13 Tahun kemudian.....
Laki-laki bermata sipit, putih, tinggi, dan gagah dengan jas dokternya (Jas Laboratorium) berlari menuju UGD dengan tergopoh-gopoh, "Ada apa ini?" Prof. Ari bertanya pada seorang perawat.
"Prof. Ari, hari ini kita akan menerima banyak pasien darurat dari ambulan," Jelas seorang perawat
"Saya akan membantu," Jelas Prof. Ari dan langsung berlari menyambut pasien dari ambulance.
"Bukannya ini jadwal pulang dokter," Tanya perawat itu dengan penuh kebingungan.
Profesor muda tadi pun tak menghiraukan perawat tadi dan langsung menyambut pasien yang diturunkan dari ambulance.
"Mana dokter, mana?" teriak seorang laki-laki besar berwajah sangar sambil membopong orang serupa dengannya.
"Permisi, bisa bapak bawa ke sini," Teriak Ari sambil melambaikan tangan
"Apa kau dokter?" Tanya laki-laki itu sambil menatap Ari.
"Apa bapak gak lihat jas saya!"
Ari pun langsung mengeluarkan penlight dari sakunya dan mengarahkannya ke mata pasien tadi untuk melihat respon pupilnya.
"Dokter Jerry, lakukan test CT Scan pada pasien ini dan berikan hasilnya pada saya," Perintah Ari pada seorang dokter residen yang menjadi asistennya.
"Ya, dokter," jawab Jerry.
Ari pun meninggalkan UGD, dan masuk ke ruang ganti baju dokter di kawasan OR. Saat ia sedang menggunakan baju khusus di OR (Operating Room) berwarna hijau, masuklah asistennya yaitu dokter Jerry ke dalam ruangan tersebut dan mengatakan bahwa CT telah selesai, dan dapat dilihat hasilnya di ruang radiologi.
Ari pun datang ke ruang radiologi bersama asistennya dan duduk. Di ruangan itu sudah ada satu petugas ruangan dan asisten scrub lainnya. Saat itu Ari pun menanyakan kepada Jerry, "Apa yang kamu lihat di situ?"
Jerry pun menjawab, "MI (miokard infark) dan Ceptal repture"
"Yakin? Apa lagi?" tanya dokter Ari.
"Yakin. Hmmp, Ceptal repture?" jawab kembali dokter Jerry dengan ragunya.
"Okay, siapkan operasi darurat," kata Ari menceramahi residennya.
Ari pun berdiri dan menendang kursi yang diduduki Jerry dan mengatakan, "Siapkan operasi."
dokter residen itu pun menjawab, "Kita tidak bisa melakukan operasi dok. Tidak ada dokter yang bertanggung jawab."
"Apa aku bukan dokter? Apa aku bukan ahli bedah? Cepat siapkan, aku yang akan bertanggung jawab," terang Ari.
Dokter Jerry pun menjawab, "Kita punya peraturan dok, ini hanya akan membuat kita dalam masalah."
"Apa kamu mempertaruhkan hidup seseorang demi jauh dari masalah? Siapkan operasi dalam 3 menit dari sekarang," terang Ari dan langsung pergi.
Dokter Jerry pun kesal pada dokter Ari dan mulai menggerutu, "Kenapa dia begitu lagi sih? Aku hanya harus mengikuti perintahnya kan, dokter Ilham?"
"Yah, jika kau ingin selamat. Ikuti saja perintahnya. Tapi, bukannya dia kerja di sini karena dekat dengan dr. Devi?" jawab Dr. Ilham yang bertugas di ruang radiologi.
"Dr. Devi? Kepala bedah saraf?" tanya Dr. Jerry.
Dr. Ilham pun mendesis dan mengatakan, "Kayaknya sih, rumor dari orang-orang sana."
Dr. Jerry pun pergi dan bersiap di ruang operasi. Saat ia sudah siap datang Dr. Ari lengkap dengan pakaian bedahnya : penutup kepala, masker, dan baju khusus operasi berwarna hijau dengan tangannya yang basah dan diangkat setinggi bahu. Ia pun disambut perawat yang memberikan lap kepadanya, dan Dr. Ari langsung melap tangannya sampai kering. Lalu memasangkannya baju pelindung, dan sarung tangan lateks padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan
Teen FictionAri, putra dari seorang pemilik perusahaan internasional, karena kedua orang tua mereka sangat sibuk dengan urusan bisnis internasionalnya dan kakak perempuannya sibuk dengan study dan bekerja di rumah sakit, Ari sangat kekurangan perhatian dari kel...