3 pm

1K 192 31
                                    





Setiap hari saat denting jarum jam membentur angka 4, aku akan duduk terhuyung di atas tempat tidur, pakaian rumah sakit memenuhi pandanganku yang buram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Setiap hari saat denting jarum jam membentur angka 4, aku akan duduk terhuyung di atas tempat tidur, pakaian rumah sakit memenuhi pandanganku yang buram. Semuanya terlalu menyakitkan, hari-hari berlalu tanpa makna yang dan detakan jantungku yang berdegung di telingaku berulang-ulang mengingatkan bahwa aku masih hidup.






















Namun dia, pemuda itu akan menghentikanku sebelum percobaan bunuh diri. Dia tahu dengan baik bahwa aku menginginkan untuk pergi jauh, menghilang,  namun dia selalu menahanku tetap di sini.

Orang lain akan menggunakan serangan physical berarti untuk menyeretku kembali, tapi Jimin akan membawaku kembali dengan terang di matanya jadi aku akan bertahan hingga pukul 4pm esok hari.




































"Apa kau melihat garis seperti sebuah jalan di langit itu?" Jimin menunjuk keluar jendela rumah sakit. Aku berbalik untuk melihat keluar yang aku tidak pernah sadari, karena kebiasaan mengkonsumsi pendapat negative dari pikiranku sendiri.

Jimin menunjukkan padaku sebuah keindahan dari dunia ini, dan dia memberiku alasan untuk terus bertahan di jam berikutnya.

































"Kau lihat, jejak jalan panjang yang dibuat karena pesawat yang terbang melintasinya. Saat udara lembab, mereka akan meninggalkan jejak yang nampak hidup di langit." Katanya, dengan senyum lembut.

Aku mendengarkan dengan sungguh-sungguh ucapan katanya yang murni. Setiap kali dia berbicara padaku, aku tidak pernah mendapati maksud tersembunyi darinya, tidak seperti yang lain.



































Satu hari seperti biasanya aku berbaring dengan lesu di tempat tidur, menatap langit-langit ruangan. Aku merasa takut dengan mesin yang bekerja untuk mempompa kehidupan di tubuh pemuda yang terlihat memburuk.






























"Kenapa kau selalu mengambil waktu yang sama setiap hari?" Tanya Jimin hati-hati, mengulurkan tangannya untuk menggapaiku. Aku tanpa sadar menggengamnya, kami berdua terdiam menatap.

























"Aku lahir tepat pada 4pm," jawabku.






































"Aku ingin mati di jam yang sama, jadi akan terasa seperti aku tidak pernah ada."

















.

4 pm | pjm x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang