Baru menjelang adzan magrib, kedua tetangga villa saling ketemu. Itupun cuma saling sapa doang. Abisnya mereka sibuk masing-masing.
Trio patah hati kita seharian keliling pangandaran nyari baju sama beli sawo sekalian makan. Kali ini makan padang, spesial rikues Manaka.
Sementara 'tetangga' pergi ke tempat yang Akanen rekomendasiin semalem. Itupun yang diinget, sisanya ya jalan-jalan aja sesuka hati.
Berdiri dibalkon, trio patah hati itu merhatiin mobil mazda sama ford yang mulai masuk halaman. Senyum Risa tersungging tipis begitu melihat Sae meliriknya sekilas.
"Nyet abis liburan selesai mau lo pada apain dah tuh mereka?" Tanya Akanen serius.
"Gak di apa-apain. Orang Madoka gak ngomong apa-apa. Minta kontak pun enggak."
Risa cuma diem, tangannya sibuk muter-muter kaleng soda yang masih ada isinya. Masih kepikiran yang dilakuin sama Sae. Soalnya tetiba kepikiran Neru, bahkan saat tangan dia mulai nakal malam itu, justru mantannya yang tetiba muncul di otaknya.
Akanen berdecak. "Parah si lo berdua. Salut lah aing."
"Lo sekali-kali lah lupain Yuuka. Heran gue padahal lo yang di putusin tapi masih aja ngarepnya sampe sekarang."
"Eh jaga ya mulut lo Mon. Mikir! Lo juga!"
"Ppfftt.. Yuuka sampe kapan pun gak bakal ngelirik lo lagi." Ledeknya.
Akanen sebenernya mau marah, tapi keinget kata-kata Shiho terus. Mungkin ini yang temennya itu maksud. Mereka berdua gak bakalan bener kalo dibiarin.
Alter ego mereka kali ya karena patah hati.
"Abis dari pangandaran kita langsung pulang aja nih?" Tanya Manaka.
"Emang mau kemana lagi?" Risa menyahut.
"Tau gak? Gue sebenernya bawa paspor sama visa kesini tuh."
Risa langsung noleh ke Manaka, senyumannya langsung tersungging. "Gue juga. Singapura atau Thailand yuh."
"Heh!" Seru Akanen. "Jangan macem-macem."
"Mumpung libur nen. Sesekali elah." Timpal Risa. "Harusnya besok gue ke London sama Watanabe clan yang lain, tapi malah kejebak disini."
Kemudian obrolan ini menjadi sebuah gesekan.
"Ya terus kenapa lo mau-mau aja liburan kesini?!" Akanen mulai enggak bisa ngontrol ketidaksukaannya pada sikap Monarisa yang terlalu dibawa santai seolah apa yang mereka lakukan takkan berdampak.
Penyesalan mulai merundunginya setelah tau betapa berbahaya sifat asli Risa dan Manaka jika diluar kontrol.
Shiho benar.
Akanen jadi takut mereka berdua benar-benar diluar kendali. Ingatannya melayang pada pertengkaran mereka saat futsal waktu itu.
Kemudian ucapan Ozeki menghantam otaknya.
'Mereka berdua itu emang udah seharusnya punya pawang nen alias punya pacar jadi bisa ketahan. Risa sama Mona kalo terlalu deket bisa bahaya. Aneh-aneh. Tapi kalo musuhan bakalan lebih parah.'
"Patah hati boleh ya lo berdua, tapi otak dipake." lanjut Akanen lagi. "Kita sepakat ya disini liburan, bukan nyari hiburan gak bener sampe segala one night stand. Lo pikir yang begitu bagus?"
"Jangan sok suci nen." Timpal Manaka pake nada dingin. Matanya sama sekali enggak natap Akanen, malah memperhatikan gurat oranye di kejauhan.
"Gue cuma ngingetin." Nada Akanen mulai melunak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.2] HOLIDAY!
Fanfictionkisah spiritual Akanen, Manaka dan Risa di Pangandaran