1st Scene
Aku membuka salah satu pintu dan mengambil dua yogurt. Aku memang berniat memanjakan diriku akhir pekan ini karena aku hanya menjadi resepsionis cadangan di akhir pekan dan biasanya aku tidak bekerja karena tidak ada yang bermasalah. Mataku kemudian menatap susu yang ada di lemari yang lain. Oh, kulkasku memang kekurangan susu. Ashley selalu memenuhinya dengan bir atau soda. Aku menyukai mereka tapi aku tetap ingin sehat jadi aku menutup lemari dan membuka pintu yang akan membawaku pada susu yang ada di rak tengah.
Aku menaruh mereka ke dalam keranjangku saat sebuah lengan, tanpa peringatan, sebuah tangan menjulur ke atas kepalaku dan mengambil kaleng bir yang letaknya di paling atas lemari. Aku mengatur napasku untuk menenangkan detak jantungku. Aku segera menengok ke belakang dan melihat seorang pria, Oh sangat tampan.
"Terima kasih untuk pintunya."
==============================
2nd Scene
"Kukira kau akan pulang larut." kataku sambil melihat penampilannya yang sudah acak-acakan. Blousenya kusut dan spannya penuh keliman.
"Aku juga berencana begitu," Ashley duduk di sampingku sambil melepas bobby pins yang memegang sanggul kecil pirang platinumnya seharian ini. "Cesca, aku bertemu dengan mantan tunanganku di kantor. Aku bertemu dengannya di dalam lift dan kami bercinta. Aku seharusnya memarahinya atau menolaknya, tapi aku tidak bisa melakukannya. Semua yang kupikirkan adalah bagaimana dia melakukannya lagi dan lagi."
Aku terdiam cukup lama untuk berpikir sambil mendengarkan ceritanya. Dua tahun lalu sebelum kami pindah ke Seattle Ashley bertunangan, tapi sayang tunangannya selingkuh dan Ashley mengakhiri hubungannya. Aku tahu Ashley masih mencintai tunangannya-William- tapi Ashley adalah orang yang benci dikhianati dan dibohongi.
"Mungkin sudah saatnya kau mendengarkan penjelasannya." kataku sambil memakan keripik lagi. Ashley menggelengkan kepalanya.
"Dia itu arogan dan berengsek, Cesca. Aku tidak berpikir dia akan menjelaskan sesuatu." Ashley mengambil bantal kecil berwarna oranye di belakangnya dan memukulinya.
==============================
3rd Scene
Aku mengalihkan objekku pada anak kecil yang bermain balon dengan ibunya. Oh yeah, masa kecil yang bahagia. Aku memotret mereka yang sedang tertawa sambil berpegangan tangan. Tiba-tiba kameraku direbut seseoranh dengan paksa dan melepas lensanya. Apa dia gila. Aku langsung berdiri dan mencoba merebut kembali kameraku. Saat menatap orang yang merebut kameraku aku langsung terperanjat, dia orang yang sama yang menggangguku di toko tadi malam.
"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan." Aku merebut dengan paksa kameraku dan lensanya. Aku bahkan tidak pernah membedah kameraku seperti ini. Aku melirik Ashley yang mengangkat bahunya.
"Kau pikir aku tidak tahu apa yang kalian lakukan." pria itu berusaha merebut kameraku yang sudah menjadi dua itu dan kali ini aku mempertahankannya dengan seluruh kekuatanku.
==============================
4th Scene
Seluruh kulitku merinding mendengarnya berbicara begitu pelan di depan wajahku. Aku berusaha keras menatapnya sambil berusaha mendorong bahunya tapi kesadaranku seakan berkurang. Ya ampun, laki-laki ini dipenuhi dengan otot. Oke. Fokus Cesca, tarik napasmu dan dorong pria di depanmu ini. Aku memejamkan mataku saat dia bergerak mencium bahuku, kemudian ke telingaku.
"Aku akan menemuimu lagi nanti." Ya ampun. Aku baru saja menyadari kalau dia begitu wangi dan lebih wangi lagi saat jarak kami semakin tipis.
Dia menjauhkan dirinya dan aku berusaha mengumpulkan kesadaranku. "Tetaplah di sini."
"Tid-"
"Tutup mulutmu. Tetaplah di situ."
Aku memutar bola mataku dan berdiri lalu berjalan menuju pintu. Dia pikir dia siapa. Dia bisa memecatku kalau dia mau dan aku tidak akan pernah mau mendengarkan apalagi menuruti apapun yang dia katakan. Entah kenapa aku merasa marah jika melihatnya. Aku membuka pintu dan melangkah keluar saat tarikan yang sangat kasar membawaku kembali ke dalam. Pintu tertutup dengan suara keras dan mata biru yang tampak menyala karena jendela yang berada jauh di belakangku menyinarinya. Sial, aku penasaran seberapa tinggi pria ini.
Bibirnya tiba-tiba saja menciumku dan aku tentu saja langsung menamparnya. "Enyah kau ke neraka bajingan."
================================
5th Scene
Aku tahu aku sudah sadar tapi aku tidak berani bergerak. Sesuatu telah terjadi padaku. Aku mencium bau pengap dan debu dimana-mana, aku tidak bisa melihat. Aku tidak bisa bergerak. Tapi, aku bisa bicara dan bisa mendengarkan suara langkah kaki.
"Apa yang terjadi?"
"Kumohon kau menculik orang yang salah."
"Aku bukan orang kaya ataupun simpanan. Kumohon lepaskan aku."
"For God's Sake lepaskan aku."
Aku terengah-engah. Aku bisa merasakan airmataku mengalir. Lalu, aku mendengar helaan napas dan suara besi berdenting. Aku tidak yakin apa itu, tapi aku pernah melihat film aksi. Itu suara kokangan pistol.
"Cesca."
"Ethan? Ethan ... Oh syukurlah." Aku menangis semakin deras. Aku tidak bisa mengingat apapun di atas kepalaku.
"Ethan tolong aku."
"Aku minta maaf, Cesca. Jika saja aku tidak mengenalmu mungkin ini tidak akan sulit." Aku mendengarnya menghela napas.
"Ethan apa yang kau bicarakan." Aku meronta mencoba melepaskan ikatan di tanganku di belakang tubuhku. Kayu yang digunakan untuk menahanku berdiri juga ikut bergerak.
"Aku minta maaf."
===============================
Yep, brand new trailer.
Aku sangat menyesal harus mengabarkan kalau bisa saja cerita Ethan adalah cerita yang akan kalian benci dari ke delapan Series The Lover. Aku minta maaf tapi NO TURNING BACK.
Aku nggak bisa bayangin 2 resolusi untuk cerita yg satu ini. Soalnya ini pertama kali aku nulis cerita Hybrid antara Action dan Romance. Karena kalau kalian udah baca ceritaku semuanya cuma fokus sama romance. Yeah ada sedikit kegagalan nyambungin paranormalnya tapi ke depannya akan aku benahi.
Btw ada yang bisa nebak apa yang dilakuin Cesca sama Ethan di Scene terakhir??
Kalau ada yang udah bisa nebak comment yaw....
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything To Me [Lover The Series #4.5] By Framadani
RomanceCopyright ©2018|FRAMADANI|All right reserved| Based on Lovers Franchise. The additional version. Warning, it's for adult only. Harsh words and sexual scene are included. If there is any similarity with name, place, or event, this story doesn't hav...