FALLIN' ON YOU: 2

136 16 20
                                    


"Ca? Eca? Bangun hayoo, heyy nak bangunn."ujar Linda mama nya Eca yang berusaha membangun kan anak gadisnya nan cuek, terus terangan+ jutek.

"Nak? Bangun!! Susah ya dibangunin kamu tu, hey." ujar mama Eca lagi, yang dibalas dengan Eca yang menggeliat dibalik selimut, dan mulai menstabilkan matanya.

"Eummm, ma? Kok, ini jam brapa?" tanya Eca.
"Udah jam 7 lewat nak, kamu ketiduran tadi, emangnya capek bangetya tadi?"

"Iya ma, capek, banyak tugas juga, karna seminggu lagi mau ujian jadi banyak ngebut materi." ucap Eca lelah. Ya. Eca memang pulang selalu sore dari sekolah nya.

"Yaudah, ganti baju, trus langsung turun papa udah nunggu di bawah." suruh mama Eca.

"Oke sip boss." jawab Eca yang mulai beranjak dari teman tidur nya.

• • • •

"Huft," lelah Eca menghempas kan tubuh nya dikursi belajar nya.

TING!
Eca sigap langsung mengambil ponsel nya yang tak jauh dari nya. Seperti dugaan Eca. Grup chat nya dengan teman dance nya itu selalu ramai. Dan selalu membahas yang tidak penting.

[Bila Annisa]
Hai, woi klian pada tau ga tadi Kelvin ganteng banget cuci muka di keran aer

[Tina Adelia Putri]
Yaelah Bil, bilang ganteng sih boleh, inget doi lo

[Triany Roslina Tiymble]
Oi, ini ada tugas ga besok? (saking polos nya)

RIBUT LO AH! Intan sama Winnie mane?

Kalau gue liat liat sih, setelah itu emang ada mirip gitu genk, tapi b aja lah

• • • •

"Ca, ga ngantin lo?" tanya Mita.

"Luan deh, gue sama Ana aja, dia ga ngantin." jawab Eca. Yang diabaikan Mita dan Dira, karena mereka langsung bergegas kekantin.

"Ca? Lo kenapa? Biasanya juga ngantin."kepo Ana.

"Engg-" perkataan Eca berhenti seketika melihat cowok yang barusan lewat dari depan kelas mereka.

"Hoi, napa lo?" tanya Ana sambil mengikuti arah pandang Eca saat ini.

"Eumm, gaada." jawab Eca ragu. Yang pastinya sukses membuat Ana curiga.

"Lo liatin Kelvin ya? Yeee, kemaren bilang nya biasa aja sekarang di liatin ampe ngomong nya ke potong." goda Ana.

"Ih apaan sih?" "Kalau diliat liat emang mirip Mingyu, ganteng iya, keren juga iya" lanjut Eca.

"Dikit sih, tapi kalau ganteng sih gue masih b aja." tanggap Ana.

"Kayak nya gue bakalan nemu pengganti oppa deh, itung itung mata gue ga kering."lanjut Eca.

"Niat lo kayaknya."tebak Ana yang pura pura tidak tau. Padahal dia tau sekali pada temannya itu. Eca memang jutek, tapi dia sangat baik, dan sangat mudah menyayangi dan mencintai seseorang. Dan ya. Sangat mudah sekali baper. Tapi ya. Mudah sekali menutup nya dengan jutek nya itu.

"Ih lo apaan sih." Eca berdecak kesal.

"Aalah ntar juga baper lo."lanjut Ana dan disambut dengan pipi merah merona Eca yang daritadi sudah merekah.

"Cuma elu yang masih tau Na. Gua juga baru sadar kmaren. Mata kami kmaren bertemu di pintu, dia ganteng, manis, keren, semua sama dia."
"Tapi tenang aja, gua cuma kagum aja kok." lanjut Eca.

"Gua ngenal lo Ca, perasaan lo gabakal berhenti sampai di kagum aja. Tapi kita gatau, liat aja nanti."kata Ana yang hanya dibalas anggukan Eca.

• • • •

"Ecaaaaa!" teriak mama Eca.

"Apa ma?" jawab Eca.

"Kamu liat deh, baju kotor kamu belum kamu masukin ke mesin, mama tau besok udah ujian, tapi kamu ga bisa biarin baju kotor kamu disni. Jangan jadiin ini alasan Ecaaaa...." omel mama Eca yanh diakhiri nada melemas diakhir omelan.

