Flashback

11 4 0
                                    

Saat itu keadaan rusuh banget. Keluarga ku bubar tidak karuan, ibu sering dipukuli kaka dan ditambah lagi ayahku yang marah dengan kakak ku karena selalu memukuli ibu.

Hingga akhirnya kami berpisah, ayah membawaku pergi dari rumah dan meninggalkan kakak dan juga ibu. Awalnya aku tidak mau, karna aku sangat mencintai kakak dan ibuku. Tapi aku juga merasa takut padanya, karna dipikiranku kakak adalah seorang yang kejam.

Walaupun begitu entah kenapa aku tidak bisa membenci kakak, kakak adalah orang yang paling aku sayang di dunia. Sebenarnya diusiaku yang masih anak anak bahkan aku baru menginjak usia 5 tahun aku merasa takut saat kakak memukuli ibu, aku takut kalau kakak juga akan memukuliku. Maka dari itu setiap aku dan bibi Tera berkunjung ke sini, aku tidak mau masuk ke rumah itu. Dirumah tante Aliyah lah tempatku bersembunyi.

Jika ayah melihat kakak memukuli bunda, seharusnya ayah juga membawa bunda ikut pergi bersama kami, bukan hanya aku saja yang dibawa pergi.

Flashback off

"Jadi itu alasan loe selalu kerumah gue saat kesini? " tanya Sanaya setelah mendengar cerita dari Zeed.

" Hmm" jawab Zeed memandakan kalau ia mengiyakan pertanyaan Sanaya.

"Dan selama ini loe tinggal berdua dengan ayah loe?"

"Ya, dengan bibi tera juga."

"Siapa bibi tera?"

"Loe gak ingat?" sanaya menggeleng.

"Siapa?" tanya Sanaya.

"Dia adalah adiknya bunda, sejak insiden itu beliaulah yang merawatku. Aku juga bingung kenapa dia merawatku?! Mungkin karna bi Tera kasihan pada nasib anak dari kakaknya atau bunda, maka dari itu dia merawatku dan membesarkan ku. Tapi kasih sayangnya tak bisa membandingi kasih sayang bunda. Dan beginilah aku, jadi anak nakal dan urakan." jelas Zeed panjang lebar.

"Ohh" jawab Sanaya singkat.

"Daan... Dari itu gue gak suka jika ada orang yang ngehina nyokap gue. Karna dia gak pantas buat dihina yang engga engga." Sambung Zeed sambil menatap Sanaya dengan tatapan tak sukanya.

"Maaf," ucap Sanaya merunduk.

"Sori juga karna telah nampar loe kemarin. Abis gue gak tahan denger yang nggak enggak tentang nyokap gue"

"Gak papa kok udah biasa gue kena tamparan cowo." ucap Sanaya mantap

"Loe usil ya, kalo disekolah? " tanya Zeed penasaran.

" Ya abis mereka nyebelin tiap hari ganggu umat gak berdosa. Loe juga ngapain ikut geng mereka!"

"Tujuan gue sih satu, buat bales loe!"

"Sekarang loe tau kalo gue sahabat kecil loe! Jadi loe masih ikutan geng mereka?"

"Ya iyalah gue kan ketua geng, masa keluar gitu aja. Ya kecut namanya,apalagi ditambah kalo loe itu sanaya gue. Tambah gue kerjain loe!" ucap Zeed dengan gembira.

"Loe gak ada bedanya dari dulu ya" ucap sanaya kesal.

"Memang!!" jawab Zeed enteng. Mereka pun tertawa bersama. Tok tok tok  ada seorang yang mengetok pintu kamar Sanaya.

"Naya??" panggil ibu Sanaya yang mengetuk pintu.

"Iya bu, masuk aja" jawab Sanaya dengan teriak.

"Loe gak usah teriak gitu nyokap loe denger kali" kesal Zeed yang merasa terganggu pendengarannya oleh teriakan Sanaya yang cempreng seperti besi diseret truk.

"Gausah iri dengan suara emas gue!" sewot Sanaya.

"Jijik" balas Zeed kemudian melempar guling ke arah Sanaya dengan keras.

Star Night In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang