Dendam yang makin membara

4.4K 183 4
                                    

Semenjak mengetahui aku mengalami ke guguran hidup ku semakin hampa. Tapi kali ini aku tidak akan menyerah pada keadaan. Aku harus menjalankan semua rencana yang telah ku susun aku ingin kerajaan ku kembali. Aku ingin rakyat terbebas dari tawanan kerajaan Yusha.

"Permaisuri sebaiknya anda makan, anda sudah tidak makan selama 3 hari anda harus pulih" ucap salah seorang dayang.

Aku akhirnya makan, setidaknya untuk melancarkan pikiran ku. Aku ingin membalas semuanya. Kerajaan Yusha harus hancur seperti mereka menghancurkan seluruh keluarga dan istana ku.
Dewa bulan untuk kali ini jangan halangi aku lagi. Aku memohon sebagai seorang hamba.

"Maaf permaisuri, yang mulia kaisar ingin menemui anda"ucap salah seorang dayang padaku.

Mau apalagi si kaisar itu. Memang belum cukup ya menyakitiku selama ini. Kalau saja bukan karena dendam dan ingin kerajaan ku kembali aku tidak akan sudi tinggal di istana mengerikan.

"Jangan membatin ku dan istana ku!"

Emang dia bisa baca pikiran orang?. Terserah aku mau membatin atau menjelekkan dia yang buat masalah duluan.

"Aku tahu kau masih marah!akan ku berikan pedang dan pemanah mu berlatih lah di arena tanding"

Ini kesempatan emas!tak sambil menunggu datangnya pasukan dari Chu Jun aku akan mencoba melukai kaisar itu. Tapi ingat berpura-puralah untuk tidak sengaja.

"Ayo, aku temani"

Kau sudah masuk ke perangkap pertama. Hati-hati jangan sampai para selir mu menjadi gelandangan. Karena aku bukan wanita yang baik seperti yang kau idam-idamkan.

Aku menuju tempat latihan para pangeran dan kaisar di timur istana. Senang rasanya dapat menggenggam pedang dan panah lagi. Aku jadi teringat kak Devran.

"Jangan melamun atau pedang itu akan melukaimu!"

"Kau! Pedang ini hanya akan melukai seseorang yang menghancurkan Istana ku!"

Kami mulai bertanding, dia tidak melawan ku. Tapi akan ku buat dia melawan ku. Dan ingatkan aku untuk melukai si kaisar itu.

"Kenapa kau tak melawan ku! Hah sudahlah aku akan bertanding dengan prajurit mu"

"Tidak! Tidak boleh ada lelaki lain yang bertanding dengan mu!"

***
Seorang gadis cantik dengan gaun merah muda tergesa-gesa menuju arena latihan. Dia adalah Aira adik dari Sofia. Dia harus menghentikan sang kakak agar tak melukai Kaisar Yunuzha atau kehancuran menghampiri mereka.

Di arena latihan ia bertemu dengan panglima Zen. Langkahnya yang semula cepat dan tak di perhitungkan lagi layaknya putri raja terhenti begitu saja. Dia berhenti karena panglima Zen menghampirinya dan sekedar basa-basi. Dia juga melupakan bahwa akan menghentikan sang kakak.

"Putri kenapa anda begitu tergesa-gesa?"

"M,,,,aku harus menemui kakak. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan. Ini terkait dengan dewa Bulan!"

"Baiklah mari saya antar ke arena latihan."

Mereka berjalan berdampingan dan terlihat serasi. Sambil sesekali berbincang dan tertawa untuk memecah keheningan. Tapi di sudut istana yang lain ada sepasang mata menatap iri kepada dua insan itu.

***

Suara pedang menggema. Membuat semua menatap dua orang yang memiliki kekuatan sederajat menarikan pedangnya. Siapa lagi kalau bukan kaisar Yunuzha dan Permaisuri Sofia.

Para selir hanya dapat melihat dengan iri,tapi tak satupun dari mereka menyadari bahwa ada niat busuk di balik latihan pedang itu. Permaisuri sedang menjalankan rencana pertama menuju balas dendamnya. Dan mereka hanya diam menyaksikan si kaisar yang harusnya di lindungi dibiarkan dalam bahaya karena status permaisuri melekat pada mantan Putri Mahkota Sofia.

"Kakak hentikan! Atau-----

###
Bersambung di part selanjutnya.

Putri Bertopeng (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang