5. Kenekatan Jeon Jungkook

5.2K 747 22
                                    


Nekat... Sangat nekat...

Taehyung mana paham kalau ada manusia super nekat bin ajaib kayak dedek Jungkook ini? Okelah dia ganteng, tajir, dan pinter banget. Tapi ngeselinnya itu loh nggak nguatin juga. Sebagai cowok lugu yang belum pernah punya pengalaman cinta, sosok Jungkook ini tentu sebuah anomali buat Taehyung.

Pagi itu, Taehyung membuka mata, melihat pemandangan sekelilingnya yang lain dari biasanya. Ada jendela besar dengan teralis besi kokoh dan tirai transparan warna mustard. Di depan jendela ada sebuah lampu hias yang berdiri tepat di samping sebuah sofa berbahan vinyl dengan warna krem kalem. Taehyung nggak pernah singgah ke ruangan seapik ini. Bahkan nyewa hotel aja nggak pernah yang interiornya seartistik ini.

Dimana nih?

Sadar-sadar, Taehyung bisa ngerasain sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Tangan itu berasal dari belakang punggungnya. Meski samar, anak itu mulai bisa merasakan kehadiran orang lain di ranjang yang ditidurinya.

Siapa?

Takut-takut anak itu muter balik, trus hampir jantungan karena liat muka yang nggak asing sama sekali. Siapa lagi kalau bukan Jungkook? Si dedek bobok kalem sambil mendengkur lirih. Biar mukanya polosan nggak pake apa-apa, serius ganteng banget kayak idol-idol di TV.

Buset. Ini muka apa porselen?

Taehyung elus-elus pipinya Jungkook yang selembut piring keramik di rumahnya itu. Tahu-tahu aja Jungkook buka mata, hampir bikin Taehyung jantungan lagi. Saat mau narik tangannya, si dedek malah pegangin pergelangan tangan Taehyung.

"Kamu kenapa elus-elus pipi saya? Terpesona sama kegantengan saya?"

Hueeek...

Batal... Batal... Taehyung ogah mikir si dedek ini ganteng lagi. Dinarsisin gini siapa yang nggak geli?

"Siapa yang mikir kamu ganteng? Kepedean."

"Terus kenapa mandangin saya lama? Itu wajah kamu juga merah loh. Perlu saya sodorin kaca?"

Beneran?

Entah kenapa Taehyung malah ngerasa deg-degan. Tapi...

Itu nggak penting sekarang!

Kenapa Taehyung bisa tidur satu ranjang sama Jungkook? Apa yang terjadi semalam?

Mereka nggak mungkin ena-ena kan?

Taehyung geleng-geleng kepala lalu maksain diri buat bangun. Tiba-tiba aja kepalanya nyeri di satu titik. Ia pegang ubun-ubunnya yang kerasa sakit.

"Tuh kan." Jungkook ikutan bangun dan usap kepala Taehyung. Sebelah tangan yang lain tepuk bahunya dengan lembut.

"Kata dokter kamu demam ringan dan mungkin stres makanya sampai tumbang. Kamu harus banyak istirahat." terang Jungkook. Muka gantengnya keliatan khawatir.

Tentu aja Taehyung stres. Orang waras juga bakalan begitu kalau tiba-tiba didaftarin ke biro jodoh dan diajak nikah orang yang nggak jelas juntrungannya, meskipun itu orang ganteng dan tajir gilak sekalipun.

"Ah, kenapa kita bisa tidur satu kasur? Terus ini dimana?" Taehyung natap selidik. Dahinya udah berkerut sedari tadi.

"Ini di rumah saya."

"Hah? Ngapain aku di rumah kamu?"

Taehyung berlagak bego, tetapi emang pada kenyataannya dia beneran dibikin bingung ama si dedek.

"Kan kamu bakalan nikah sama saya jadi—"

Nggak tahu kenapa tangan Taehyung secara spontan nampar pipi Jungkook. Si dedek cuma bisa syok sambil pegangin pipi.

