{Prolog}

20 4 0
                                    


Dear, Teman Hati

Terima kasih telah mengajarkan padaku tentang sesuatu yang sangat berharga. Tentang bagaimana kau menyadarkanku bahwa apa pun yang aku miliki tak membuatmu merasa tersanjung akan hal itu. Di matamu aku hanya sebuah rintik hujan yang jatuh ke bumi bersama jutaan rintik hujan lainnya, terlihat sama rata. Tak ada yang istimewa darinya. Dari situ, aku mulai bertanya "Apakah Rabb ku juga memandang hal itu?" Ku rasa tidak, Dia berbeda denganmu. Dia bahkan mengajarkan padaku betapa konyolnya aku jika mengharapkan cinta yang semu. Namun, sayangnya Dia tak mencabut cinta itu.

Dear, Kawan Nyata

Baginya, kau terlihat indah. Apapun yang kau miliki dapat membuatnya bahagia. Ya, hal itu terlihat jelas di pelupuk matanya, binar bahagia yang terlihat menawan. Terkadang, aku juga ikut tersenyum saat melihat binar bahagia di wajahnya saat dia berbicara denganmu, walau aku tak tahu apa yang sedang kalian bicarakan. Kau terlihat sempurna, aku pun mengakuinya. Kau seperti seekor kunang-kunang yang terbang bersama ratusan nyamuk, sangat istimewa.

~~~~

Cianjur, 10 Jumadil Ula 1439.

La Yas NahlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang