Karan termangu menatap pemandangan di sekeliling nya. Setau nya buku yang di terbitkan nya tak mungkin dapat di temukan di desa seperti ini. Tapi, bahkan semua anak - anak itu mengenal nya. Apakah anak - anak itu juga membaca buku karangan nya?
"Apa yang kau fikirkan?"Kiran menyenggol bahu Karan.
"Ehm... Bagaimana bisa anak - anak ini mengenal ku?"tanya Karan. Sambil asyik menandatangani buku yang di sodorkan oleh anak - anak.
"Sudah ku duga!"sahut Kiran. "Kau tau, dua bulan yang lalu aku dan Simran membuat proyek untuk menerjemahkan buku karangan mu dalam bahasa inggris. Dan, penerjemahan buku itu melibatkan semua anak - anak disini. Jadi, itulah alasan nya mengapa anak - anak disini mengenal mu. Simple!"sahut Kiran.
"Wow, kau serius? Maksudku itu keren sekali"sahut Karan.
"100% serius. Sebenarnya buku itu sudah selesai di terjemahkan dan dalam proses pengetikan. Rencana nya kami akan mengirimkan karya kami ke alamat rumah mu"jelas Kiran.
"Jangan kirim ke alamat rumah ku. Karena aku akan jadi orang pertama yang membaca nya"sahut Karan.
"Promise?"tanya Kiran. Mengajukan kelingking nya kepada Karan.
"Pakka Vadda"sahut Karan. Ia pun menggenggam kelingking Kiran. Keduanya pun saling melemparkan senyuman satu sama lain.
"Okay, it is enough. Come back to your seat now. We still have plenty of time and now let's learn. (Oke, sudah cukup. Kembali ke tempat duduk kalian sekarang. Kita masih punya banyak waktu dan sekarang ayo kita belajar)"ujar Kiran. Semua anak - anak pun kembali ke tempat duduk mereka. Kiran tersenyum menatap anak - anak tersebut. Sedangkan, Karan malah tersenyum saat menatap Kiran.
"Am I In Love? (Apakah aku jatuh cinta?)"gumam Karan.
°°°
Sementara itu, Dhruv mulai kesal karena ia dan Simran tak kunjung tiba di Bhatia Farm. Belum lagi mereka mulai memasuki wilayah hutan dan itu membuat Dhruv ketakutan.
"Simran, kapan kita akan tiba. Ini sudah sepuluh menit tapi kita belum tiba juga"pekik Dhruv dari sepeda nya.
"Astaga Dhruv sabar sedikit, sebentar lagi kita akan sampai"sahut Simran dari sepeda nya.
"Astaga hutan nya semakin dalam saja. Aku takut"pekik Dhruv.
"Jangan bercanda, Dhruv. Kenapa kau takut, kau tidak boleh takut. Kau adalah seorang lelaki. Lelaki sejati tak takut akan apapun Dhruv"pekik Simran. Tiba - tiba, Dhruv menghentikan sepeda nya. Simran pun terpaksa menghentikan sepeda nya juga dan berjalan menghampiri Dhruv.
"Apa lagi sekarang?"tanya Simran.
"Aku takut. Ayolah kita pulang saja. Aku takut kita akan tersesat disini. Bagaimana jika kita tertangkap oleh hewan buas? Bagaimana kalau hewan buas itu memakan kita? Bisa kau bayangkan? Simran aku mohon. Lebih baik kita pulang saja"ujar Dhruv. Simran menarik panjang nafas nya, perlahan tangan nya menyentuh pundak Dhruv. Dengan mata nya menatap mata Dhruv.
"Dengarkan aku. Aku di temukan di hutan ini, dan aku menghabiskan 16 tahun hidup ku disini. Jadi, kau tidak perlu takut. Aku hapal betul isi hutan ini. Tidak akan ada yang memakan ataupun menggigit mu. Sebentar lagi kita akan sampai. Oke?"Simran mencoba menenangkan Dhruv. Dhruv pun perlahan menganggukan kepalanya. "Kau mau minum?"tanya Simran, lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tere Bina [Update Soon]
Romance'Dasar laki - laki kurang ajar, aku membenci nya' Simran bagai menelan ludah nya sendiri saat ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada laki laki yang ia sebut pria kurang ajar itu. Lantas bagaimana selanjutnya? Akankah Simran mengakui perasaan...