So Much Potential

2.3K 166 34
                                    

Hampir seluruh penjuru mall ini sudah mereka kelilingi, tak membuat kaki-kaki itu lelah berjalan kesana kemari. Mulut masih terus berbicara mengenai bermacam hal dari yang masuk akal sampai ke humor dangkal. Tetap tak membuat mereka berhenti.

Lima orang sahabat masa putih abu-abu asik bercengkrama seakan tiada hari esok bagi mereka. Squad tersebut adalah Gisela, Ariel, dan Kania untuk bagian perempuan serta Daniel dan Ardi untuk bagian laki-laki.

"Kalian ngga capek apa jalan terus" ucap Kania kalem, senyuman simpul menghias wajahnya di saat teman-temannya masih asik tertawa karena sebuah kejadian yang barusan terjadi, dimana sebuah gajah-gajahan (mainan anak-anak yang biasa keliling di mall) tak sengaja menabrak Ardi yang tubuhnya paling berisi di antara mereka semua.

"Maaf ya kak," seorang lelaki dewasa -papah muda. Meminta maaf pada Ardi saat anaknya yang masih balita itu menabraknya dengan gajah mainan yang dinaiki. Bukannya minta maaf atau menoleh si balita cuek saja dan tetap melajukan gajahnya hingga menyerempet Ardi -lagi.

"Haduh ngakak banget, capek Ken capek hahaha" kata Gisela, gadis dengan rambut sebahu itu mendekat ke arah Kania dan menggelendot manja namun tawanya masih tak berhenti.

"Iya ga jelas banget nih, nonton udah makan udah nongkrong aja yuk hah hah" Daniel pun masih sama ngakaknya sampai nafasnya terengah-engah. Ia bahkan sedikit menunduk memegang perutnya yang kram karena banyak tertawa.

"Gembul gembul lucu banget sih" Ariel memeluk Ardi atau biasa dipanggil gembul itu dari belakang. Membuat lelaki yang sedari tadi mesam mesem jadi salah tingkah dan wajahnya merah. Walaupun ia gembul, Ardi memiliki badan yang gagah dan tegap tapi ya itu, terlaluberisi.

Kania menatap mereka gemas kemudian ikut menghampiri gembul, alhasil dua gadis cantik itu tepat berada di sebelah kanan dan kirinya membuat Ardi susah saat berjalan karena digelayuti dua temannya.

"Gausah mbathi yo Ar, penak-penakmen koe!" sergah Daniel merasa kesal sekaligus iri, mereka hanya bisa tertawa dan lanjut melangkah, membawa pada tempat nongkrong berupa kedai kopi modern yang menyajikan berbagai makanan ringan serta dessert. Selain itu tempatnya nyaman, lumayan lah buat nongkrong.

"Mampir sini yuk" ajak Gisel yang disambut seorang pelayan mengantar mereka menuju bangku untuk 5 orang.

Belum duduk mereka sudah ribut lagi,

"Daniel, aku mau duduk di sofa"

"Ga bisa sih. Aku duluan ini duduk."

"Tapi kan aku pengen duduk di sofa."

"No no." Namun Kania tidak menggubris ia pun duduk mendempet dempet Daniel. Bukannya risih, cowok itu malah tidak bergeming.

"Daniel pindah seberang sana ih lo kebesaran buat sofa ini." Cerca Kania.

Terpaksa pindah padahal sudah pewe. Ia bertukar tempat duduk dengan Ariel, mengambil tempat di sebelah Kania yang tengah asik duduk di sofa, sesekali mengejek pada Daniel. Sedangkan Ardi duduk di kursi tunggal di sisi kanan meja.

(Lanjutan ada di E-Book Jejak Rasa)












Note:

Telah rilis E-book Klise dengan judul baru 'Jejak Rasa'.
Pemesanan bisa lewat DM atau langsung ke Shopee di shopee.co.id/amorvinia.id
Terima kasih ♥️

Klise a.k.a Jejak Rasa (TELAH RILIS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang