Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan mereka. Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sebuah air terjun.
"Berhenti! Ini adalah air terjun pertama di Bhatia Farm jika kau mengelilingi Bhatia Farm secara langsung. Mau turun?"tanya Simran.
"Tidak. Kita akan membuang waktu kalau kita sering berhenti. Apalagi sekarang sudah pukul 11 aku tak mau jika harus terjebak disini malam nanti. Jadi, ayo kita lanjutkan saja perjalanan nya"jawab Dhruv, seketika. Seperti menyembunyikan sesuatu dari Simran.
"Oke baiklah"sahut Simran.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di sebuah persawahan. Mata Dhruv memandang takjub pada pemandangan yang ada di hadapan nya. Karena ini pertama kali nya ia melihat persawahan secara langsung dengan mata kepala nya sendiri
"Dhruv, kya hua?"tanya Simran. Menepuk pundak Dhruv perlahan.
"Ini... Pemandangan ini baru pertama kali aku melihat nya. Dan, ini sungguh indah Simran. Apa kita bisa turun?"tanya Dhruv.
"Turun saja, kita punya waktu lima menit disini. Jangan lupa untuk memberi salam pada para petani"Simran memperingatkan Dhruv.
"Baiklah"sahut Dhruv. Ia pun berlari meninggalkan Simran, Simran hanya bisa menatap Dhruv dengan senyuman manis di bibir nya.
Simran POV
Ternyata lelaki sombong itu tak seburuk yang ku fikirkan. Dia lelaki yang cukup baik tapi sayang nya dia sangat penakut. Lihat bagaimana cara nya berlari mengelilingi persawahan. Apa yang dia fikirkan? Apa dia fikir dia anak delapan tahun yang baru saja menemukan mainan nya? Tapi, dia sangat lucu dan juga manja. Mungkinkah aku menyukai nya?
"Simran ayo kita lanjutkan perjalanan nya!"pekik Dhruv, dan membuat Simran tersadar dari lamunan nya.
"Aah... Baiklah ayo. Tapi, kau tidak mau makan siang dulu?"tanya Simran. Dhruv menggelengkan kepala nya.
"Oke"sahut Simran.
Keduanya pun melanjutkan perjalanan mereka. Hingga akhirnya mereka kembali melintasi air terjun kedua Bhatia Farm. Bukannya berhenti, Dhruv malah menghindar dari air terjun itu.
"Berhenti!"pekik Simran, Dhruv pun mengerem sepeda yang ia kendarai dengan mendadak.
"Ada apa?"tanya Dhruv.
"Tidak. Apa kau lihat pohon yang paling tinggi itu Dhruv?"tanya Simran. Menunjuk sebuah pohon tinggi yang ada di hadapan nya..
"Apa kau fikir aku ini buta. Tentu saja aku melihat nya"sahut Dhruv.
"Kau tau aku berharap suatu saat nanti Bhatia Farm akan membangun rumah pohon disana"ujar Simran.
"Rumah pohon? Untuk apa?"tanya Dhruv.
"Setiap kali musim panen dan hasil panen di kumpulkan kami selalu kehilangan 1 ton pada setiap hasil pertanian baik kopi, padi, ataupun teh. Kami juga tidak tau kenapa itu bisa terjadi. Tapi ya itu sangat berpengaruh bagi kami. Bagi kalian pengusaha besar kehilangan 1 ton bukan masalah, tapi bagi kami para petani kecil kami bahkan bisa kehilangan rumah kami kalau terus menerus kehilangan 1 ton hasil pertanian kami. Karena itu aku berharap bahwa Bhatia Farm akan membuat rumah pohon disini. Alasan nya bukan hanya karena ini pohon tertinggi, tapi karena ini juga titik tengah dari Bhatia Farm. Jadi, kami bisa mengintai seluruh titik Bhatia Farm dengan jelas dari sini"jelas Simran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tere Bina [Update Soon]
Romance'Dasar laki - laki kurang ajar, aku membenci nya' Simran bagai menelan ludah nya sendiri saat ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada laki laki yang ia sebut pria kurang ajar itu. Lantas bagaimana selanjutnya? Akankah Simran mengakui perasaan...