Dunia tak perlu pahlawan,
dia hanya butuh seorang atau sekelompok orang untuk membereskan kekacauan yang mereka ciptakan sendiri baik sadar maupun tidak; langsung maupun tidak.
Perhatian keempat orang yang duduk damping tertuju pada satu arah, kiri; tempat duduk Caraka yang sedang menjelaskan ide yang bisa membuat mereka tak lagi jadi cadangan.Halangi ruang tembak dan kunci kaki dominan pemain yang punya persentase cetak gol tinggi..
Caraka lantas menunjuk siapa saja pemain laik marking lalu cara menangani hal yang tak bisa diprediksi.
"Jika pemain tengah mulai berpencar, jaga jangan sampai operan antara dia dan dia sampai tersambung" telunjuk Caraka menuding cepat kedua pemain yang dimaksud.
"Katakan itu pada Capt, tapi jangan bilang dariku dan jika ini berhasil jangan ucapkan apa-apa padaku; terima semua pujian itu untuk kalian sendiri.." ucap Caraka yang diangguki oleh keempat orang yang duduk damping dengannya.
======
Walau belum sepenuhnya diterapkan dengan sempurna, ide yang digagas Caraka mulai menunjukkan hasil.
Beberapa serangan lawan yang berpotensi menambah skor gagal eksekusi karena dipaksa untuk menendang dengan kaki bukan dominan.
Selama kalian mau jadi bidak yang patuh aku bisa membuat kalian meraih apa yang kalian inginkan..
Di bangku cadangan Caraka menggumamkan itu tanpa takut siapapun mendengar karena tinggal dia seorang diri sementara pemain yang diganti memilih berserak di tepi lapangan.
"Sepertinya tugasku sudah selesai disini.." anjak Caraka dari bangku cadangan.
======
Pertandingan pada hari itu berakhir seri; 2-2 dengan sarangan bola ke gawang lawan oleh pemain yang tadi membuat kesalahan hingga berbuah penalti.
Eforia memenuhi relung hati tiap pemain Paramakarta SC, mereka seakan tak percaya berhasil menahan imbang tim kuat seperti Noctus SC.
"Kerja bagus guys!" acung jempol sang kapten pada keempat pemain pengganti yang memecah kebuntuan tadi.
"Mana Caraka?" sambungnya ketika sosok yang ia sebut namanya tak terlihat di bangku cadangan.
Keempat orang yang ia tanya hanya bisa mengedikkan bahu setelah puas celingukan.
"Sudah kembali ke ruang klub kali Capt.." tebak salah satu dari mereka.
"Setelah ini kita kumpul di kedai dekat stasiun ya..aku traktir!" umum sang kapten yang disambut sorakan riuh tim.
======
"Mau gabung?" tanya sang kapten saat ia mendapati sosok Caraka di undakan tangga.
"Gabung apa, memang mau kemana?" tanya Caraka bingung.
"Jadi gimana?" tutup sang kapten usai menjelas ulang maksud ajakan tadi.
Tidak terima kasih, aku tak suka selebrasi..
Caraka ingin mengatakan hal itu secara jelas dan bukan dalam bentuk gumam, namun melihat usaha tulus sang kapten untuk mengajaknya; kalimat itu ia telan lagi.
"Mungkin lain kali Capt, ada urusan keluarga.." tolak Caraka dengan nada sehalus mungkin.
"Baiklah, lain kali saja kalau begitu.." mahfum sang kapten.
Keduanya lalu saling ucap salam sebelum pisah arah ke tempat yang mereka tuju.
~Tsuzuku~
![](https://img.wattpad.com/cover/113620036-288-k765319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Noise-ance 《Slow Update》
Short StorySecara teori, ada dua jenis manusia di dunia, yang mengikuti arus dan melawan arus ; sang pengikut dan sang pendobrak; si aktif dan si pasif. Masih banyak lagi sebutan lainnya yang menunjukkan dua sisi, tanpa memberi ruang pada mereka yang tak terma...