu kayaknya irma deh”.
Rama: “iya kita kesana yuk”.

Akhirnya mereka bertemu kembali mereka pun senang.
Irma: “akhirnya kita dapat bertemu lagi”.
Ayu: “iya gue senang banget, eh row, im rahasia apa yang loe sembunyiin dari kita semua”.
Rowi: “nggak ada kok”.
Yeheskiel: “nggak usah bohong deh loe, gue jadiin rendang baru tau rasa loe”.
Rama: “iya nggak usah bohong deh jujur aja kali”.
Iim: “oke sebenarnya hutan aokigahara Dikenal dengan sebutan “Lautan Pohon”, hutan lebat seluas 32 kilometer di barat laut kaki Gunung Fuji, Namanya, Aokigahara. Rumor menyebut, ia memiliki cadangan besi di bawah tanahnya, yang mengganggu kerja kompas, menyesatkan para pejalan kaki yang menembus belantara. Yang paling menyedihkan, hutan ini menjadi lokasi bunuh diri, lebih dari 500 kasus yang dilaporkan sejak tahun 1950an. Penduduk setempat mengklaim kerap mendengar jeritan arwah di tengah malam. Tingginya angka bunuh diri memicu pemerintah memasang papan himbauan larangan bunuh diri. Sejak tahun 1970, dibentuk tim yang terdiri dari polisi, relawan, dan jurnalis yang bertugas menyusur hutan mencari mayat-mayat. Namun, kerja tim tersebut kalah berat ketimbang pekerja hutan. Merekalah yang bertugas membawa mayat dari hutan ke pos penjagaan hutan. Tubuh mayat, yang kadang sudah membusuk, diletakkan di kamar khusus untuk para korban bunuh diri. Para pekerja itu lalu hom-pim-pah, siapa yang kalah akan diberi tugas khusus – tidur di ruangan bersama jenazah. Sebab, diyakini akan berakibat buruk jika jenazah ditinggalkan sendirian. Arwah penasaran jenazah itu, ‘yurei’ akan menjerit-jerit sepanjang malam. Tak hanya itu, jenazah itu konon akan berpindah dengan sendirinya.

Cerita HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang