2013, 5 January
Aku bangun pagi hari ini, karena ingin segera pergi dari neraka ini. Bahkan ini masih gelap. Meski aku takut gelap, akan kuberanikan diriku daripada aku terus-terusan tersiksa oleh jeritan mereka. Semalam aku sudah mempacking pakaian dan perlatan yang kubutuhkan. Aku kemarin juga sudah pesan penerbangan pertama pagi ini. Aku akan pergi dari negara ini. Aku sudah muak. Disini terlalu banyak kenangan pahit. Bahkan aku belum pernah merasakan bahagia diantara mereka. Aku dulu pernah bahagia saat ada sepupuku datang dan saat aku punya teman baru. Tapi itu tidak bertahan lama, karena mereka juga pergi. Aku sadar mereka juga punya kehidupan masing-masing.~Di bandara
Aku berhasil keluar dari rumah yang lebih seperti neraka. Akhirnya aku bisa pergi. Sudah lama aku merencanakan ini. Bahkan aku yakin mereka tidak akan mencariku karena memang mereka tidak pernah peduli padaku. Setelah ini kuharap aku bisa bertemu dengan kebahagiaan. Aku ingin bahagia. Hanya itu. Tujuanku yaitu kerumah sepupuku. Rumahnya di Korea. Cukup memakan waktu. Tapi aku sudah tak sabar bertemu mereka. Aku masih hafal jalannya. Kuharap, aku tidak lupa. Aku masih menyimpan alamatnya. Kuharap mereka belum pindah.~Incheon Airport
Akhirnya aku sampai di Korea. Aku rindu tanah ini, aku dulu pernah bertempat disini sementara, karena dua orang sialan yang membuatku trauma. Yah, akhirnya aku bisa bebas. Aku segera mengambil koper dan tasku. Aku keluar dari bandara mencari taksi. Untung saja aku bisa berbahasa Korea, karena dulu aku cukup lama disini. Ada taksi yang berhenti dihadapanku.
"Agash-ssi, kau mau kemana?""Eoh, ini ahjussi aku ingin ke alamat ini. Bisa kau mengantarku?"
"Oh ini, tentu. Naiklah, ini tidak terlalu jauh. Apa kau bukan orang korea?"
" Aku campuran."
"Ah, aku mengerti. Ayo, kita berangkat."
Di perjalanan aku berbincang dengan ahjussi ini cukup banyak. Bahkan ahjussi ini cukup berbakat untuk melawak.
"Agasshi kau cantik. Kau seperti idol Korea. Kenapa tidak jadi idol saja?"
"Ye? Apa itu idol? Maaf pengetahuanku tentang Korea masihlah sedikit."
"Oh tak apa-apa. Idol itu seperti artis yang dibimbing agensi dan dilatih untuk bisa menyanyi, menari, dan masih banyak lagi."
"Sepertinya menarik. Akan kupikirkan lagi, ahjussi."
"Agasshi, sudah sampai."
"Oh benarkah? Tenyata cepat juga. Kamsahamida ahjussi. Berapa?"
"Karena agasshi cantik jadi aku berikan diskon, ₩30.000 saja."
"Ah sekali lagi terima kasih ahjussi."
Aku lihat ahjussi itu memutar mobilnya lalu kembali dan melambai tangan padaku. Aku pun membalasnya. Kutatap sebuah rumah dihadapanku. Aku masih ingat rumah ini. Semoga saja mereka belum pindah. Aku menyebrangi jalan lalu masuk ke teras rumah. Aku memencet bel, menunggu seseorang keluar. Yang pertama, belum ada sahutan. Lalu aku coba lagi.
'Brakkk...Tunggu sebentar'
Aku mendengar suara. Berarti ada orang. Aku berdiri membelakangi pintu.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Suaranya berubah, tapi aku kenal suara ini. Mataku tiba-tiba berair. Aku pun segera membalikkan badan. Aku menatapnya dengan tersenyum. Tapi dia menatapku bingung. Aku pun bertanya padanya.
"Oppa, kau tak ingat aku?"
Dia masih menatapku bingung. Sungguh saat ini aku ingin memukul kepalanya. Aku merindukannya.
"M-maaf kau siapa?"
"Yyaaa!!! Kau kejam sekali lupa padaku. Kau dulu bilang tidak akan pergi. Kenapa kau pergi?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
M
FanfictionAku bangun pagi hari ini, karena ingin segera pergi dari neraka ini. Bahkan ini masih gelap. Meski aku takut gelap, akan kuberanikan diriku daripada aku terus-terusan tersiksa oleh jeritan mereka. Semalam aku sudah mempacking pakaian dan perlatan ya...