"Ih simama, ngomel aja muluk, iya iya ni aku ambil." jawab Eca seraya mengambil pakaian kotor nya dikamar mandi. Dan...

"Aw anj-" teriakan Eca yang terpotong karena langsung di tutup oleh tangan Eca sndri.

"Kenapa Ca?" tanya mama yang sudah terduduk di kasur Eca membelakangi pintu kamar mandi.

"Gaada ma." jawab Eca seraya keluar dri kamar nya memasukkan pakaian kotor nya kedalan mesin cuci.

"A N J I R! Bisa gue kepeleset tadi ya? Ini kaki gue yang kelembutan apa gue yang bodo?" kesal Eca sendri seraya kembali kekamar nya.

• • • •

"Pergi dulu ya, Ma, Pa. Daaa." ucap Eca sambil berlari kecil ke mobil. Ya Eca memang pergi dengan mobil yang sudah disediakan papa nya. Tapi dia tidak manyetir sendri. Melainkan. Supir.

"Jalan pak." suruh Eca .
.
.
.

"Ca? Udah belajar belom? B indo susah jir." kata Mita. Ya Mita dan Eca memang seruang saat ujian ini. Dan Dira? Ana? Mereka berdua seruang.

"Lu dimana duduk? Tanya Eca
"Di sini nih." katanya menunjuk bangku di sebelah kanan tempat duduk Eca.
"Lah? Sebelahan tauk kitanya." semangat Eca.

"Ih si goblok, mata dipasang, gua nunjuk yang sono no," ujar Mita menunjuk bangku sebelah kanan yang tepat nya disamping bangku yang di samping bangku Eca. Ya hanya berjarak satu bangku.

"Gasalah gue Mit, lu nujuk yg ini tadi" protes Eca ."Jadi disebelah gue siapa?"tanya Eca.

"Jimmy,Ca. Temen satu SMP lo. Temen deket nya Kelvin juga."kata Mita. Ya. Sekolah Bina Bhakti memang mempunyai , TK,SMP,SMA,dan SMK. Jadi banyak dari SMP Bina Bhakti lanjut ke SMA Bina Bhakti. Termasuk Ana,Bila,Eca,Intan,Roslina,Winnie,Tina dan Kelvin juga Jimmy. Ya Jimmy juga kelas sebelas IPA 1.

Mita dan Dira memang bukan SMP Bina Bhakti, mereka SMP 2 dulunya.

"Ohh... Tau gue tau" jawab Eca.
.
.

"Suttttt... Suttttt..." bisik Jimmy sambil melambai lambai kertas absen pada Eca.

Ya setiap ujian memang begitu, Guru selalu menjalankan satu kertas yang sudah di kolomi, dengan nama murid diruang ujian. Untuk mengabsen, karena dalam satu ruangan dicampur daru beberapa kelas.

"Apaan sih lo?" jutek Eca yang merasa terganggu sedang mengerjakan ujiannya.

"Kertas nya dodol." jawab Jimmy yang dibalas dengan tangan Eca yang merampas kertas kasar, dengan rasa malu tentunya:)

"Woi, Jimmy? Lo kenapa tanda tangan nya di nama gue? Ih ogeb bener lu yak."omel Eca dengan jutek, dan tentunya suara pelan.

"Lah? Apa?" jawab Jimmy yang tak dengar jelas perkataan Eca.
"Ga elu, ga kuping lu sama sama tolol." jawab Eca lalu mengabaikan Jimmy kembali. Eca pun jadi menandatangani di nama Jimmy dan Jimmy di nama Eca.

KRING! KRING! bunyi bel istirahat.

"Lu tadi ngomong apa?" tanya Jimmy.

"Lo dongok ya, napa lo tanda tangan di nama gue tadi?protes Eca.

"Lah? Iya? Beneran? Yaudah deh itu aja marahnya ga karuan, ntar selanjutnya gue teliti." ujar Jimmy.

"Jim?" teriak seseorang dari pintu ruangan, ya siapa lagi kalau bukan Kelvin. Yang disambut dengan pukulan Jimmy dipundak nya yang sudah sejak kapan berjalan kearah Kelvin.

"Lah? Ini napa kok gua deg deg yak, bukan gue yang dipanggil."ujar Eca dalam hati.

TBC
THANKS:)

Makin ga penting ya guys?

Fallin' On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang