2. Too Late

7 0 0
                                    


26 April 2014 -- 21.14.38

Sebuah pesan baru saja masuk ke handphone ku. Sebenarnya aku tak berniat untuk membacanya jika itu adalah pesan dari salah satu sahabatku, karena biasanya mereka sering mengganggu ku di jam-jam tidur seperti ini.

Namun deretan angka di layarnya membuatku memicingkan mata.

Tanpa nama? Nomor baru?

Aku buru-buru mengaktifkan handphone dan membaca pesan tersebut.

Namun nomor baru itu tak mengetikkan isi pesan apapun, hanya pesan kosong tanpa nama. Benar-benar kurang kerjaan sekali. Siapa sih yang masih saja suka bercanda di jam seperti ini, menjengkelkan!!!

___________________

Dua hari kemudian.

Karena rasa penasaran akan nomor baru beberapa hari yang lalu, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya dia siapa.

Aku mengetik pesan senormal dan sesopan mungkin.

"Ini siapa?" ----- send.

Tak lama sebuah balasan masuk. Aku segera membuka dan membacanya.

"Telat 😕"

What??? Dia fikir dia sepenting apa hingga aku harus membalas pesannya tepat waktu?

Kalau difikir-fikir lagi sebenarnya membalas pesan anak ini memang tak berfaedah sama sekali. Namun rasa penasaran ku sepertinya lebih tak berfaedah lagi.

"Yaa siapa, kemarin gue sibuk." ---- send.

Aku memberi sedikit alasan agar dia mau menyebutkan jati dirinya siapa.

"Iyalah, sibuk ngedate sama Yesung 😁"

HAH, tau dari mana anak ini kalau aku sangat menyukai Yesung Super Junior? Apa dia mengenalku? Atau jangan-jangan dia tetangga dekat rumah yang sering dengerin aku live concert di kamar mandi? Dih, amit-amit. Jangan sampe!!!!!

"Namanya juga istrinya.
Jadi lu siapa? Gue mau tidur nih." ---- send.

"Hahaha kepedean.
Iya deh iya, nih gue kembarannya Lee Minho, Raka Aditama."

Raka? Raka yang itu? Raka yang sering minjem pena samaku tapi ga pernah dikembaliin? Raka yang duduk di samping kursi aku kan kalo disekolah? Raka yang kemarin ngebaca isi diary alay punyaku di depan kelas?

Pengen nangis rasanya. Bukan, bukan karena aku seneng di sms-in sama dia. Bukan juga karena terharu karena dia ngaku kembarannya Lee Minho. Aku pengen nangis karena takut, takut dia entar ungkit-ungkit soal buku diary ku yang pernah dia baca. Duh malu.

"Sorry nih ya, lu mah engga ada pantes-pantesnya kembaran sama Lee Minho.
Dapat nomor gue darimana?" ---- send.

Aku harus tetap stay cool dong!

"Ya emang engga pantes, karena gue lebih miripan sama Kai EXO.
Gue kirain nomor lu udah engga aktif, kemarin gue nemu nomor lu di handphone lu sih."

LAH, YANG KEPEDEAN ITU SIAPA SIH???? Lagian kenapa bisa dapet nomor gue dari handphone gue juga lagi!

"PEDE BANGET LU!!!!
Gimana caranya? Handphone gue engga mungkin sms sendiri kan ke handphone lu. Punya nomor lu juga kagak!" ---- send.

"Pede meningkatkan kegantengan men, liat deh gue makin ganteng.
Gue lupa deh kapan dapet nomor lu, kayanya sih pas pelajaran TIK."

"Iya lu ganteng, puas???" ---- send.

"HAHAHA gitu dong sama temen. Makasih loh ya."

Sepertinya hari-hariku ke depan tak akan sama lagi. Lambat laun pasti Raka akan membahas perihal isi diary ku (╥﹏╥)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang