Where's My Mother Glass Shoes

18 8 14
                                    

Pada zaman dahulu hiduplah seorang putri, Putri Centrania. Anak dari Ratu Cinderella, yang tersohor dengan kisah cintanya bersama dengan sang Raja. Putri Centrania tidak selembut ibunya yang selalu santun ketika berbicara juga ramah pada masyarakat lingkungan kerajaan. Tidak pula seperti ayahnya yang mempunyai tekad bulat saat mencari pasangan sepatu kaca yang rela mengelilingi dunia demi bertemu dengan pujaan hatinya. Oleh karena itu Putri Centrania tidak terlalu disukai oleh teman-teman sebayanya, bahkan seluruh penghuni kerajaan dan warga kerajaan. Ia tahu akan hal itu, tetapi ia tidak pernah menggubris semua omongan mengenai dirinya.

Sebagai seorang ibu, jelas Cinderella tidak diam begitu saja. Seratus nasehat sudah ia lakukan, seribu hukuman pun sudah ia lakukan. Tidak ada cara lagi untuk memberikan jera pada Centrania. Sedang sang Raja, tidak mampu memberikan hukuman pada putri kesayangannya. Karena ia selalu ingat dengan ucapan mendiang ayahnya,

"Jagalah selalu Centrania layaknya kau menjaga kerajaan ini, sayangilah Centrania layaknya kau menghabiskan waktu untuk mencari cinta sejatimu, dan cintailah Centrania layaknya engkau mencintai udara di kerajaan ini sejak engkau menginjakkan kakimu yang mungil,"

Tak ayal membuat Cinderella dan raja larut dalam pertengkaran yang tidak pernah habis akhirnya.

"Kita harus memberikan pelajaran untuk Centrania, wahai suamiku. Ia sudah terlampau batas. Tidakkah engkau malu suamiku dengan sifatnya hari ini? Ia sudah mencoreng namamu di depan Raja Dorta. Aku memohon padamu, suamiku. Lakukanlah sesuatu agar Centrania, putri kita satu-satunya dapat menjadi seorang putri yang sesungguhnya," keluh Cinderella pada Raja, yang tampak sekali gundah gulana dengan fakta yang harus ia terima siang tadi. Centrania sudah menghina Raja Dorta, dengan memberikan fakta yang seharusnya tidak boleh ia ketahui.

Sang Raja yang berjalan mondar-mandir tepat di depan Cinderella yang tengah memandanginya dengan setia, akhirnya angkat bicara, setelah puluhan argumentasi yang akan percuma ia genggam. "Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu, Ratu. Carilah orang yang akan membuat putri kita menjadi putri kerajaan yang sejati. Tidak banyak yang bisa aku lakukan, lakukanlah yang terbaik untuknya."

"Bukan orang, suamiku. Melainkan seekor naga dan duyung. Aku sudah membicarakan ini pada mereka. Dan mereka menyetujuinya, asal dengan satu syarat." Cinderalla tiba-tiba menundukkan kepalanya yang bermahkotakan mutiara dan berlian yang begitu cantik terlihat pada dirinya, menambahkan kecantikan alami padanya.

"Ada apa sayangku?" tanya sang raja seraya berjalan menghampiri istri tercintanya yang tengah memikirkan sesuatu.

"Mereka meminta sepatu kaca milikku. Masing-masing ingin memilikinya, walau tidak sepasang. Haruskah aku mengiyakan?"

"Tapi, tadi kau bilang sudah ada percakapan dengan mereka, mengapa kini engkau ragu kekasihku?" tanya raja yang agak bingung dengan ucapan Cinderella.

"Iya, aku memang sudah menemui dan berbicara langsung. Hanya saja aku belum mengiyakan permintaan mereka. Sedangkan engkau tahu, sepatu itu sangat berharga untukku. Haruskah aku menyerahkannya begitu saja?"

"Aku serahkan semuanya padamu, yang paling tahu apa yang terbaik untuk putrimu. Tidak ada pembicaraan mengenai hal ini lagi. Aku sudah mencoba menguatkan hatiku menerima keputusanmu. Jadi, jangan engkau menjadi dengan semua ini." Sang Raja pergi meninggalkan Cinderella sendiri yang mematung mendengar ucapan suaminya, ia mengatupkan bibirnya rapat-rapat, memejamkan matanya dan kemudian membanting dirinya ke belakang, hingga tidur terlentang.

"Dasar anak sial, aku sudah tidak dapat lagi menahan emosi. Karenanya aku harus kehilangan sepatu kaca kesayanganku. Sepatu kaca yang akhirnya dapat membuat ibu tiri dan kedua saudari tiriku menerima akibatnya di penjara bawah tanah." umpat Cinderella pada Centrania, anak kandungnya sendiri.

BASAGITA MINI CHALLENGE 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang