"Nana, kamu langsung pulang?" tanya temanku, dia adalah Aisha, atau panggil saja Icha.
Aku mengangguk, "Iya, aku pulang duluan yaa,"
Namaku Naura Zahra Almira, seorang gadis yang selalu ingin pulang ke rumah, entah kenapa aku selalu merasa tidak senang jika berada di tempat yang ramai.
Setelah itu aku melangkahkan kaki untuk keluar dari kawasan sekolah. Tidak lama, angkot arah rumahku datang, dan aku segera menyetop angkot tersebut.
Bandung memang sebuah kota yang padat, jumlah orang dan kendaraan sama banyaknya, jadi siapapun dapat dengan mudah menemukan angkutan umum, tetapi harus sabar dengan macetnya.
"Maaf..." ujar seorang laki-laki, suaranya berat, ia menyenggol tas yang aku bawa.
Aku hanya tersenyum sambil menjawab, "Iya gak apa,"
Pria yang menyenggolku tadi membuka sebuah selembaran seperti brosur, isinya tentang kajian.
Sebuah senyuman yang berasal dari pria tersebut mengagetkanku, aku menundukkan wajah sambil menahan malu. Mungkin saja wajahku kali ini memerah, seperti tomat rebus, ah!
"Kiri pak!" ucapku pada supir ketika mobil angkot sudah berada didepan komplek.
Aku turun dengan langkah kaki yang bergetar karena diperhatikan oleh pria tersebut.
Setelah memberikan ongkos pada supir, aku membuang napas lega. Rasanya seperti habis dikejar hewan buas.
"Nana, loh, kamu udah pulang? Enggak pemantapan?" tanya Bunda ketika aku menghampirinya didapur.
Pemantapan lagi, pemantapan lagi, bunda selalu bertanya begitu, pedahal kan aku sudah beri tahu, kalau pemantapan cuman hari selasa dan sabtu doang. Mungkin bunda sudah mulai tua, jadi ia pelupa.
Kehidupan anak kelas dua belas memang tidak seindah masa-masa SD, dimana pada masa ini aku harus berjuang untuk mendapatkan nilai bagus karena ingin masuk PTN yang aku inginkan.
"Shalat ashar dulu gih, udah adzan,"
"Bunda, aku kan lagi gak shalat,"
"Aduuh kok bunda lupa ya,"
Aku mengecup pipi bunda, "Bun, aku ke kamar dulu ya!" kemudian aku segera pergi menuju tempat yang selalu kurindukan.
"Nana, ada yang nyariin kamu tuh didepan," teriak bang Andi sesaat setelah aku membuka jilbabku.
Jarang sekali ada orang yang datang ke rumah sesore ini.
Tanpa menjawab dahulu pertanyaan bang Andi, aku memasang kembali jilbabku kemudian menghampiri bang Andi.
"Siapa bang?" tanyaku.
"Gak tau, cowok,"
Alisku menyatu, siapa cowok yang berani mengunjungiku?
"Gak ah takut,"
"Ya udah abang samperin, kamu tunggu disini yaa,"
Aku mengangguk kemudian mengangkat tangan tanda hormat, "Siap pak bos!"
Tidak butuh waktu lama, bang Andi kembali mengahmpiriku kemudian berkata, "Namanya Elang--"
"Bilang aku gak ada!" aku memotong pembicaraan bang Andi karena jelas-jelas aku panik.
"Abang belum selesai ngomong cantik, makanya didengerin dulu,"
Aku mengangguk, mengalah, karena salah juga memotong pembicaraan orang yang lebih tua dariku.
"Abang udah bilang, Nana-nya lagi kerja kelompok, belum pulang,"
Aku tersenyum bahagia kemudian langsung memeluk bang Andi, "Makasih yaa abangku yang paling ganteng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Surgaku✔ [SUDAH TERBIT]
SpiritualTELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA Namaku Naura Zahra Almira, seorang gadis 17 tahun yang masih duduk dikelas 3 SMA. Allah mempertemukan aku dengan seorang laki-laki yang sangat kucintai pada sebuah kejadian yang sangat-sangat tidak terduga. Awalnya aku sem...