Anxious

986 130 49
                                    

Story by inasaleema & yeyeinnie

***

Ratusan tahun lalu, ketika gelar bangsawan menjadi hal yang amat diagungkan, hiduplah seorang gadis yang kecantikannya terkenal ke seantero negeri. Siapa pun yang melihatnya, pasti akan terpesona. Jangankan para lelaki, para wanita pun banyak yang mengakui kecantikannya, sekalipun mereka merasa iri.

Karena kecantikannya itulah, sang gadis menjadi sombong. Dia bersikap tidak seperti layaknya seorang bangsawan yang terpelajar. Ia juga selalu bersikap angkuh pada siapapun, terutama pada pria yang datang untuk meminangnya. Tak terhitung berapa laki-laki yang ia tolak. Mulai dari sesama bangsawan, cendekiawan, saudagar kaya, bahkan kerabat raja. Tak ada yang cukup tampan baginya, dan tak ada yang cukup kaya untuknya. Puluhan pria itu bahkan rela membawa harta berharga mereka demi menaklukan hati sang gadis. Tapi semuanya sia-sia. Gadis itu sama sekali tak tertarik.

Hingga suatu hari, sang gadis kedatangan seorang tamu yang lagi-lagi seorang pria. Tidak seperti biasanya, pria ini bukan berasal dari kalangan bangsawan, melainkan seorang rakyat jelata yang bekerja sebagai petani lepas di ladang milik para bangsawan.

“Mau apa kau datang ke mari?” tanya sang gadis dengan dagu terangkat ke atas.

“Maaf karena sudah lancang menemui Nona, nama saya Ong Seungwoo, saya seorang petani yang bekerja untuk para bangsawan. Saya terkadang juga bekerja di salah satu ladang milik keluarga Nona,” jawab pria itu tanpa sekalipun berani menatap gadis yang ia panggil Nona.

“Aku tak ingin tahu siapa namamu dan tak peduli apa pekerjaanmu. Aku hanya ingin tahu apa tujuanmu datang ke mari?" tanya sang gadis ketus, membuat nyali Ong Seungwoo menciut seketika.

“Sa..sa..sa..ya, hanya i..i..ingin me..me..lamar Nona men..menjadi istri sa..ya..” Seungwoo berkata gelagapan.

Nona itu mengangkat satu alisnya. Tatapannya langsung berubah meremehkan. Tak lama sebuah senyum melecehkan juga terpatri di wajah cantiknya.

“Hey, kau tak lupa siapa aku kan?”

Seungwoo menggeleng. “Tentu saja saya tidak lupa pada bangsawan terhormat berparas cantik seperti Anda.”

“Kau juga masih ingat kan kalau keluargaku bergelimangan harta yang bahkan bisa untuk membeli puluhan orang sepertimu?”

Seungwoo menunduk. “Tentu saja, Nona,” jawabnya pelan.

“Lalu kenapa kau punya nyali untuk melamarku? Puluhan pria cerdas, tampan dan mapan saja kutolak, apalagi hanya seorang pria miskin sepertimu! Seharusnya kau tahu diri!” bentak Nona itu keras. Beberapa pelayan yang berdiri di luar ruangan pun sempat menoleh ke arah pintu yang tertutup.

“Sa..ya..saya mencintai Nona.”

“Cih! Cinta? Kau pikir aku hanya bisa hidup dengan makan cinta darimu? Jangan bodoh! Lebih baik kau mencari gadis lain yang sederajat denganmu daripada kau bermimpi menikah denganku! Pergilah! Aku tak mau melihatmu di sini!”

“Tapi Nona...”

“Kau pergi sekarang atau aku panggil pengawal untuk menyeretmu!” ancam gadis itu.

Akhirnya, dengan kepala tertunduk, Seungwoo pergi dari kediaman gadis bangsawan itu. Seungwoo pergi dengan hati terluka dan harga diri yang terinjak-injak. Beberapa pelayan menatapnya iba, tapi ada juga yang menatapnya seolah-olah dia adalah pria tak tahu diri.

Il Est Du Passe'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang