Five

29 2 2
                                    

Keesokkan harinya Tama kembali menemui Ririn. kali ini membawa Undangan berwarna merah. Tama melihat Ririn sedang duduk di atas rel kereta. melamun sambil menghitung batu kerikil.

“ Assalamu’alaikum Ririn! “ tama mengagetkan Ririn

“ Wa’alaikumlam “ jawaban salam tak sempurna terdengar.

“ apa yang kau lakukan, bagaimana bisa kau merubah nasibmu kalau hanya duduk sia-sia menghitung kerikil “ Tama menasihati.

Tama menjulurkan tangannya memberikan undangan. Ririn menerimanya tanpa curiga sedikitpun. Namun setelah membacanya getaran hebat menyerang lengan Airin. tiba-tiba jarinya gemetar. Matanya berkaca-kaca. Itu adalah undangan pernikahan. Tertulis nama Tama sebagai mempelai laki-lakinya. Tanggul yang dibangun Ririn tak bisa menahan turunnya air mata yang semakin deras.

“ kau menangis? “
“ aku terharu, sahabatku akan menikah, cepatnya waktu berlalu. Sepertinya wanita yang kau nikahi keturunan orang kaya dan berpendidikan bila dilihat dari gelarnya. Apakah dia berasal dari keluarga yang religius, hmm.. pastinya iya, karena aku yakin ayahmu yang telah memilih gadis beruntung ini “ Ririn menangis sembari berbicara.

“ iya, kau benar Ririn, kau memang mengenal sifat ayahku “ jawab Tama

“ Tama, bolehkah aku meminta sesuatu ? “

“ tentu saja, jika aku sanggup “

“ tetaplah memanggilku kasih. Sejak dulu kau telah memilih nama itu. Jangan pernah berubah, karena aku suka nama itu “

“ maaf Ririn itu terlalu berlebihan, kau terlalu berlebihan menanggapi perhatianku ..................................................................... “ pernyataan Tama yang tak ingin didengar Airin.

“ melepaskanmu untuk orang lain. Sungguh sangat menyakitkan, tapi bukankah ini juga cinta. Meski tak bisa memilikimu, namun besarnya cinta ini takkan pernah berkurang bahkan bertambah dan semakin bertambah, membuat gila, benar-benar membuatku gila… apakah kau lupa, aku adalah  kasih! Nama yang kau pilih … “ bisikkan hati Ririn diiringi tetesan air mata, pergi meninggalkan rel kereta, pergi meninggalkan gubuk yang mereka sebut tak layak huni.

THE END

Tatap matamu tuk yang terakhir, tersiksa bathinku yang mencintaimu.
Kupasrahkan pada ilahi, relakanmu untuknya.
Jurang yang dalam pisahkan kita yang tak mungkin untuk dilalui.
Biarlah lagu cinta ini terdengar dalam kalbu………
(Senandung lagu cinta- Ada Band)

_Memilih Kasih_



***terima kasih telah membacanya. Tinggalkan voment nya ya :)  :) ***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memilih KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang