Intro

119 16 0
                                    

Sejak tadi Jun tak henti-hentinya mondar-mandir. Ia gelisah. Sepuluh menit lagi solo performancenya akan dimulai. Bersama dengan ketiga rekannya dari performance unit tentunya.


Sejenak ia berhenti. Lalu duduk sebentar, kemudian berdiri lagi. Melipat kedua tangannya di depan dada sambil mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya. Tak jauh darinya, Chan menatapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Hyung, ada apa?" tanya bocah itu


Jun diam saja. Tak menjawab pertanyaan Chan. Ia jadi membayangkan jumlah carats dan penonton lainnya yang dua kali lipat dari biasanya.


"Biasalah, phobia sedikit sebelum tampil. Khawatir yang berlebihan." sahut Minghao acuh tak acuh. Sementara disampingnya, Soonyoung sibuk membenarkan rambutnya.


Teng!


Yak! Belnya sudah berbunyi di ruang tunggu. Itu artinya, mereka berempat sudah harus menuju panggung untuk bersiap-siap.


Minghao bangkit dari duduknya, diikuti Soonyoung. Lalu Chan -yang sebelumnya agak kesusahan menggeret Jun untuk keluar dari ruangan.


Tep.. Tep.. Tep..


Mereka berjalan dalam keheningan. Hanya derap langkah kaki yang terdengar. Sebenarnya ini sudah kesekian kalinya mereka melakukan koner seperti ini. Namun, ini tur pertama mereka di Indonesia. Ya, mereka akan mengunjungi beberapa kota nantinya.


Sorak sorai penonton tak terhindarkan begitu mereka menaiki panggung. Meski lampu dimatikan, Jun tetap saja bisa melihat ribuan penonton di hadapannya ini. Lewat sorot-sorot senter handphone yang menyala.


Musik mulai mengalun. Ia harus menyanyikan bagiannya sekarang. Namun..


Deg.


Begitu musik mulai mengalun dan lampu menyala, mata Jun menangkap langsung sosok gadis itu.


Gadis yang duduk di bangku penonton tak jauh dari tempat ia berdiri. Sembari membawa kertas besar bertuliskan "MARRY ME JUN!", gadis itu tersenyum lebar.


Manis sekali..


Kenapa..


Jantungnya jadi berdebar?

Jun berusaha fokus pada bagiannya. Bernyanyi dan menari seperti biasa. Lewat sudut matanya, ia tetap melihat ke arah gadis itu. Hingga Chan menyanyikan bagian selanjutnya.


Deg.


Apa ini? Mengapa atensinya terfokus pada gadis itu?


Meskipun menari, kenapa pula ia jadi.. ingin melihat lagi senyum gadis itu?








*








Rissa berdecak. Menghela napas berkali-kali sambil melirik sekilas ke arah jamnya.


Mana Dhini? Kenapa lama sekali ke kamar mandi?


Huh. Kalau saja bukan gara-gara Dhini, ia tak akan mau menonton konser Seventeen. Sampai jauh-jauh ke Jakarta hanya untuk melihat tiga belas orang tak penting seperti ini. Untung saja Dhini yang membelikannya tiket. Jadilah ia merasa tak terlalu rugi.


Well, sebenarnya ia tahu beberapa lagu Seventeen seperti Pretty U, Boom Boom dan Highlight. Itu pun karena Dhini yang mencekokinya setiap hari.


(1) LOVE AT THE FIRST SIGHT?   || SEVENTEEN ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang