6. Tak Kenal maka Tak Sayang Pt. 1

4.9K 732 64
                                    


"Pulangin aku sekarang!!!"

Udah sejak siang Taehyung berontak begini. Beberapa kali dia kabur keluar, nyoba cari jalan keluar, tapi malah nyasar.

Itu taman rumah Jungkook segede kebun raya kali ya? Kayaknya Taehyung udah lari berkilo-kilo tapi nemu gerbang depannya aja belom. Sial bener dah—udah capek, frustasi, tapi nggak bisa kabur juga.

Akhirnya Taehyung yang kecapekan pun dijemput Jungkook pake mobil dan dibawa pulang ke rumah (baca: mansion).

"Kalau teriak-teriak terus, nanti serak loh." kata Jungkook kasih nasihat.

Taehyung mendecih. Dia liatin si dedek yang lagi makan steak dengan tenang di meja tanpa sedikitpun ngerasa keganggu sama suara berisiknya itu patut dikasih acungan jempol. Dari siang Taehyung teriak-teriak sampe bikin para pelayan di rumah ini face palm, tapi Jungkook tetep kalem, malah sesekali mesam-mesem. Nggak ngerti dah apa yang ada di pikiran si dedek itu.

"Makanya pulangin!"

"Telepon orang tuamu sana."

Kedua mata Taehyung langsung bersinar cerah. Mungkin aja Jungkook akhirnya capek dan mau pulangin dia.

"Bilang kalau kamu nggak akan pulang sampai hari pernikahan." tambah si dedek.

Bocah sialan.

Taehyung nggeram di tempat. Dia pun balik duduk terus ambil garpu dan pisaunya.

Kalau aja nusuk orang pake garpu atau pisau nggak bikin orang mati, serius Taehyung pengen nusuk Jungkook saat itu juga.

Dia potong steaknya gedhe-gedhe dan masukkin ke mulut dengan lahap. Dia kunyah cepet-cepet sambil ngeliatin Jungkook, berharap itu si dedek yang dia kunyah. Sehabis isi piringnya, ia angkat garpu ama pisaunya tinggi-tinggi.

"Tambah. Tiga piring lagi!"

Ada pepatah bilang, bencilah orangnya, tapi jangan makanannya. Kan mubazir kalau steak enak begini nggak diabisin cuma karena dia mau berlagak sok ngambek? Nggak tiap hari Taehyung punya duit buat hedon makan daging kayak gini.

Tahu-tahu Jungkook ketawa lirih.

"Enak kan?" tanyanya.

"Iya, enak! Emang kenapa? Nggak boleh makan?!" balas Taehyung judes.

"Kamu tuh manis banget kalau lagi ngambek begitu. Kan jadi makin cinta."

Hoeeek...

Lupakan soal Jungkook lebih baik dari tukang sayur keliling di komplek perumahan. Mereka satu spesies. Tukang gombal.

"Huh, bodo ah."

Taehyung menghela napas sambil liatin para pelayan ngganti piring kosongnya sama sepiring steak yang baru. Diliat darimanapun, makanan di atas piringnya sungguh lezat menggoda. Taehyung  emang selalu lemah sama daging enak begini. Tanpa nunggu babibu lagi, langsung dia sambar steak itu dengan lahap. Nggak butuh lebih dari 10 menit buatnya ngabisin sepiring lain dan minta tambah lagi.

"Makanya pelan-pelan aja. Masih banyak kok." lanjut Jungkook.

"Hm." Taehyung mesem bahagia sambil ngerasain nikmatnya daging panggang yang meleleh di mulutnya itu. Sadar-sadar, dia udah lupa rasa keselnya sama si dedek.

Kayaknya kalau seumur hidup dikasih makan enak begini, jadi suami orkay nggak ada salahnya juga.

Yak, satu poin motivasi Taehyung buat nikahin si dedek.

"Taehyung-ssi, masih marah?"

Jungkook mandangin Taehyung dalam-dalam. Masih nunggu dia kasih jawaban di sela-sela makannya yang lahap.

Biro Jodoh (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang