Part 1 Kakak Kelas

240 12 1
                                    

Bruukkk
"Aw..." Sesosok tubuh terjatuh dari tempat tidur. Seorang gadis berusia 15 tahun yang memiliki tinggi 159 cm. Berambut panjang, bertubuh langsing, berkulit putih, dan berkaki jenjang.
Febby bangun kesiangan, pada hari terpenting. Hari dimana dia akan melaksanakan MOS di sekolah barunya, SMA Pelita. Jam sudah menunjukkan pukul 07:10, sementara sekolah menyuruhnya berangkat pukul 06:30. Ini kerena, dia habis begadang untuk menonton film Harry Potter yang jarang sekali muncul di layar kaca televisi. Oleh karenanya, dia rela begadang untuk menontonnya. Dia tidak memikirkan, bahwa besok pagi dia harus datang ke sekolah untuk pertama kalinya.

"Kak, ayo berangkat sekarang! Febby udah telat, nih." seru Febby yang tak henti melihat jam tangannya.
"Iya, ini Kakak juga udah beres." seru kakaknya dari dapur. "Emang kamu enggak sarapan dulu?"
"Febby udah telat, kak." jawab Febby yang langsung melesat meninggalkan dapur. "Mana sempet sarapan, makanya kakak cepet dong."

Jonatan pun bergegas menyusul Febby yang sudah siap untuk berangkat. Di rumah sederhana itu, Febby dan Jonatan tinggal. Kedua orang tua mereka meninggal dunia, akibat kecelakaan kapal yang sampai saat ini jasadnya belum ditemukan. Jonatan yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan di Jakarta. Banting tulang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan kuliahnya, juga sekolah adiknya Febby.

"Salah kamu sendiri. Tadi malam bukannya tidur, malah asik nonton film yang nggak penting itu."
"Kakak kan tahu sendiri, kalo Febby suka banget sama filmnya."
"Idiihh, gitu aja marah." Jonatan mengacak-ngacak rambutnya.
"Tapi kakak enggak mau tahu, pokoknya harus makan di sekolah. Kalo kamu sakit, Kakak juga yang repot kan?"
"Siap, boss!"

Sampailah di gerbang sekolah, SMA Pelita. Dari rumah Febby menuju sekolah, menghabiskan waktu 15 menit.

"Kak, nanti pulangnya nggak usah dijemput. Febby mau ke toko buku dulu."
"Enggak mau kakak anterin aja?"
"Febby kan udah SMA, masak kemana-mana harus sama kakak. Apa kata temen-temen nanti?"
"Aduhh, adik kakak udah gede ternyata."
"Iya, dong. Ya udah, kakak cepetan pergi. Nanti masuk kerjanya telat, lho." Febby mencium tangan kakaknya. "Hati-hati di jalan, kak!"

Motor Jonatan pun segera melaju dengan kencang dan hilang di balik tikungan jalan. Febby segera berlari memasuki sekolah barunya. Sebuah sekolah swasta favorit di Jakarta, dengan bagunan yang mewah dan  sangat luas. Halaman yang luas serta sejuk dengan pepohonan yang tumbuh di sekitarnya. Kolam air mancur setinggi 5 m juga menambah kemewahan sekolah elit tersebut. Parkirannya pun penuh dengan mobil-mobil dan motor-motor mewah. Dari kejauhan Febby melihat seorang siswa laki-laki, nampaknya dia adalah kakak kelas Febby. Siswa berperawakan tinggi, tampan, dan gayanya yang sok cool, sedang bersandar pada tembok di belakangnya dengan tangan bersedekap. Dia menatap Febby dengan galak. Febby pun segera mempercepat langkah kakinya.

"Mau kemana kamu?" tanyanya ketus.
"Mau masuk kelas, kak!" jawab Febby gugub.
"Kamu tahu jam berapa sekarang?"

Febby tertunduk malu, takut, merasa bersalah, semuanya campur aduk.

"Kamu tahu peraturan disini?"

Febby diam membisu, wajahnya tetap menunduk.

"Jawab!" sentaknya.
"Tahu, kak" jawab Febby dengan mulut bergetar.
"Apa?" sentaknya makin keras.
"Datang jam 6:30."
"Itu tahu" matanya sinis melihat Febby. "Kenapa masih dilanggar?"
"Maaf!"
"Yang disiplin dong!" bentaknya. "Baru jadi calon siswa udah belagu. Dateng seenaknya, kamu saya hukum!"

Seperti ada semacam kilat yang menyambar dada Febby. Baru juga pertama masuk sekolah, dia sudah kena hukuman.

"Lari keliling lapang basket, sepuluh keliling!" perintahnya dengan sesungging senyuman penuh makna.
"Tapi, kak..."
"Dua puluh keliling."
"Iya, kak."
"Ya sudah, cepat kerjakan sekarang! Tunggu apa lagi?"

The Secret Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang