"Im Home!" teriakku saat membuka pintu rumah.
Kulepas sepatuku dan langsung lari kedalam, kutemui pria bertubuh besar dengan rambut blonde itu sedang duduk dengan kopi ditangannya. Beliau langsung berdiri saat mengetahui aku sudah tiba.
Papa!
Aku berlari dan memeluk tubuh tinggi dan besarnya itu, kayaknya sudah hampir lima bulan aku tidak memeluknya. Lima bulan terakhir dia selalu sibuk di London dan belum sempat untuk pulang menjenguk kami semua.
Lalu Mama muncul dari arah dapur dengan tangan membawa piring berisikan roti kering. Ini makanan enak sekali.
"Mama, aku kangen" kucium pipi Mama gemas.
"Yah, menantu Jimin gak kamu ajak?" tanya Mama.
Mama selalu begitu, bilang Jimin adalah menantu. Aku gak ngerti kenapa Mama benar-benar senang dengan Jimin. Katanya sih, Jimin itu orangnya benar-benar baik dan anggap Mama sebagai Ibunya.
Bahkan, Jimin gak sungkan untuk nerima ajakan Mama ke pasar buat belanja bersama. Mama memang begitu deh, nyulik Jimin tanpa sepengetahuanku.
"Hanya Jimin, tidak pakai menantu" aku mendengus sebal.
"Sebentar lagi dia jadi menantu Mama, kan?" goda Mama lalu duduk di sofa.
"Papa, it's be a long time? Right?" aku mencubit tangannya "Tega sekali lama-lama di London"
"I'm sorry hunny, i'm very very busy. You know me so well" Papa mengelus rambutku "Tapi sebisa mungkin Papa bakal sering-sering ke Seoul"
"Yah, kalau begitu aku balik kesini saja. Gak usah tinggal di apartemen lagi, biar Mama gak sendirian"
"Ini terlalu jauh dari kampus" tolak Mama "Lagian..."
"Yah, kau lupa disini ada aku?" tiba-tiba sauara berat itu muncul, kami sontak menoleh kearah tangga. Turun lah laki-laki kekar, dia adikku.
Aku punya adik laki-laki, dia masih duduk dibangku SMA kelas tiga dan sebentar lagi lulus. Kami hanya dua bersaudara, aku dekat sekali dengannya.
Jeon Jungkook.
"Mama gak mungkin sendirian, kan ada aku" dia mengecup pipi Mama "Ya kan, Ma?"
Anak manja, dia sangat manja terhadap Mama. Sedangkan aku lebih manja ke Papa.
Sebenarnya Jungkook mepunyai nama barat, tapi dia gak begitu suka dan lebih menyukai nama koreanya. Kalau aku, namaku hanya Jeon Amy. Badan Jungkook itu tinggi sekali, dia mendapat gen tinggi dari Papa.
Rasanya tinggi dia gak sesuai umurnya yang baru sembilan belas tahun, tingginya nyaris 180 cm. Aku hanya setinggi lehernya, bahkan orang-orang mengira bahwa dia adalah Oppaku. Padahal aku adalah Noona nya.
Jungkook berotot seperti Jimin, dia suka olahraga dirumah seperti angkat-angkat barang berat. Bahkan karung beras belanjaan Mama aja selalu dia yang angkat, sofa dan kursi pun diangkat olehnya. Aku gak ngerti kenapa dia terlalu suka angkat-angkat begitu.
Kalian harus tau, dia pernah memintaku untuk duduk dipunggungnya saat dia push-up. Aku malah takut tangannya itu patah karena nahan berat, ternyata tidak. Sebetulnya badan dia ini terbuat dari apa sih?
Sebenarnya, rambut aku dan Jungkook itu light brown. Perpaduan blonde dari Papa dan coklat dari Mama, sejujurnya lebih terang rambutku dan aku suka menggonta-ganti warnanya karena itu sangat menyenangkan.
Jungkook sekolah di sekolah musik dan seni, dia itu benar-benar mirip seperti Jimin. Gak ada yang dia gak bisa, semuanya dia kuasai yang berbau-bau tentang seni dan olahraga. Dia bisa menari, menyanyi dengan suara yang bagus, ngerapp, pokoknya dia itu multi talent.
KAMU SEDANG MEMBACA
hold me tight - pjm
Fanfictionpegang erat tanganku, jangan lepaskan. apalagi sampai berpindah ke lain hati, jangan. -pjm