"Ya nggak gitu juga keles! Kamu pikir saya gampangan banget sampai mau tidur sama kamu hah?! Belom nikah udah nyerang-nyerang begini. Aaaaargh!" Taehyung jambak rambutnya dengan frustasi.

"Kita nggak tidur bersama kok." Jungkook manyun sambil liatin tempat lain. Dia gak berani natap Taehyung tapi kedua pipinya udah pink kemerahan.

"Hah?!"

"Semalem saya tidur di kamar saya sendiri. Ini kan kamar tamu."

Wadoh...

"K-kalau begitu kenapa kita ada di satu ranjang?" Kali ini Taehyung yang nggak berani natap Jungkook. Gimanapun, kalau Jungkook jujur, dia udah main fitnah. Taehyung kan anak baik, dia nggak suka tuduh orang sembarangan tanpa bukti.

"I-itu tadi karena saya niatnya ngompres dahi kamu. Tapi karena lihat kamu kelihatan cantik banget di bawah sinar matahari, saya jadi—ng, nggak tahan buat meluk kamu." kata Jungkook ngaku. Kayaknya sih nggak bohong, soalnya dedek keliatan malu gimana gitu, enggak asal ngegombal kayak tukang sayur genit yang biasa lewat di kompleks perumahannya.

"J-jadi gitu?" Taehyung malah ikut-ikut malu. "M-maaf deh." Dia gosok tengkuknya dengan resah selagi nyari topik obrolan baru.

"Nggak perlu minta maaf kok, saya yang salah."

Tangan Jungkook pelan-pelan pegang tangan Taehyung. Dia genggam tangannya, lalu kedua matanya yang membola itu terpaku lurus ke wajah Taehyung yang masih merah karena malu.

"Saya serius suka sama kamu dan pengen jadi suami kamu. Kamu nggak keberatan kan?"

Taehyung neguk ludahnya dengan susah payah.

Dia beneran serius soal kemarin? Jujur aja, Taehyung paling nggak suka didesak dan dipaksa kayak begini.

"Aku nggak mau buru-buru nikah. Pacaran aja belom pernah, tahu-tahu udah berumah tangga." Taehyung nyoba teguh sama pendiriannya. Dia beneran nggak keberatan kalau dedek ganteng ini suatu hari nanti jadi pacar atau suaminya. Tapi nikah deket-deket ini kok kayaknya agak gimana gitu. Dia nggak mau kebebasannya terenggut begitu aja.

"K-kalau sama kamu lebih jauh, saya takut nggak bisa menahan diri. Takutnya saya berbuat yang enggak-enggak sebelum resmi mempersunting kamu—"

Sange?

Taehyung natap nggak percaya ke arah si dedek. Muka boleh unyu, badan body L-men, otaknya ternyata mesum kuadrat. Ouuch, kenapa Taehyung kudu dijodohin sama cowo brengsek model begini?

Taehyung bergerak mundur sambil nepis tangan Jungkook. Dalam hitungan detik aja dia udah lari ke pintu terdekat, cari jalan keluar. Sekarang dia malah ngerasa takut sama Jungkook—takut si dedek jadi lebih nekat dari ini dan nyerang dia karena sange.

"Aku mau pulang!" teriak Taehyung keras-keras.

Dia coba buka pintu, tetapi pintunya dikunci. Kepalanya celingak-celinguk kanan kiri nyari benda mungil itu tapi nggak ada dimana-mana.

Akhirnya, kedua matanya melototin Jungkook dari arah pintu. Si dedek malah cuma liatin dia pakai muka lugu tanpa dosanya, bikin Taehyung ngerasa kesel berlipat.

"Kamu nggak boleh pulang sebelum resmi nikah sama saya."

"Hah?"

Dasar orang gila!

-tbc-

A/N

Tadi pagi ngetiknya sambil ngantuk terus kepencet publish padahal belom kelar. Mianhee 🙇



Biro Jodoh (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang