Understand

5.8K 758 87
                                    

Jungkook kadang-kadang ingin bilang dia cinta Jimin. Tapi hal itu sulit sekali karena Jimin terlalu liar.

Bukan liar dalam artian ambigu.
Tapi dia hanya terlalu sulit digenggam. Akhir-akhir ini, Jungkook merasa Jimin tidak seperti miliknya sendiri.

"Hyung tolong dengarkan aku dulu."

"Apa? Bukannya yang sulit mendengarkan itu kau?"

Tatapan Jimin setajam belati yang baru diasah, menoreh luka pada hati Jungkook yang terdiam di depan pintu.
Mereka berdua saja di dorm hari ini. Dan Jungkook merasa ini adalah kesempatan yang baik untuk menyuarakan pendapatnya. Tentang rasa cemburu dan kemarahan yang ia simpan rapat-rapat.

"Aku tidak begitu."

"Kau begitu di depan orang-orang. Bertingkah seolah aku ini pengganggu. Jadi kurasa tidak masalah kalau aku menjauh saja."

"Sudah kubilang aku hanya malu."

"Yasudah, kalau begitu aku tidak akan mengganggumu lagi."

"Kau menempel dengan Taehyung dan Hoseok. Kau kira bagaimana perasaanku melihatmu seperti itu? Kau bertingkah seolah aku tidak ada."

"Apa bedanya? Mereka juga temanku. Memang aku siapa bisa kau atur?"

"Kau Jimin, pacarku."

Jimin membisu, berbalik menyembunyikan wajah muram. "Kau bahkan tidak menciumku di depan member lain."

"Karena mereka straight! Aku tidak ingin kau dijauhi mereka hyung! Kita di puncak popularitas dan semua bisa berantakan jika mereka tahu hubungan ini."

Napas Jungkook tersenggal. Ia barusan hampir tersulut emosi karena tingkah kekanakan Jimin. Beruntung itu belum terjadi. Karena gemetarnya pria mungil diujung kamar membuat hati Jungkook mendadak terasa sakit.

Pria berumur 21 tahun itu langsung mendatangi Jimin, meraih tubuhnya untuk dipeluk dari belakang.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud membentakmu."

"Aku hanya mau waktu-waktu seperti ini. Waktu dimana kita bisa melakukan segalanya berdua." suara lirih Jimin memecah disela isak tangisnya. "Tapi kau bahkan tidak bisa memelukku. Sekali dalam seminggu, kau tidak bisa. Padahal kita satu rumah."

"Maaf Jimin, aku terlalu takut."

Pelukan dilepas, Jimin berbalik untuk menatap wajah kekasihnya. Mencium bibirnya dalam diam.

Jungkook adalah dongsaeng yang membuatnya jatuh cinta di hari pertama mereka bertemu.

Tanpa disangka saat Jungkook merayakan hari kelulusannya, pemuda itu menyatakan cinta, mencium Jimin di bibir, di dalam kamar tidur mereka, disaat Hoseok tertidur lelap disebelah ranjang Jimin. Itu adalah malam terindah yang pernah Jimin lalui karena setelahnya, Jungkook tertidur memeluk pinggang pemuda mungil hingga pagi menjelang.

Dan sekarangpun, sejujurnya Jimin bersyukur masih memiliki Jungkook. Mereka melanjutkan hubungan dibelakang punggung teman-teman, staff, agensi. Berciuman di dalam toilet disela waktu sebelum manggung. Hubungan tanpa suara, penuh rasa cinta dan sakit. Karena Jimin juga manusia biasa. Kadang pikiran gilanya berkata ia mau menyerah sembunyi, ingin mengenggam tangan Jungkook di atas panggung tanpa peduli kritik orang luar. Tapi Jungkook selalu mengingatkan, mereka ini publik figur. Dan sakit mental bisa saja dialami kalau Jimin berani menjamah hal tabu untuk jadi konsumsi publik. Hubungan ini harus rahasia, dan selamanya akan begitu.

"Sudahlah, aku hanya terlalu merindukanmu."

Yang Jungkook suka dari Jimin, pemuda itu pengertian. Ia akan marah sebentar dan memaafkan sesudah Jungkook menyelesaikan penjelasannya. Tidak berlarut hingga besok hari. Bahkan kadang Jungkook tak perlu minta maaf untuk mendapat maaf dari Jimin.

Jimin terlalu baik.

Itu yang membuat Jungkook jatuh cinta.

Hari itu mereka menghabiskan malam dengan segelas coklat panas dan selimut tebal sebagai teman mengobrol bersama. Jimin memang rindu bermesraan dengan Jungkook. Rindu dijadikan objek gombal kalau si kelinci sedang genit-genitnya. Tapi ia lebih rindu debaran jantungnya sendiri ketika mereka bertatapan seperti ini. Jimin ingin lama-lama berada di samping Jungkook, mendengar suara dan tawanya, lalu membiarkan pemuda itu tidur di pangkuannya.

****

Hanya berpikir halu tentang hubungan mereka sejenak dan terlahirlah cerita tanpa plot ini.

Selamat datang di Things 1! :*

Kalau saya tulis cerita pendek seperti ini lebih sering, menurut kalian bagaimana? Karena saya sering mengkhayal tentang mereka lol. Jawab ya 😂

THINGS 1 (KOOKMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang