dimohon sekali lagi sebelum baca please voment and follow my akun😊
"Haa??" Mommy kaget.
"Iya mom, suerr deh, kalau tidak percaya ayo mom." Merry sambil menarik tangan mom.
Mereka menuju ke jendela, dan saat mereka melihatnya mommy terkejut dan heran melihat siapa cowo yang mengantarkan Luna sampai rumah.
"Haaa? Siapa cowo itu? Mengapa Luna pulang bareng dia?" tanya mommy bertubi-tubi.
"Mana lah Merry tau mom, makanya Merry tunjukin itu ke mommy supaya beri pelajaran ke bocah itu. Mom Merry mau cowo ituu." Merry sambil merengek.
Padahal baru liat cowo itu, langsung minta. Dikira dia itu barang apa?
"Sudah diam. Nanti pas dia masuk rumah mommy akan tanya dia."
"Oke mom." Merry sambil tersenyum licik.
Saat Luna masuk ke dalam rumah, Luna kaget dan meringis kesakitan, Merry menarik tangannya dengan paksa dan mendorongnya sampai jatuh tersungkur dihadapan mommy nya.
Sudah Luna tebak, pasti bakalan ada drama setiap Luna pulang sama cowok.
"Mom, ini dia si culun, beraninya dia pulang sama cowo. Berlagak polos dia di depan kita, nyatanya ia hanya berpura-pura polos." sindir Merry.
"Berpura-pura polos? Apa maksudnya? gue tidak mengerti." Luna sambil meraung kesakitan. Kaki nya terasa sakit akibat dorongan Merry. Mungkin terkilir. Bukan hanya kaki, tangan nya pun sama. Kuku Merry yang tajam menembus kulitnya. Perih. Apalagi kena air mata.
"Alah.. Jangan pura-pura deh, lo itu pembohong. Polos di depan kami, nyatanya lo pulang sama cowo. Dasar wanita ganjen." Merry sambil menjambak rambut Luna.
"Sudah cukup Merry. Biar mommy yang tangani. Jangan ikut campur." lerai Mommy. Kalau dibiarin terus, Merry bakalan semakin menjadi-jadi.
Merry pun mendengus kesal, lalu menjauh dari Luna. Membiarkan mommy nya yang bertindak. Dalam hati Merry senang, melihat Luna disiksa. Gak tau kenapa, dia begitu gak suka melihat kakanya. Padahal selama ini Luna selalu baik dan ngalah sama adiknya.
"Momy tanya sama kamu, siapa tadi yg mengantar kamu kemari?"
"Te...Te-man mi.. Sungguh, ak-ku tidak ada hubungannya dengan dia mom."
"Alahhh banyak alasan itu mom, dia itu penipu ulung. Jujur aja!" Merry sambil menjambak kembali rambut Luna."
"Aauuhh.. Su-dah Mer.. Sa-kitt" Luna meraung kesakitan.
"Cukup Merry!! Sudah mommy bilang jangan ikut campur. Biar mommy yang tangani. Kamu diam dan jangan berbicara." perintah Mommy.
"Ok." padahal Merry belum puas menyiksa Luna. Tangannya gatal ingin sekali menampar dan menjambak rambut Luna.
Mommy menghela napas kasar mendengar isak tangis Luna.
"Mom, Lu-na tidak ber-bohong. Di-a cuma te-man Luna." jelas Luna berharap mommy yakin.
"Teman? Terus kenapa dia berani mengantar kamu?"
"Ya mom, cuma teman. Tadi tidak ada angkutan jadi terpaksa nompang sama dia."
"Ok, mulai dari besok, jangan pernah pulang sama dia lagi, atau kamu akan rasakan akibatnya!!" ucap Mommy tegas. Mommy pun meninggalkan Luna diikuti Merry.
"Sekali ganjen tetaplah ganjen." sindir Merry. Dan hari ini, hari yang paling bahagia menurutnya, bisa melihat Luna menangis lagi. Tidak ada sedikitpun rasa simpati nya ke Luna.
Dan Luna hanya bisa menangis. Berusaha berdiri walaupun kaki nya terasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...